Di malam yang hening, sepi senyap, bintang dan bulan muncul di langit yang gelap tampak begitu indah. Rani yang sangat sibuk memindahkan pakaian yang tersusun rapih di lemari pada sebuah koper yang lumayan besar di bantu dengan ibu Arin. Rani mulai mengosongkan kamar yang selama dua belas tahun ia singgahi. Tampak raut senang bercampur sedih tergambarkan di muka ibu Arin.
"Nak, apa kamu yakin mau ninggalin panti asuhan ini?" Tanya bu Arin
"Bu, sekarang Rani udah nemuin keluarga Rani. Ibu jangan khawatir, Rani pasti bahagia disana. Rani bakal tinggal di rumah yang lebih besar bu" jelas Rani
"Ibu sayang kamu Rani. Ibu sudah anggap kamu anak ibu sendiri. Kalau kamu bahagia ibu juga bahagia." ujar ibu Arin sambil memeluk Rani dan mencium kening nya.
"Rani juga sayang ibu" balas Rani
"Yaudah bu, Rani mau tidur dulu ya bu." Sambung Rani sembari melepas pelukan nya dari bu Arin
Bu Arin hanya melempar senyuman manis sembari mengusap air mata yang memebasahi pipi.
***
Sesuai janji, hari ini Rana bersama ayah nya pergi ke panti asuhan untuk menjemput Rani. Hari ini izin sekolah, ia ingin menjemput saudara kembar nya yang sayang ia rindukan. Sesampai disana, sedikit basa-basi, mereka langsung membantu Rani untuk memasukkan barang-barang nya kedalam bagasi mobil. Rani begitu sangat gembira, begitu pula dengan Rana.
"Rani sudah siap?" Tanya ayah menegaskan
Rani hanya mengangguk. Dan ibu Arin menahan Rani sejenak.
"Nak, jangan sungkan-sungkan buat main ke sini. Pintu selalu ini terbuka lebar untuk mu Rani." Ucap ibu Arin dengan sedikit berat hati unyuk melepaskan putri angkat nya.
"Iya ibu."
Mereka saling berpelukan. Dan benar saja air mata ibu Arin tak dapat di bendung lagi dan terjatuh begitu saja sehingga membasahi kaos di bagian bahu Rani. Tak lama setelah itu, Rani bersama Rana dan ayah nya pergi menuju ke dalam mobil. Ibu Arin bersama anak panti lainnya ikut mengantar sampai mereka benar-benar pergi. Semuanya berdiri sambil melambaikan tangan nya melihat Rani yang pergi bersama keluarga nya. Bukan keluarga baru, melainkan keluarga lamanya.
"Daaaah kak Rani" teriak semua anak panti yang melihat nya.
***
"Eh Sal ko dari tadi gue ngga liat Rana ya? Lo tau Rana kemana?" Tanya Rian menghentikan Salsa bersama Vira dan Andin yang sedang berjalan hendak ke kantin.
"Dari surat sih, Rana hari ini izin." Jawab Salsa
"Izin kemana? Ko dia ngga bilang sama gue sih?"
"Emang harus dia bilang ke elo? Sekarang lo jadi guru piket yang harus tau keterangan siswa ngga masuk"
"Apaan sih lo bawaan nya marah mulu deh sama gue. Gue salah apa? Oh gue tau pasti gara-gara lo ngga gue respon?"
"Ih gr banger sih lo!" Jawab Salsa dengan pipi memerah.
Salsa bersama kedua teman nya pun tak memperdulikan Rian. Mereka melanjutkan melangkah menuju kantin.
'Rana kemana sih' batin Rian sambil mencoba menghubungi Rana, namun tak di jawab oleh Rana.
***
Usai merapihkan barang-barang Rani yang di pindahkan dari dalam koper, Rana hendak rebahan di atas kasur. Sedangkan Rani di taman dekat kolam renang yang pemandangan nya lumayan sejuk membuat pikiran tenang. Entah Rana sangat bahagia hari ini. Kebahagiaan yang dulu pernah hilang kini datang kembali. Terdengar suara getar ponsel dari dalam tas Rana. Ia pun langsung meraih ponsel nya 'Rian is calling...' ya, Rian menelfon nya entah ini telfon yang ke berapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Heart
Teen FictionHati ini memang hanya satu. Hati ini berhasil kau dapatkan. Hati ini pula yang harus ku relakan dan ku beri untuk orang yang aku sayang. Menyakitkan itu saat hati dan pikiran tak sejalan, saling beradu mempertahankan apa yang telah di pegang teguh...