Rahasia Mama

1K 33 0
                                    

Setelah Kevin pamitan pulang, aku merasa ada yang aneh dengan mamah. Beliau terus saja diam, seperti mengingat sesuatu.

"Kenapa sih Mah, ada yang salah sama Kevin?" tanyaku kemudian.

"Kayaknya mamah pernah liat dia, tapi dimana ya?"

"Masa sih Mah, dia kan baru pindah ke Indonesia.."

"Emangnya, dia asli mana?"

"Swedia."

Tapi aku nggak mikir panjang sih, cuman aku ngerasa ada yang mama sembunyiin dari aku.

***

Kalau dipikir-pikir, kisahku di SMA memang bertolak belakang dengan Mamah. (Iya. Bilang Iya!). Karena, nggak ada tuh, cerita kisah-kasih yang seperti yang dilalui mamah dan papa dulu. Aku dengan Kevin? Kayaknya diantara kami tidak akan ada apa-apa. Kami hanya sahabatan.

Pasti, kalian punya kan, teman yang sedekat apapun dengan kalian, dia nggak akan pernah jadi pacar kita.

Aku nggak memungkiri sih, secara fisik Kevin kelewat ganteng. Lah, apaan sih aku ini. Maksudku ya, aku masih normal. Tapi, untuk sekarang nggak dulu deh. Karena aku nggak jadiin pacaran sebagai alasan aku bahagia diwaktu muda.

***

"Apa mungkin itu anaknya Julian ya, Pah?"

Aku mendengar suara Mamah sedang ngobrol dengan Papa suatu malam lewat telepon.

Siapa ya, yang dimaksud mamah? Masa, aku? Atau jangan-jangan, aku bukan anak kandung mamah? Duh, kayaknya aku kebanyakan nonton sinetron Indonesia deh. Nggak mungkin banget.

"Iya kali Pa, mungkin kebetulan aja mereka mirip.."

Siapa lagi sih yang mirip? Julian siapa sih yang dimaksud mamah? Masa om Jul mantan mamah itu? Masa mamah tega banget ngomongin mantan didepan papa. Hahaha. Udah ah, aku nggak mau ikut campur urusan mereka.

Sebenernya aku masih penasaran sih. Tapi lama kelamaan hilang juga.

***

Hari ini ada ulangan TIK, sial banget laptopku rusak. Mau nggak mau aku pinjam notebook milik mamah. Oh iya, Kevin sakit. Sudah tiga hari ini dia nggak berangkat sekolah. Katanya sih, sakit biasa. Aku pengen nengok, tapi nggak boleh. Katanya: "Mending kamu jaga diri aja biar nggak sakit..". Bahkan kondisi seperti itupun, dia masih bisa mengkhawatirkan orang lain. Yasudah aku juga nggak mau maksa dia. Takut nggak nyaman.

***

Saat aku asik main notebook mamah, aku iseng aja buka email mamah. Siapa tau aja, ada chattingan mamah sama papa jaman dulu. Hihi. Pasti lucu pacaran mereka dulu. Kata mamah, email beliau ini, sudah sejak SMP belum ganti dan selalu diperbarui setiap dua tahun sekali. Hebat yaaaa. Nggak kayak aku, baru bikin email aja udah lupa passwordnya, akhirnya bikin lagi. Dan itu, terulang. Akhirnya, aku punya banyak sekali email, tanpa password. Hahaha.

Saat aku scroll kotak masuk email mamah, ada salah satu email sekitar 12 tahun yang lalu. Berarti, aku masih usia 4 atau 5 tahunan ya kira-kira.

Dan aku terkejut, ternyata selama ini mamah..

***

Dulu Kita Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang