11//Dissapointed

51 6 0
                                    

"Lo udah mendingan belum?"

Entah dengan tiba-tiba Rana memberanikan diri menekan tombol keyboard di ponsel nya dan bertanya keadaan Rian yang pasti bakal bikin Rana malu dan bikin Rian kegeeran dengan mengirimkan pesan. Rana sangat cemas akan keadaan Rian.

Ponsel Rana tiba-tiba berdering. 'Rian is calling...' dengan spontan Rana menekan tombol hijau.

"Lo gak usah cemas. Gue udah sembuh ko." Jelas Rian di sebrang sana.

Rana hanya diam membungkam sambil mendengarkan suara Rian.

"Thanks ya bubur nya." Suara Rian yang begitu lembut dan damai tak seperti biasanya.

"Hm?"

"L-lo udah makan buburnya?"

"Iya udah gue makan sampe bersih. Bubur nya enak ko. Kapan-kapan lo bawain bubur lagi ya buat gue."

"Itu.. bubur buatan---"

"Buatan lo kan? Bi Ina bilang tadi"

Rana hanya tersenyum saat mendengarkan perkataan Rian.

"Lo nungguin gue ya? Sorry ya gue tidur pules banget."

"Jadi lo udah mendingan sekarang?" Jawab Rana mengalihkan pembicaraan.

"Gue udah sembuh. Entar sore kita ketemu ya. Ada sesuatu yang mau gue kasih ke elo. Entar alamat nya gue kasih tau"

"Hmm.. yaudah"

"Yaudah lo belajar yang rajin sana. Jangan mikirin gue mulu. Lo jangan kesepian ya ngga ada gue."

"Apaan sih geer nya mulai deh. Yaudah gue tutup dulu ya telpon nya"

"Jangan lupa entar sore jam empat"

Rana hanya tersenyum sampai terdengar suara tut-tut-tut. Panggilan terputus.

RANA!!! Teriak Salsa dari kejauhan dan mulai mendekat.

"Ran, lo beneran jadian sama Rian?" Tanya nya tiba-tiba yang membuat Rana sedikit kurang nyaman dan sangat ragu untuk menjawab nya.

"Hmm.. i-i-iya"

"Tapi ko Rian dari tadi ngga keliatan ya? Gue juga hari ini belum denger amukan guru-guru ke Rian."

"R-Rian lagi sakit. Dia tidur di rumah gue semalem"

"Lo serius?"

Rana mengangguk ragu.

"Lo tau ngga, sekarang lo jadi trending topik di sekolah"

"Hah?!" Rana terkejut.

"Iya. Pj buat gue mana Na?"

"Pj apaan sih. Gue lagi gak punya duit."

"Pelit banget. Lo tau ngga Na, orang pelit itu kuburan nya sempit" ancam Salsa

"Lo pikir gue bocah bakal nurut aja sama Lo. Udah deh gue mau ke perpus"

Rana pun pergi meninggalkan Salsa menuju ke perpus. Sambil berjalan, Rana memikirkan pakaian yang akan ia pakai nanti sore. Rana ingin cepat-cepat pulang. Entah apa yang ia rasakan. Rasa rindu itu muncul tiba-tiba. Terasa hampa dalam keramaian saat tak ada Rian. Tak ada yang membuatnya salah tingkah, tak ada pula yang membuat kegaduhan setiap harinya. Mungkin menurut guru-guru ketika tak ada Rian adalah berkah yang melimpah dari kekesalan yang terus memuncak setiap hari melihat kelakuan Rian. Namun tidak bagi Rana. Untuk pertama kalinya ia merasa kesepian saat tak ada Rian.

***

Bel pulang pun terdengar, tanpa membuang waktu, Rana pergi meninggalkan kelas dan berlari di perjalanan menuju gerbang, Rana terus berlari sampai akhirnya Andra menghentikan langkah nya.

One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang