Nadia: Tentang Jodoh

1.2K 43 4
                                    

Lima tahun berlalu sejak kepergian Papa dan Kevin. Dan, sekarang aku sedang menginjak semester 2 di UI. Jadi, aku ngekos di Jakarta. Dan sampai saat ini aku belum bisa menjatuhkan hatiku pada siapapun. Perasaanku yang begitu mendalam pada Kevin membuat belum ada pria yang mampu mengganti posisinya dihatiku. Biarkan saja, aku tidak keberatan jika harus seperti ini selamanya. Aku lebih baik menunggu sampai waktunya tiba, dimana aku dan Kevin akan bersama dalam keabadian.

Kevin, bagiku.
Bagiku, dia adalah potongan-potongan yang memenuhi hatiku yang sedang kosong.
Bagiku, dia satu-satunya orang yang mampu membuatku bergetar tanpa sadar.
Bagiku, Kevin adalah orang yang pertama kali mengajariku menerima dan kehilangan.

Besok adalah peringatan 5 tahun kepergian Kevin.

Lagi-lagi waktu selalu menjebak. Rasanya baru kemarin aku mengenalnya saat MOS.. Ah Kevin, kenapa rindu ini tak kunjung bermuara?

Kata orang, jika rindu, jangan hanya mengatakan kalimat sendu, tapi bertemu.

Kevin, temui aku dalam mimpi, sekali saja. Karena selama 5 tahun ini, belum pernah Kevin mendatangiku melalui mimpi. Apakah dia tidak rindu padaku? Atau disana dia sudah bertemu bidadari-bidadari baru?

Ah, rindu memang selalu menimbulkan candu. Tapi, bagaimana jika rindu pada seseorang yang tak ada kemungkinan lagi untuk bertemu? Hanya aku, dan Tuhan yang tahu. Dan mungkin kamu, yang juga mengalami nasib sepertiku.

***

Besoknya, aku pulang ke Bandung untuk ke makam Kevin. Dan juga ada nikahan Stella, anaknya Om David. Kalian masih ingat tentunya pada Om David, yakan?

"Assalamualaikum.." ucapku saat sudah sampai di depan pintu rumah.

"Waalaikumsalam.." disambut Mamah sambil memegang sebuah sapu ditangannya. Rupanya beliau sedang bersih-bersih rumah.

"Ayah mana Mah?"

"Lagi keluar sebentar beli apa gatau deh.."

Ayah? Siapa yang aku maksud Ayah? Kalian pasti juga sudah paham kan. Iya, jadi sekitar hampir tiga tahunan yang lalu Mamah menikah dengan seseorang yang sangat berjasa dalam hidupku. Om Julian.

Jujur, awalnya aku agak keberatan. Bukan karena dulu Om Julian dan Mamah memang punya hubungan, tapi tetap saja, aku tidak rela ada yang menggantikan posisi Papa. Bahkan aku sempat tidak mau berbicara dengan Om Julian selama beberapa bulan setelah Om Julian mengutarakan niatnya itu.

Tapi, memang dasarnya aku sudah terlanjur sayang sama Om Julian dan aku sering membaca email Om Julian dulu saat ditinggal Mamah, aku merasa Om Julian memang pantas mendapatkan kebahagiaan

Seperti yang selalu, selalu dan selalu om Julian katakan:

"Karena ada harga yang harus dibayar untuk setiap perbuatan."

Dan mungkin ini harga yang pantas akan perjuangan Om Julian ke Mamah, dan bahkan ke Papa, juga kepadaku.

Setidaknya aku mewujudkan harapan Om Julian setelah kehilangan dua harapannya.

Tak berapa lama Om Julian maksudku, ayahku, datang.

"Ayaaah, dari mana?"

Aku langsung menghampiri Ayahku sambil memeluknya. Dibalas dengan pelukan hangat khas Om Julian.

"Beli bunga.." kata Om Julian.

"Buat Kevin?"

