34//Konflik

50 3 0
                                    

Saat bel masuk berbunyi, semua siswa masuk ke dalam kelas. Namun berbeda dengan Rian. Ia malah pergi keluar kelas menuju kantin belakang. Disana Rian menghabis kan waktu nya untuk menghisap rokok. Namun ada yang berbeda, seketika mata Rian terbelalak sangat terkejut melihat seorang gadis dengan Rambut di ikat satu yang baru saja melintas di hadapan nya.

"Rana" desis Rian sembari meyakinkan gadis tersebut adalah Rana

Benar saja setelah satu bulan Rana menghilang, kini ia kembali. Hal yang paling berharga dalam hidup Rian kini kembali. Kebahagiaan Rian datang lagi. Sebenarnya Rana pergi untuk kemotherapy, tapi Rian tak mengetahui nya. Namun kini Rana sudah berubah, Rana sangat dingin pada Rian bahkan Rana selalu menghindari Rian. Alasan Rana seperti ini sekarang bukan karena Rana sudah tak sayang pada Rian melainkan Rana selalu teringat dan terbayang akan perkataan Rani sebelum Rana kembali ke sekolah.

"Apa lo tau keadaan Rian sekarang? Lebih buruk dari sebelum elo jadian sama Rian. Dia terpuruk sekarang. Itu semua gara-gara elo. Elo yang udah hancurin hidup Rian. Gue mohon sama lo buat pergi dari kehidupan Rian. Biarin Rian bahagia tanpa elo. Kalo elo muncul lagi di kehidupan Rian dan akhirnya elo bakal ninggalin dia juga, mungkin lebih buruk lagi dari sekarang. Mungkin aja Rian bisa mati." Jelas Rani yang membuat Rana menghindari Rian. Perkataan inilah yang membuat Rana takut untuk dekat dengan Rian. Rana tidak mau membuat Rian tersiksa.

***

Sepulang sekolah Rana pergi ke toko bunga untuk membeli seikat bunga. Usai pergi ke toko bunga Rana melanjutkan perjalanan yang menjadi tujuan nya. Tempat yang lumayan jauh dan membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa sampai disana. Rana terus berjalan menuju salah satu makam dari ratusan makam yang ada di sana. Benar saja Rana pergi ke makam ibu nya. Sangat lama Rana tak mengunjungi makam ibu nya. Diletakkan nya bunga yang Rana bawa di atas kuburan dekat batu nisan.

"Bu, apa kabar? Maafin Rana ya, baru ngunjungin ibu sekarang. Rana sibuk banget bu. Ibu jangan marah ya. Bu, sebenernya Rana lagi banyak masalah. Rana mau cerita sama ibu, Rana mau ibu peluk Rana, Rana bener-bener rapuh bu." Kata Rana dengan deraian air mata yang membasahi pipi sembari mengelus batu nisan tersebut

"Ibu masih inget kan sama cowo yang pernah Rana kenalin sama ibu dan selalu Rana ceritain sama ibu? Sekarang dia tersiksa karena Rana bu. Rana gak tau harus gimana, Rana ada di posisi yang sulit bu. Rani bilang sama Rana kalo Rana itu perusak kebahagiaan Rani. Apa itu bener bu? Rani pikir Rana udah ambil semua kebahagiaan Rani, dan Rani punya satu permintaan sama Rana. Rani minta satu kebahagiaan nya. Dan kebahagiaan itu, kebahagiaan Rana juga bu. Rani minta Rana buat lepasin Rian, Rani minta Rana buat pergi dari kehidupan Rian. Rana udah coba buat jauhin Rian, tapi Rana gak bisa ibu, Rana tersiksa. Rana gak mau kehilangan Rian dan Rana juga gak mau kehilangan Rani. Rana gak mau kecewain Rian dan Rana juga gak mau di benci Rani. Rana harus gimana bu? Rana bingung" sambung Rana sembari menangis di bawah hujan. Langit yang seakan-akan  mendengarkan curhatan Rana dan ikut bersedih. Air hujan yang menghapus butiran air mata Rana yang terus mengalir.

"Jadi, ini alasan elo jauhin gue?" Kata Rian yang sedang berdiri di belakang Rana sedari tadi. Benar saja, ternyata Rian mengikuti Rana.

Seketika tangisan itu terhenti, Rana pun langsung menoleh ke arah Rian.

"Rian? Lo ngapain disini? Elo gak boleh ada disini" ujar Rana

"Lo seharus nya gak usah ngelakuin ini. Itu cuma buat elo kesiksa kaya gini."

"Terus apa yang harus gue lakuin? Gue gak mau di benci sodara kembar gue. Gue sayang sama Rani"

"Dan apa elo gak sayang sama gue?"

Rana hanya diam membungkam tak berani angkat bicara dan tak bisa menjawab pertanyaan yang di lontarkan Rian.

"Elo gak bisa kaya gini terus Ran, elo gak bisa bohongin diri lo sendiri. Elo---"

One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang