dua puluh empat

3.7K 680 101
                                    




"Kenapa cewek suka banget bawa parfum sama babylipss kemana-mana?" tanya Alvaro waktu dia bongkar-bongkar tas sekolah gue.

Gue noleh. "Itu emang wajib kali."

"Iya, gue tau. Maksud gue, kenapa harus?"

"Pokoknya wajib," jawab gue, tangan gue langsung menyambar dua barang tersebut dari tangannya. Trus gue tersenyum jahil sambil ngeliatin dia, gue semprotin parfum gue ke dia sebanyak-banyaknya. Gue tau dia pasti ga bakalan suka harumnya, soalnya harum jeruk.

"Vril, astaga," katanya, Alvaro batuk sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Setelah selesai batuk, dia nyium baju seragamnya yang gue semprotin parfum gue. "Enak anjir harumnya."

Lah gue kira dia bakalan ga suka, soalnya ini, kan, parfum cewek.

"Eh gue mau cobain pake babylips dong, pakein dong, Vril."

Gue ketawa-ketawa habis denger omongannya, dia juga ketawa. Gue ambil babylips gue trus gue polesin di bibirnya sambil ketawa, gue ga bisa berenti ketawa.

"Yang bener," Alvaro ngomong, udah niru gaya bencong bicara.

"Udah selesai."

"Ga enak anjir, bibir gue berat. Kenapa lo suka pake ini?" tapi seketika dia ngejilat bibirnya. "Tapi rasanya enak, permen karet."

Gue ga bisa berenti ketawa karna mukanya bener-bener kayak ga punya dosa, mana gue pakein babylips-nya ga rapi. HAHAHAHA.

"Vril, sini selfie dulu sama gue." Alvaro majang hp-nya terus cari posisi yang bagus, aka cari cahaya ilahi.

Gue foto sama dia dengan gaya yang bener-bener abnormal, waktu pertama foto bibir gue monyong trus mata gue ketutup begitupun Alvaro, di foto kedua Alvaro ngedeketin mukanya di deket gue dan matanya melotot sedangkan muka gue datar, di foto ketiga dia cubit pipi gue, di foto keempat gue malah coret-coretin babylips gue di mukanya sampai mukanya merah-merah.

"Yah anjing," Alvaro mengumpat. "Tisu mana tisu?"

"Gue ada kok," kata gue sambil obrak-abrik tas sekolah gue. Setelah gue ketemu, gue langsung bersihin pelan-pelan di mukanya. Bersihinnya harus pake hati cyiin.

Tapi setelahnya dia ngerampas tisu itu dari gue. "Kelamaan lo bersihinnya," setelah berkata begitu, dia langsung bersihin mukanya dengan cepat.

"Omong-omong, kita mau tetep ada di parkiran terus?"

"Eh engga, engga. Lo sekarang mau ke mana?"

"Terserah aja sih gue, gue ngikut aja."

"Vril muka lo pucet banget sumpah, ngeri gue ngeliatnya," kata Alvaro sambil bergidik liat muka gue, lah emang segitu pucetnya ya? Dan di luar ekspetasi gue, telapak tangannya bergerak buat megang dahi gue. "Badan lo panas banget, Vril. Mau gue anterin ke dokter ga?"

"Engga lah, ga usah. Anterin pulang aja," jawab gue. Lagian gue cuma demam biasa doang, paling minum obat bakalan sembuh besok paginya.

***

Kadang gue sering banget ngekhayal kalo suatu saat gue ketemu sama 1D, gue dateng ke konser mereka gitu. Trus tiba-tiba pas di toilet, gue ketemu sama salah satu dari mereka. Ga tau kenapa anjir. Ini khayalan dari jaman carrot sampai sekarang masih membabi buta.

Omong-omong gue kangen banget sama Pauline, udah sebulan lebih gue ga pernah berinteraksi sama dia. Biasanya, dia yang selalu kasih gue motivasi di saat gue sedih. Gue ga tau, tapi menurut gue internet friends lebih baik daripada real friends. Jujur, Pauline selalu bisa gue nyaman walaupun hitungannya dia cuma sebatas layar buat gue, bukan orang nyata dalam bentuk tiga dimensi.

Gue juga ga kebayang kalo suatu saat gue bakalan ketemu sama dia, kira-kira apa ya yang bakalan gue sama dia lakuin? Peluk satu sama lain dengan erat sampai kekurangan oksigen? Atau nampar satu sama lain sampai pipi kita merah untuk membuktikan bahwa kita beneran ga mimpi?

Dengaan berani, gue mencoba untuk ngirimin dia WA. Gue ga tau dia masih nyimpen kontak gue apa engga... tapi semoga bisa.

Me: hi paul not walker

Me: so how's life

Me: i'm so sorry for being so childish... i know that i shouldn't say those things

Me: i don't know if you're going to read this message or no, i don't know where are you now, maybe you're in school right now dan didn't bring your phone to school?? I don't know, but you always did those things, i remember. I've missed you so much, Paula. I know i was being so selfish that moment, i was trying to be nice to everyone, and i know i've been so overthinking so you're sick and tired of me. But, thank you so much for being so understanable whenever i have problems and giving some good advices, i really miss you. the old us, i mean. I don't want to lose you as my best friend ever in the world just because our fought last month. I have a lot of things to tell you, really

Me: it has been 1 month since we fought, and i can't forget how our argue got us turn into a fought. Maybe both of us were being so childish and selfish, didn't respect each other's opinion like we used to do. I know i was the one who didn't give a fuck about your advice and said it was a very useless advice ever, but seriousy though i didn't mean to. You know, when i was angry, words from my mouth couldn't be controlled, wish you knew that

Gue ga tau dia bakalan bales WA gue atau engga, gue nyerah. Jujur gue kangen banget sama dia, gue kangen sama opininya yang bener-bener terbuka.

Kalau gue udah baikan sama dia, gue bakalan cerita semuanya ke dia. Gue bakalan cerita tentang gue di undang ke The London Session lewat e-mail.

Btw, gue ga sabar buat nunggu tanggal 7 November. Rasanya udah kayak mimpi gue bakalan ketemu sama mereka dalam kurung waktu dua bulan.

It's fucking 2 more months and I'm going to fucking meet hem.

***

Eh maaf bgt loh nauhfuehfia ini jd tentang ceritanya avril sama alvaro:"") tp sebenernya engga kok. Gue udah nulis plot sampai chapter 37 aka ending (tp gue gabisa pastiin cerita ini bakalan sampe berapa chapter, mungkin bisa 40 lebih but let's just see hehe). Sebentaar lg juga mau deketin konflik. Hehehe tunggu aja deh pokoknya

anywaay gue ngepost larry ff judulnya 'christmas eve' baca yhaa!!11!!1

[1] fangirl ;; ltTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang