15// Come Back, Please

48 5 0
                                    

Mulut yang terus ingin berkata, mata yang ingin terus melihat, keinginan hati yang selalu tak bisa di acuhkan terlalu lama, dan kerinduan yang hanya bisa di curahkan dalam butiran air mata, Rana si bocah manis yang hidup hanya bersama seorang ayah super hebat kini sudah beranjak dewasa. Kini Rana mengerti akan arti kesunyian, kehampaan, kesepian, dan gelap gulita tanpa cahaya pelita. Rasa rindu itu tidak lagi bisa di obati dengan sebuah lolipop ataupun boneka cantik. Kini ia mulai mencari-cari sesuatu yang hilang. Mengembalikan kebahagiaan yang pernah ada dan akhir nya tersisi habis dalam kesedihan yang mendalam. Kebahagiaan yang dulu, kini tampak menghilang tanpa jejak.

Dengan sebuah alasan yang tak lain adalah keinginan nya untuk bisa kembali dengan saudara kembarnya, Rana melangkah menuju ruangan ayah.

"Ayah, Rana masuk ya" ucap Rana sambil mengetuk pintu dan membuka nya.

"Ayah, Rana perlu bicara sama ayah."

Ayah nya yang setadi sangat sibuk dengan laptop nya, seketika tatapan ayah nya berpaling pada Rana yang berdiri tertunduk diam sangat takut.

"Sini sayang, duduk sama ayah."

Rana melangkah mendekati ayah nya.

"Kamu mau ngomong apa sama ayah?" Tanya ayah nya dengan penuh kelembutan

"Ayah, Rana mau nanya sesuatu"

"Ayo tanya sama ayah. Pertanyaan apa pun ayah bakal jawab"

"Apa pun?"

Ayah nya tersenyum sambil mengedipkan matanya.

"Apa ayah kangen Rani?"

Ayah nya terkejut saat mendengarkan pertanyaan yang di lontarkan oleh Rana

"Pertanyaan macem apa itu Na? Gausah di tanya, hati kamu pasti bicara"

"Ayah kangen Rani?"

"Sangat merindukan nya. Mungkin aja kalo dia masih hidup, pasti dia cantik sama kaya kamu" jawab ayah Rana sangat tenang

"Rana tau dimana Rani sekarang"

Spontan mata ayah nya terbelalak terkejut.

"Ayah tau Rana pasti kangen banget sama Rani. Tapi coba Rana ikhlasin Rani yang sekarang kenyataan nya ngga tau ada dimana dan masih hidup atau engga." Jelas ayah menasihati Rana

"Ngga ayah, Rana serius. Rana tau Rani tinggal sekarang."

"Hm?"

"Rani di tampung di panti asuhan"

"Panti asuhan?" Ayah tambah terkejut dibuat Rana

"Iya ayah. Yah, Rana boleh minta sesuatu ngga?"

"Apa itu?"

"Temui Rani besok. Bawa Rani pulang. Kembali di rumah, temenin Rana setiap hari."

"Tapi besok ayah ada---"

"Ayah. Rana mohon"

"Yaudah, nanti ayah usahain"

"Makasih ayah" Rana memeluk ayah nya dengan penuh kegembiraan.

Dan malam itu Rana benar-benar tak bisa tidur. Rana menulis semua kegiatan yang akan dilalui bersama Rani. Rasa nya ingin cepat bulan di gantikan oleh matahari. Malam yang terasa sangat panjang ini usai berlalu. Rana ingin cepat mendengar suara ayam yang berkokok. Ia coba menyibukkan diri dengan berbagai cara agar waktu tak terasa begitu sangat lambat. Mulai dari membaca novel, guling-guling di atas kasur, menonton tv sampai akhir nya ia mengirim pesan pada Rian dengan tujuan yang masih sama.

One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang