10//First Love

58 5 0
                                    

Rana masih menatap Rian dan kak Tasya yang sedang menjadi pusat perhatian semua hadirin dengan fakesmile. Tak lama kemudian, Rian pun pergi menjauh dari kak Tasya.

"Hmm.. sorry guys, pianis yang bakal ngiringin acara dansa lagi ada halangan nih. Ada yang mau ngisi ngga?" Tanya kak Tasya pada semua hadirin memberi kesempatan untuk mengisi kekosongan di bangku pianis.

"Ran, lo bisa main piano kan? Udah, lo aja yang main." Suruh Vira sambil mendorong Rana

"Tapi---"

"Oh, Rana lo mau jadi pengiring?" Tanya kak Tasya.

Karena ragu, Rana pun menoleh kearah teman-teman nya. Dan mereka menyuruh nya untuk bermain piano. Rana pun mengangguk dan mulai melangkah mendekati piano yang berdiri seperti memanggil nya mengajak bermain. Dengan gerakan perlahan, Rana mulai duduk dan meletakkan tangan nya di atas tuts piano. Rana mulai menekan tuts piano dengan suara yang terdengar harmonis.

Seketika teringan bayangan ibu nya yang sedang bermain piano. Dengan muka sangat shock Rana memejamkan matanya. Rana bisa bermain piano karena dulu sering mendengat dan mengikuti almarhum ibu nya yang sangat jago bermain piano. Teringat di benak nya suara tawa bahagia anak kecil yang tak ayal adalah Rana dan kembaran nya Rani bersama ayah nya yang menari-nari mendengarkan ibu bermain piano dengan sangat indah. Bayangan itu benar-benar membuatnya sangat shock sehingga membuat Rana menghentikan permainan piano nya sebentar. Seketika semua orang menatap nya. Dengan badan gemetar, Rana pun melanjutkan permainan piano nya sampai selesai.

Prok prok prok

Terdengar riuhan tepuk tangan saat Rana selesai bermain piano. Ia pun pergi menjauhi piano tersebut dan berjalan mendekati teman-teman nya.

Untuk yang kedua kalinya, saat kaki Rian hendak beranjak mendekati Rana sudah dilihatnya Andra yang lebih dulu menghampiri Rana. Mereka sangat asyik mengobrol. Tampak wajah malu-malu sembari merasa sangat senang saat bersama Andra yang membuat Rian tak berani mendekati mereka. Rian pun pergi kearah kolam renang yang sudah dihias sedemikian cantik nya.

Di tepi kolam, Rian mengambil kalung dari dalam jas nya. Ia menatap dengan benar-benar jeli kalung itu. Itu adalah kalung Rana yang terjatuh saat mereka sedang makan setelah membeli buku ketika itu. Tiba-tiba kalung itu terjatuh kedalam kolam. Tanpa pikir panjang, Rian pun langsung melompat kedalam kolam renang untuk mencari kalung yang terjatuh itu. Saat Rian sempat meraih kalung itu, teringat oleh nya hal yang membuat nya sangat trauma dengan air kolam renang. Saat Rian memutuskan untuk langsung masuk menyelam ke dalam kolam renang, ia tak memikirkan trauma nya akan air kolam renang. Rian memang benar-benar trauma pada air kolam renang karena dulu ada hal yang membuat nya sangat shock saat sedang berenang dan membuat nya menjadi sangat trauma. Rian pun langsung melemas tak bisa berbuat apa-apa saat menyelam.

"Woy Daf! Rian tenggelam" teriak Riki

Spontan semua mata tertuju pada Riki dan semua orang kaget dibuatnya.

"Apa? Tenggelam?" Ucap Rana benar-benar kaget dan dengan spontan tampak muka cemas tergambarkan.

Semua orang berlari melihat kondisi Rian yang pada saat itu sudah terkapar lemas di tepi kolam dengan baju yang basah kuyup. Semua orang berdiri mengelilinginya. Rana langsung berlari untuk melihat keadaan Rian. Saat dilihat, memang benar Rian tergeletak di tepi kolam. Tanpa pikir panjang, Rana berlari mendekati Rian dan langsung menghampirinya. Rana memegang tangan Rian yang sudah memucat sembari mengecek denyut nadi nya dan setelah itu dia menempelkan kepalanya tepat di dada Rian untuk mengecek detak jantung nya. Dengan sekuat tenaga Rana mencoba menyelamatkan Rian. Muka yang sangat cemas di dapatinya. Rana menangis sejadi mungkin, sesekali ia menepuk pipi Rian namun Rian tak kunjung sadar.

One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang