Seperti biasanya, Rana pergi ke sekolah pukul 06.05 karena Rana takut telat datang ke sekolah. Dia tak bisa mendengar omelan guru killer disekolah yang biasa tertuju pada Rian. Rana dan Rian memang sangat berbanding terbalik. Rana memang tidak suka di antar oleh pak Budi supir di rumah nya. Rana lebih suka berangkat sendiri menaiki taksi ataupun angkot kecuali kalau ada ayah nya saja Rana mau di antar pak Budi.
Ketika Rana membuka pintu gerbang nya, ia melihat Rian yang sedang menutup mata sembari mendengarkan musik dengan earphone yang menempel di telinga nya. Mungkin dia menghayati lagu yang sedang di dengarkan nya. Ia duduk di atas motor nya. Karena matanya yang terpejam, Rian tak melihat Rana yang lewat di depan nya tanpa suara. Rana mengabaikan Rian yang sepertinya sedang menunggu nya.
Tak lama kemudian, saat Rana mulai jauh kira-kira tiga meter, Rian membuka matanya.
"Loh, itu kan Rana?" Rian terkejut dan langsung menghampiri Rana yang sedang berjalan dengan gerakan lumayan cepat.
"Ran, berhenti"
Rana tak mendengarkan nya. Rana tetap berjalan dan tiba-tiba motornya berhenti di depan Rana dengan sengaja untuk menghalangi Rana berjalan.
"Lo gimana sih Ran, pergi gak bilang-bilang" protes Rian
"Ngapain gue kasih tau lo. Kan kita ngga janjian"
"Tapi kan gue udah nunggu lo dari subuh. Gue relain bangun pagi demi lo. Gue kedinginan naik motor subuh-subuh. Apa lo ga kasian sama gue?"
"Suruh sapa nungguin gue. Gue kan ngga minta"
"Ayo dong, berangkat bareng gue." Pinta nya dengan wajah memelas
"Gue naik angkot aja"
"Entar kalo macet gimana? Lo bisa telat"
"Apalagi kalo elo ketemu Tasya muka lo bakal babak belur" sambung Rian
Ancaman Rian membuat Rana tak bisa berbuat apa pun. Dalam hal paksa memaksa memang Rian sangat unggul. Dengan terpaksa, Rana pun berangkat bersama Rian. Benar saja terlihat kak Tasya sudah menunggu di depan gerbang. Ketika kak Tasya melihat Rian datang bersama Rana wajahnya memerah terdapat wajah kecemburuan dan kesal nya yang memuncak. Ibarat kata nih ya, udah kaya di film-film ada tanduk merah dan keliar asap dari kedua telinga kak Tasya.
"Lo liat reaksi Tasya tadi liat kita?" Ujar Rian renyah
"I-iya, gue liat"
"Gue jamin dia bakal skakmat. Kalo dia berani ngapa-ngapain elo, lo bilang aja sama gue"
"Apaan sih lo. Emang nya gue anak kecil pake wadulan gitu. Hmm, thanks ya tumpangan nya. Gue mau ke kelas."
"Kenapa ngga bareng aja?"
"Jangan! Entar pada ngira yang engga-engga. Gue duluan aja"
"Oke."
Tanpa Rana sadari, Rian mengikutinya dari belakang sampai benar-benar selamat sampai masuk kelas.
"Rian" suara bu Flora yang benar-benar mengejutkan. Rian menoleh ke arah bu Flora
"Ini beneran Rian?"
"Iya ibu. Ini Rian. Brian Andela murid kesayang ibu yang paling ganteng"
"Sebentar, ada yang salah. Yang bener itu murid ibu yang paling bandel sepanjang sejarah"
"Yaudah terserah ibu deh. Yang penting ibu bahagia."
"Ibu bahagia kalo kamu kaya gini terus"
"Tugas udah di kerjain?" Sambung bu Flora
KAMU SEDANG MEMBACA
One Heart
Teen FictionHati ini memang hanya satu. Hati ini berhasil kau dapatkan. Hati ini pula yang harus ku relakan dan ku beri untuk orang yang aku sayang. Menyakitkan itu saat hati dan pikiran tak sejalan, saling beradu mempertahankan apa yang telah di pegang teguh...