Kring.. kring...
Terdengar suara alarm yang membangunkan Rana dari mimpi indah nya. Saat hendak mematikan alarm yang sangat berisik matanya langsung terbelalak melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.40 yang membuat nya ngucek-ucek matanya yang dikiranya masih kabur
Setelah tersadar, memang jam itu tak salah Rana langsung bangkit dari kasur yang sebelum nya terasa ada gaya gravitasi yang sangat kuat sehingga membuat Rana tak bisa bangkit dari ranjang nya. Didapatnya keadaan sangat terburu-buru untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah
RANA AYO BERANGKAT!!! Teriak ayah dengan suara khas yang berat dengan nada sedikit keras karena jarak Rana dan ayah lumayan jauh. Rana masih ada di dalam kamar nya di lantai dua dan ayah berada di ruang makan yang memang posisi nya di lantai paling bawah.
"Iya ayah sebentar" jawab Rana berjalan turun dari tangga sambil memasang sepatu nya.
"Makanya kalo bangun tuh jangan siang-siang mulu" tegur ayah
Rana hanya diam sambil mengunyah potongan sandwich yang ia makan setiap hari dan sudah menjadi breakfast favorite Rana.
Rana pun masuk ke dalam mobil bersama ayah yang mengantarkan Rana ke sekolah dan di lanjut pergi ke kantor.
***
Berbeda dengan Rani. Ia hidup di panti asuhan. Rani lebih mandiri daripada Rana. Pukul 06.15 ia sudah siap untuk pergi ke sekolah.
"Ibu, Rani berangkat sekolah dulu ya" ucap Rani sambil mencium tangan ibu asuh nya yaitu ibu Arin.
"Iya nak, jangan lupa antar Reno dulu ya ke sekolah"
"Iya bu"
Sambil menunggu Reno, salah satu adik asuh Rani. Karena kebetulan Rani adalah anak tertua di panti asuhan. Rani pun mengeluarkan sepeda nya dalam graksi.
"Reno ayo, nanti kakak terlambat" teriak Rani kepada Reno dari luar panti.
Tak lama kemudian, mereka pun berangkat dengan sebuah sepeda. Rani membonceng Reno dan mengantar nya ke SD dimana Reno sekolah.
Itulah kebiasaan si kembar setiap berangkat sekolah. Karena peristiwa 12 tahun yang lalu, mereka pun terpisah.
Rana tinggal bersama ayah nya dan pembantu setianya bi Ina serta satpam, tukang kebun dan supir. Mulai saat itu ayah menjadi ayah sekaligus ibu bagi Rana.
Dan Rani di tampung di panti asuhan. Tinggal bersama anak-anak lainnya yang hidup nya sebatang kara.
Mereka pun sekolah di tempat yang berbeda. Rana bersekolah di sekolah level atas yang rata-rata siswa nya adalah anak orang kaya. Sedangkan Rani bersekolah di sekolah biasa yang selalu memberi bantuan atas orang yang tidak mampu.
**
"Ayah, cepetan dong Rana udah telat banget nih" cemas Rana
"Iya, kamu jangan bikin konsentrasi ayah buyar nih"
Rana pun hanya diam menatap jam yang melingkar di tangan nya.
Sesampai di sekolah, terlihat gerbang yang sebentar lagi akan di tutup oleh satpam sekolah. Rana pun langsung membuka pintu mobil dan langsung berlari menuju gerbang sekolah.
"Anak itu, belum juga salim udah nyelonong aja" gumam ayah yang saat hendak menjulurkan tangan nya namun Rana langsung keluar dari mobil tanpa pamit.
"Pak pak! Bentar, jangan di tutup dulu" teriak Rana sambil berlari menghentikan pak satpam yang sedang menutup gerbang
"Ayo neng udah telat banget"
Rana pun langsung berlari sekencang mungkin seolah-olah sedang di kejar anjing liar super galak yang hendak menggigitnya. Saat Rana sedang berlari, seketika langkah kaki nya terhenti di depan kelas melihat pak Seno yang salah satu guru killer di sekolah sudah masuk dalam kelas. Dari luar kelas Rana berdiri sembari menengok keadaan kelas dari luar jendela. Rana adalah siswa yang baru satu minggu bersekolah di SMA Bina Jaya. Sebelum nya ia tinggal di luar kota karena ingin menghilangkan kesedihan yang melarut pada ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Heart
Teen FictionHati ini memang hanya satu. Hati ini berhasil kau dapatkan. Hati ini pula yang harus ku relakan dan ku beri untuk orang yang aku sayang. Menyakitkan itu saat hati dan pikiran tak sejalan, saling beradu mempertahankan apa yang telah di pegang teguh...