"Kamu, anaknya Diana?" Om Julian memastikan.
"Iya Om.."
"Apa, sebelum ada Kevin, kamu kenal sama Om?"
"Aku hanya pernah dengar nama Om saja dari papa.."
"Koko?"
"Iyaaa om.."
Kulihat Om Julian mengaduk kopi arang yang dia pesan. Mirip dengan Kevin. Sangat mirip. Membuat aku rindu padanya.
"Om?"
Om Julian masih saja diam. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Apakah Om Julian mengenang semua kisah-kasihnya dengan Mamah dulu?
"Om Jul!" aku agak berteriak. Om Julian agak terkejut.
"Iya kenapa Di?"
"Di? Om aku Nadia.."
"Sorry, sorry.."
Benar kan, pasti Om Julian langsung mikirin mamah. Aku jadi kasihan. Ku usap punggung Om Julian. Karena memeluknya kurasa itu tindakan berlebihan, yaiyalah. Aku nggak mau dituduh sebagai penyuka Om-Om, walaupun Om Julian ini cakep bener.
"Om inget Mamah ya?"
Om Julian hanya senyum.
"Ke rumah yuk Nad, kamu nggak kangen sama Kevin?"
"Kangen banget Om.."
***
Sesampainya dirumah Kevin, aku langsung ke kamarnya. Rupanya, selang-selang yang ada ditubuhnya sudah dicopot. Berarti dia sudah baikan. Mungkin.
"Keviiiiin! Kangen banget gue sama lu.." aku langsung meluk Kevin. Dibalas senyum aja.
"Kamu, kangen aku?"
"Iya, kangen ditraktir.."
Kevin terkekeh pelan. Aku menarik tangannya.
"Vin, cepet sembuh dong.. Biar kita bisa jalan lagi.. Lu gak kasian sama gue yang jalannya sekarang sama bokap lu mulu.." ujarku sambil melirik om Julian yang ada disampingku.
Om Julian ketawa sambil mengusap kepalaku. Kevin juga ketawa. Rasanya aku kayak lagi sama orang kembar. Habis mirip banget mereka.
"Kalian mau jalan-jalan?"
Wah, om Jul kok malah nawarin. Mau sih, tapi Kevin kan..
"Mau yah, aku bosan dirumah.." kata Kevin.
"Jalan-jalan aja ditaman komplek sini, sebentar ayah ambilin kursi roda.."
"Lu beneran gapapa Vin?"
"Nggakpapa kok Nad, serius.."
***
Aku mendorong kursi roda yang diduduki Kevin sambil cerita-cerita. Aku nggak cerita tentang mamahku dan ayahnya.
Kami berhenti di taman kompleks. Aku memapah Kevin untuk duduk dikursi taman.
"Sandaran aja gapapa Vin.."
Kusuruh Kevin untuk bersandar dipundakku. Aku tau sebenarnya posisinya nggak enak banget karena aku jelas lebih pendek dari Kevin. Tapi dia tetap melakukannya.
"Vin, gue boleh ngomong nggak sama lu?"
"Hm.."
"Jadi, Vin, gue tuh belum pernah ya yang namanya sedeket ini, sama cowok, baru sama lu ini Vin, serius, kayaknya gue naksir lu deh hahaha.."
Kevin diam.
"Sorry Vin, gue bercanda.."
Kevin masih diam.
"Vin?"
Aku menoleh.
Astaga!
Ternyata Kevin pingsan dengan mimisan dihidungnya. Aku segera menelpon om Julian.
***
"Apa Om? Kevin koma?"
***