Om Julian mengangguk. Mamah meninggalkan kami di teras rumah. Katanya, mau masak dulu. Oke nggakpapa. Jadi, diteras, duduklah aku dengan Om Julian, yang naik pangkat jadi ayahku.

Memiliki ayah seperti Om Julian tidak seburuk ayah tiri yang sering aku bayangkan. Bahkan, Om Julian begitu sayang pada kami. Aku merasa cukup sekali dengan kehadiran Om Julian dikeluarga kami. Walaupun sesekali aku juga rindu pada Papa.

"Kenapa sih Yah, akhirnya, Ayah mau nikah lagi setelah banyak kehilangan? Sama Mamah lagi.." tanyaku pada Om Julian.

"Retoris nih.."

"Bukan, aku nggak tau jawabannya serius.." aku mengacungkan dua jariku tanda aku benar-benar tidak tau.

"Kenapa akhirnya Ayah nikah sama Mamah kamu? Karena jodoh.."

"Tapi kata ayah, kalian hanya berjodoh dimasa lalu, tapi tidak dimasa depan.."

Om Julian terdiam.

"Kok kamu tau kata-kata itu?"

Ups. Aku keceplosan. Aku pernah baca kutipan kata itu disalah satu email Om Julian.

"Hehehe sorry Yah, jadi dulu pas SMA aku sering baca-baca email Mamah sama Ayah.."

"Wah.. Nggak sopan nih.."

"Bukan gitu Yah, kalau aku nggak baca email itu, aku nggak bakal tau kalau Ayah itu, Ayahnya Kevin dan Pacarnya Mamah.. Dimasa lalu.."

Om Julian menarik nafas nya dalam.

"Jadi, ya gitu jodoh, nggak ada yang tau Nad, tapi, saat pertama Ayah lihat Mamah kamu, Ayah yakin kalau kita berjodoh, cuman modal yakin aja.."

"Terus?"

"Tapi, seiring berjalannya waktu, ternyata sebelum ada ayah, Mamahmu sudah yakin pada seseorang untuk menjadi jodohnya, dan itu bukan Ayah, itu Papamu. Koko."

Aku mencoba memahami kalimat yang diujarkan oleh Om Julian.

"Ya jadi, saat itu, ayah dan mamah hanya jodoh dimasa lalu, karena dimasa berikutnya, mamah kamu berjodoh dengan papamu, dan sekarang, karena ayah dulu modal yakin, dipertemukan kembali deh dengan Mamahmu, jadi, ini yang namanya jodoh, dan semoga ini yang terakhir.."

"Amiiiin.." kataku.

"Ya jadi gitu, cinta tanpa keyakinan kan omong kosong."

"Tapi Yah, gimana kalau kita yakin sama orang yang sudah nggak ada?"

"Kamu masih suka mikirin Kevin, yah?"

"Ya gitu deh Yah.."

"Life must goes on, darl.."

"Aku tau, tapi nggak bisa, aku nggak bisa kalau bukan Kevin.."

"Bukan nggak bisa, belum bisa."

"Dulu Ayah juga kok, setelah kehilangan Diana, mamah kamu, Ayah pikir nggak akan jatuh cinta lagi, karena rasanya sakitnya duh, nggak karuan deh. Tapi kenyataannya, ayah jatuh cinta sama Bundanya Kevin. Dan datanglah Kevin yang membuat ayah semakin sayang pada istri ayah yang dulu, walaupun tidak lama setelah itu, keduanya pergi.." lanjut Om Julian. Nada bicaranya mendadak melemah. Aku tau Om Julian sedang mengingat sesuatu.

"Jodoh itu tidak ada yang tau Nad, dia bisa aja disuatu tempat yang kita belum pernah datangin sebelumnya, atau ditempat yang begitu dekat dengan kamu, jodoh itu rahasia Tuhan, intinya ya cuma yakin aja, kalau kamu yakin ada seseorang yang akan menjadi jodohmu, pasti Tuhan bakal memudahkan kok.." lanjut Om Julian kemudian.

Aku menghela nafas.

"Terus aku harus gimana Om?"

"Move On."

END

Dulu Kita Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang