20//Penusuk Dalam Peluk?

44 3 0
                                    

Maaf kalo ceritanya bikin boring :') udah saya usahain biar seru tapi maaf ya kalo imajinasi emang kering atau mungkin gak bakat kali ya hehe

***

Dengan mata yang berbinar-binar penuh harap Rana menatap Rian dari atas di balkon kamar nya. Rasanya tak ingin Rian pergi. Berat melihat nya pergi walaupun besok masih bisa bertemu dengan nya bahkan dia yang datang nya selalu tiba-tiba. Sentak Rana terkejut saat Rani menyentuh bahu nya dari belakang sembari memanggil nya dengan nada lembut. Rana pun menoleh ke arah Rani yang berada di samping nya.

"Lo beruntung ya punya pacar secare Rian." Ujar Rani tiba-tiba yang membuat Rana tersenyum dengan tawa kecil.

"Dia itu kaya teka-teki silang. Susah di tebak. Walaupun kadang bisa di ganti kata lain yang pas buat ngisi kolom, tapi kalo gak sesuai, gak akan ada yang pas buat kata selanjutnya. Sama kaya dia, walaupun kadang gue berpaling ke orang lain, tapi gak ada yang bikin nyaman selain dia. Entah jurus apa yang bikin gue terpikat. Gue sekarang mulai kenal hati nya. Dan gue tau betul hati dia itu nggak sekriminal wajah nya. Dia itu berhasil bikin gue jatuh hati."

"Gue pengen deh punya cowo kaya dia." Ujar Rani

"Pasti lo bakal temuin orang yang bikin lo jatuh hati."

"Kaya nya ngga bisa deh"

"Kenapa engga?" Tanya Rana benar-benar heran di buatnya sembari menatap Rani drngan Raut muka terkejut.

"Hmm.. Na, gue boleh minta sesuatu ngga?" Tanya Rani mengalihkan pembicaraan

"Apapun yang lo minta, gue bakal kasih kalo emang itu yang bikin lo bahagia."

"Apa pun?"

"Iya apa pun."

"Jadi lo mau minta apa?" Sambung Rana.

RANA! RANI! Teriak ayah yang membuat mereka berpaling menoleh ke arah ayah nya.

"Kalian ngapain disana ayo masuk. Udara di luar gak bagus buat kesehatan." Teriak ayah menyuruh mereka untuk masuk kamar.

Mereka pun menuruti perintah ayah. Mereka masuk ke dalam kamar dan terlihat wajah keibuan dari ayah yang mulai tergambarkan. Ya, ayah seperti siap memarahi Rana dan Rani karena keadaan kamar yang sangat berantakan karena barang-barang Rani yang belum di rapihkan.

"Kalian itu perempuan, kenapa kamar kalian berantakan banget sih?" Keluh ayah

"Gimana mau di rapihin. Rani ngga tau mau naruh barang-barang ini dimana. Di lemari Rana udah ngga muat. Di laci juga udah penuh." Jawab Rani

"Yah, Rani mau punya kamer sendiri." Sambung Rani

"Iya, ayah kesini pengen kasih tau kamu buat pindah kamar." Jelas ayah

"Yang bener yah?"

Ayah hanya mengangguk. Tanpa pikir panjang, Rani mengemasi barang-barang nya dan membawa nya ke kamar baru di bantu dengan Rana.

"Ayah, bukan nya ini gudang?" Tanya Rana terkejut

"Ya. Tapi kan ayah udah ubah gudang ini jadi kamar."

"Rani, buat sementara kamu tidur di kamar ini aja ya. Soal nya kamar kamu belum jadi." Sambung ayah

"Tapi yah, kamar ini terlalu kecil buat Rani. Di bandingin kamer mandi aja lebih besar kamer mandi." Keluh Rani

"Ini kan cuma buat sementara Rani"

"Tapi yah, Rani pengen kamer yang kaya Rana bahkan lebih besar dari Rana" kesal Rani yang seperti nya memuncak membuat darah nya benar-benar mendidih

One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang