Aku langsung lemas saat Om Julian menelponku dan mengatakan bahwa Kevin koma.
Rencananya, nanti malam aku akan kerumah sakit bersama mamah dan juga papa.
***
"Om Julian!" aku langsung berlari menuju Om Julian yang sedang menunggu didepan ruang dimana Kevin dirawat. Aku langsung memeluk Om Julian.
Mamah dan Papa sepertinya terperanjat melihat kedekatan kami.
"Kevin gimana Om?"
"Dia sedang ditangani dokter Nad, tapi dia sudah tidak ada harapan.. Like his mom.."
Saking seriusnya kami berbincang, aku sampai melupakan Mamah dan Papa yang ada di belakangku.
"Jul.."
Om Julian mendongakkan kepalanya. Menatap mata Mamah.
"Diana.."
"Kamu, apakabar?"
Canggung. Canggung sekali rasanya. Suasana dimana mantan sepasang kekasih yang hampir menikah kemudian bertemu kembali dengan kondisi yang berbeda.
"Aku, seperti yang kamu lihat.. Aku baik, anakku tidak.." terdengar sendu sekali suara om Julian.
"Oh iya, Ko.. Apa kabar?" Om Julian menyalami papaku. Dibalas jabat tangan serta senyuman dari Papa.
"Baik, yang tabah Jul.."
Tiba-tiba ponsel papa berdering.
"Sebentar.." papa ijin permisi untuk mengangkat telepon. Dan selang beberapa menit Papa pamit untuk pulang duluan dan harus langsung terbang ke Batam karena ada pertemuan mendadak, kunci mobil diserahkan pada Mamah dan Papa pulang dengan taksi.
***
Diruangan ini, tinggal aku, Mamah dan Om Julian. Hening sekali.
"Jul, I want to tell you something.." kata Mamah kemudian.
Aku rasa aku harus menyingkir dulu. Aku memilih untuk ke kamar Kevin saja, karena dokter sudah keluar.
***
"Kevin.."
Ku lihat, Kevin begitu lemah. Ingatanku kembali pada saat pertama kali aku mengenalnya. Pertama kali aku tau siapa namanya. Hari-hari kami, ngopi, semua berjalan begitu cepat. Dan kini, Kevin sedang tak berdaya dihadapanku.
"Lu denger gue, kan Vin?"
"Kevin.. Lu cepet sembuh dong, gue kangen nih ngopi-ngopi sama lu.. Gue kangen tau nyinyirin kakak kelas yang songong-songong itu bareng lu.."
Aku memaksakan ketawa walaupun air mataku sudah merembes kemana-mana.
"Keviiiin, lu tidur mulu sih, kurus lagi, ayo.. Aku traktir makan.. Ayo Vin.."
Kevin tetap diam.
Aku menangis.
"Kevin.. Bangun.." suaraku mulai putus asa.
"Kevin, gue kangen sama lu vin, asal lu tau, lu itu yang pertama dihidup gue.."
"Kevin.. Gue suka sama lu Vin, gue sayang.." kataku kemudian.
Ku lihat, disudut mata Kevin ada sebuah air mata yang mengalir. Kevin mendengarku!
Kemudian masuk Mamah dengan mata sembab, seperti habis menangis. Kenapa Mamah? Apa yang dibicarakan Mamah dan Om Julian?
"Om Julian mana Mah?"
"Ayo kita pulang Nad, biar Kevin istirahat.."
"Tapi Mah.."
"Besok kamu kesini lagi.."
Aku menurut pada Mamah. Saat keluar dari kamar, aku lihat Om Julian disana. Ku peluk lagi Om Julian dengan erat seolah-olah aku sedang memeluk Kevin.
"Om, Nadia pulang yah, besok pulang sekolah Nadia kesini lagi.."
***
Di dalam mobil begitu hening. Hanya terdengar dentuman air hujan yang mengenai atap-atap mobil. Dalam keheningan itu, baru aku sadar,
Bahwa mamah sedang menangis..
***