Aku bingung dengan apa yang terjadi pada Mamah. Besoknya, setelah kami pulang dari rumah sakit, mamah jadi pemurung dan pendiam. Saat ku tanya kenapa, selalu diam. Dan pada saat ku tanyakan pada Om Julian, dia juga diam.
Ada apa antara Mamah dan Om Julian?
Apa mereka bertengkar? Atau apa?
***
Setiap pulang sekolah aku selalu menjenguk Kevin. Tapi dia belum juga sadar dari koma-nya. Sedih rasanya.
"Vin, tadi ulangan kimia gue kebingungan banget deh.." kataku sambil mengusap rambut Kevin.
"Biasanya kan ada lu yang bantuin gue.."
"Vin, sampai kapan sih lu kayak gini terus.."
Aku menangis.
"Nadia.."
Kevin?
Terdengar suara Kevin yang sangat lemah memanggil gue. Kevin sadar!
"Vin? Lu sadar?"
Aku segera memanggil dokter.
***
Setelah ditangani, aku kembali ke ruangan Kevin, disana juga udah ada Om Julian. Ku lihat Om Julian begitu bahagia melihat Kevin tersadar dari koma nya.
"Maaf ya Yah, Kevin pergi belum pamitan.."
Om Julian menatapku. Tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Kevin.
"Om, saya boleh bicara dengan Kevin, berdua?"
Om Julian mengangguk dan pergi meninggalkan kami berdua.
"Kevin.."
"Iya, Nad.."
"Jadi, aku mau bilang, kalau aku sayang sama kamu Vin.."
"Tumben pakai aku-kamu.."
Kevin tertawa disela rasa sakitnya. Aku bisa merasakan itu.
"Aku serius Vin.."
"Aku juga serius Nad, aku sayang kamu sejak pertama aku lihat kamu."
"Kenapa kamu nggak bilang?"
"Karena aku sadar, aku nggak bakal bisa nemenin kamu selamanya Nad, aku sakit.. Maka dari itu aku nggak berani untuk nyatain itu semua.."
Aku terdiam. Kevin juga.
"Aku nggak peduli Vin, aku nggak peduli walaupun kamu sakit atau apapun.."
Tanpa aku sadari, air mataku sudah meleber kemana-mana.
"Jangan nangis.." kata Kevin sambil mengusap air mataku dengan tangannya yang dipenuhi jarum dan selang-selang infus.
Aku tetap menangis. Kevin meraih kepalaku dan meletakannya didadanya. Dia mengusap rambutku. Justru aku semakin ingin menangis.
"Nadia, kamu yang pertama.."
"Kamu juga, Kevin.."
Ku dongakkan kepalaku. Dengan ragu, aku mencium Kevin. Ini adalah pertama kali aku melakukannya. Ku cium Kevin dengan lembut. Terasa hangat hembusan nafas diantara kami. Begitu lama hingga aku baru sadar, tidak ada lagi suara nafas dari Kevin. Dan aku mengerti, itu adalah ciuman pertama dan terakhir bagi kami.
"OM JULIAN!!!!!!!!!"
***