Rasa bersalah yang selalu terngiang-ngiang di pikiran Rana. Baru saja Rana membuat hati nya senang dan dengan sangat cepat Rana membuat nya kecewa. Tak tahu apa yang harus ia perbuat. Rana tak mengerti apa yang sedang ia alami. Saat Rian kecewa padanya, Rana tak berani mengucap kata. Karena ia takut akan membuat nya lebih kecewa. Namun hatinya selalu ingin bicara, ingin melihat nya tersenyum seperti biasa. Entah bagaimana hal itu bisa terjadi. Terbesit di pikiran nya untuk meminta maaf. Rana meraih ponsel nya berniat mengirim pesan pada Rian.
To : Rian
Ri, lo marah sama gue? Maaf ya.. (hapus)
Gue gak maksud bikin lo kecewa, Andra maksa gue (hapus)
Lo marah sama gue? Yaudah terserah lo deh. Mau marah sama gue, yang penting gue udah minta maaf (hapus)
Ri, gue gak bisa liat lo kecewa sama gue. Gue pengen lo kaya biasa (hapus)
Sangat lama Rana menulis pesan namun selalu ia hapus. Bingung untuk mengatakan nya. Tak ingin membuat Rian lebih kecewa lagi. Namun gengsinya untuk meminta maaf selalu menglahkan niat baik nya itu.
To : Rian
Gue kangen sama lo
Tanpa pikir panjang, Rana mengirim pesan tersebut pada Rian. Hanya butuh 10 detik, ponsel Rana berdering 'Rian is calling...' seketika matanya langsung terbelalak, sadar apa yang telah ia lakukan
'Ah bego banget sih gue. Apa yang gue lakuin' batin Rana sambil meringis menepuk jidat nya yang gak salah.
Dengan gerakan lambat, Rana menekan tombol hijau dan medekatkan ponsel nya ke telinga.
"I-iya halo"
"Lo serius kangen gue? Ko tumben? Gak ada paksaan kan?"
"Maafin gue ya."
"Gak, gue ngga marah ko."
"Gue tau, lo kecewa sama gue. Gue tuh bener-bener gak ada maksud buat ngehindar. Gue janji deh, terserah kapan aja lo sempet. Gue bakal ada buat lo Qtime deh pokok nya."
"Lo janji?"
"Iya gue janji."
"Oke. Gue pegang janji lo. Yaudah, lo istirahat gih. Pasti lo cape banget."
"Yaudah, gue tutup ya telpon nya. Bye"
"Love you Rana"
Rana hanya tersenyum dan langsung menekan tombol merah menghentikan obrolan nya di telfon.
***
Saat bel istirahat berbunyi, Sudah di dapati Rana melihat Rian yang sedang duduk menunggu nya.
"Rian? Lo ngapain disini?" Tanya Rana merasa heran
"Gue mau ngajak lo ke kantin. Biar lo ngga nemenin cowo brengsek itu makan. Yuk buru, gue udah laper nih" jawab nya mengajak.
Rana pun hanya diam dan mulai melangkah beriringan dengan Rian. Terlihat wajah mereka yang memerah merona saling salah tingkah. Benar saja semua pasang bola mata orang yang melihat mereka ikut memutar mengikuti gerak-gerik pasangan angetan.
"Lo mau pesen apa? Gue traktir lo deh" tawaran Rian
"Hmm, ngga usah gue bayar sendiri aja" dusta Rana yang sebenernya dalem hati pengen banget di traktir
"Oh, yaudah kalo ngga mau"
'Yaahh kok ngga jadi sih?! Kan gue cuma pura-pura jual mahal' Batin Rana.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Heart
Teen FictionHati ini memang hanya satu. Hati ini berhasil kau dapatkan. Hati ini pula yang harus ku relakan dan ku beri untuk orang yang aku sayang. Menyakitkan itu saat hati dan pikiran tak sejalan, saling beradu mempertahankan apa yang telah di pegang teguh...