Hai, aku Nadia. Kalau kalian baca yang sebelumnya, pasti kalian mengenaliku. Kalian pasti sudah tau kan, bagaimana kisah cinta orang tuaku. Bagiku, cinta mereka itu indah, tapi kuno. Bukan maksud nggak menghargai sih, cinta mereka itu cinta klasik anak SMA biasa.
Beda dengan aku, aku jujur saja belum naksir siapapun sejak masuk di SMA ini. Yang ku bilang pada mamah kemarin itu hanya bercanda, aku hanya ingin nyindir mamah saja. Soalnya, semalam aku habis telponan sama papa dan diceritain kisah-kasih disekolah mereka berdua. Coba ya, mamah jadi nikah sama Om Julian, hahaha tapi nanti aku tidak ada jadinya.
Ngomong-ngomong soal SMA, aku sekolah di SMA yang berbeda dengan kedua orang tuaku, kata mamah, biar nggak ngulangin kejadian dulu. Sakit, katanya.
Jadi, aku sekolah di SMA lain didaerah Bandung juga. Kemarin baru selesai MOS. Nggak seru. Aku nggak suka anak OSISnya. Sok senior. Nyebelin. Aku juga nggak akan gabung OSIS, ngapain coba? Mending ikut band. Lagipula, aku kan hobby nyanyi. Beda ya, sama mamah? Kata mamah, dulu beliau suka banget ikut-ikut organisasi, aku sih ogah, sekolah mah sekolah aja, mikirin tugas dari guru aja kepala udah mau meledak, apalagi tugas intra-intra begituan?
Oh iya, di SMA ini aku baru punya sedikit teman. Ada salah satu teman yang beda dari yang lain, dia keturunan luar negeri. Swedia kalau nggak salah. Dia satu kelas dengan aku. Namanya Kevin. Dia sama kayak aku, nggak suka organisasi, kami lebih suka jajan dikantin. Hahaha.
Kevin orangnya baik banget. Kenapa, karena dia hobbi sekali nraktir aku kopi. Kadang aku juga kasihan sama Kevin, dia tinggal sendirian di Indonesia, ayahnya tinggal di Swedia karena harus ngurus kerjaan, dan ibunya sudah nggak ada sejak dia usia 8 tahun.
Tapi kami baru kenal sekitar semingguan ini, cuman ya itu, dia baik banget. Easy going lah. Walaupun dia nggak begitu bisa bahasa Indonesia.
Yang jadi pertanyaanku, kenapa dia harus sekolah di Bandung? Apa di Swedia nggak ada sekolah yang bagus? Sampai pada akhirnya aku terkejut dengan alasan Kevin..
***