Teng teng teng
Bel masuk sudah berbunyi. Seperti biasanya, semua siswa masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Begitu pula guru-guru. Mereka masuk kedalam kelas untuk menyampaikan materi pada siswa sesuai jadwal.
Rana tampak sangat serius dan fokus dalam menerima pelajaran. Saat pak Didi, guru bahasa Indonesia sedang menyampaikan materi, Rana begitu memperhatikan nya. Bahkan ia bisa menulis tiap kata-kata yang terucap oleh pak Didi di bukunya. Yang pasti ia mencatat hal-hal penting yang perlu untuk di catat. Saat Rana hendak mencatat, dengan tiba-tiba tangannya terasa kaku tak bisa menulis. Pulpen yang ia genggam terjatuh begitu saja. Rana merasa sangat bingung. Ada apa dengan tangannya ini? Tangan nya benar-benar tak bisa di gerakkan untuk menulis. Namun, walaupun membutuhkan waktu yang lumayan lama tangan nya pulih kembali dan dapat berfungsi seperti biasanya.
'Tangan gue kenapa ya?' Batin Rani merasa heran.
Rani masih merasa heran ia terus termenung memikirkan tangan nya yang tiba-tiba tak berfungsi.
***
Di kelas Rian nampak gaduh karena hari ini guru yang mengajar di kelas nya sedang izin. Dan mereka hanya diberi tugas oleh guru piket. Benar saja sebagian besar siswa di kelas mengabaikan tugas. Hanya orang-orang yang rajin saja yang mau mengerjakan. Dan yang lain nya membuat kegaduhan. Ada yang naik ke atas meja sembari mengintip pacar nya dari fentilasi, ada juga yang sibuk menggosip. Dan Rian sendiri sibuk mengganggu teman-teman nya bersama Riki, Dimas dan Dafi.
"Woy! Gue bawa pil nih. Kalian mau kagak?" Bisik Rian pada teman-teman nya.
"Bagi dong! Gue lama nih ngga ngepil" pinta Dimas
"Payah sih lo!" Sahut Riki
"Bentar ya gue ambil."
Rian pun mengambil pil extacy dari dalam tas nya. Dan membagikan nya pada teman-teman.
"Awas ya kalo di antara kalian gak pada ngepil, tunggu akibat nya!" Ancam Riki pada teman-teman nya yang membuat mereka tak berani jika menolak pil tersebut.
Tiba-tiba saja Rian pergi mendekati Rani yang sedang duduk sendiri di bangku nya.
"Rani, kemaren lo belum cerita kan sama gue? Ayo dong cerita." Kata Rian sembari menghampiri Rani yang sedang sibuk mengerjakan tugas.
"Lo serius mau tau?"
"Lo kan sekarang udah jadi sahabat gue. Jadi lo jangan sungkan-sungkan buat cerita ke gue kalo lagi ada masalah."
Rani pun menoleh ke arah Rian. Menatap nya sejenak dan mulai bercerita.
"Gue sebenernya---" kata Rani namun perkataan nya itu terhenti saat Rian memotong nya.
"Bentar deh, biar gue tebak."
"Lo pasti lagi suka sama cowo kan?"
Sentak Rani terkejut. Ia pun menoleh Rian dengan muka aneh dan pipi memerah.
"Ah, ketebak juga kan. Emang lo lagi suka siapa?" Tanya Rian sangat santai
Rani hanya diam sembari melamun ke arah Dimas.
"Lo suka sama Dimas?" Duga Rian
Lamunan Rani pun terpecah. Ia langsung menyangkal nya.
"Gak lah. Lo jangan gila deh!"
"Terus lo suka sama siapa? Entar gue jomblangin deh."
"Apaan sih elo jangan kepo deh."
"Dia tau belum kalo elo suka sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Heart
Teen FictionHati ini memang hanya satu. Hati ini berhasil kau dapatkan. Hati ini pula yang harus ku relakan dan ku beri untuk orang yang aku sayang. Menyakitkan itu saat hati dan pikiran tak sejalan, saling beradu mempertahankan apa yang telah di pegang teguh...