#10

6.7K 796 33
                                    

"Apa ini makam nenekmu?" tanya Yeri begitu mereka berdua sudah berada di sebuah tempat pemakaman daerah Busan.

Ya, akhirnya Jungkook mengajak Yeri ke tempat ini setelah kejadian di stasiun tadi siang. Sebenarnya, Jungkook tidak tega juga meninggalkan Yeri di stasiun sendiri. Akhirnya, ia memutuskan mengajak Yeri untuk mengunjungi makam almarhum neneknya di Busan.

Jungkook mengangguk pelan--sebagai respon pertanyaan Yeri. "Aku sudah lama tidak kesini." sahut Jungkook pelan.

Kini pria itu memutar kembali masa-masa dimana ia masih bersama almarhum neneknya. Dimana wanita yang sudah berumur setengah abad lebih itu selalu mengantar ke sekolah saat Jungkook masih berumur lima tahun. Sungguh, Jungkook rindu dengan semua kenangan itu. Andai saja ia mempunyai mesin waktu seperti doraemon, pasti ia bisa memutar waktu sesuka hatinya. Namun, rupanya Tuhan berkehendak lain. Neneknya wafat saat berumur 16 tahun atau saat ia berada di bangku kelas 1 SMA. Dan setelah kejadian itu, Jungkook memutuskan pindah ke Daegu, dan memulai hidupnya barunya dengan mandiri.

Yeri menatap iba kearah Jungkook. Ia tidak menyangka seorang Jungkook juga ternyata bisa rapuh seperti ini. Jungkook yang biasanya terlihat dingin dan cuek jika di sekolahan, akan terlihat jauh berbeda jika mengingat masa lalunya yang cukup kelam. Yeri sendiri sudah berjanji ingin mengembalikan senyuman Jungkook. Tekadnya sangat kuat untuk melakukan hal itu. Kenapa? Yeri juga tidak tahu.

Gadis itu menepuk pundak Jungkook pelan. "Aku merasakan apa yang kau rasakan."

"Aku rindu keluargaku. Aku merindukan semuanya." lirih Jungkook.

"Aku tidak tahu, kedua orang tuaku juga merindukanku atau tidak." sambungnya--membuat Yeri langsung tersenyum tipis.

"Ssst. Jangan berkata seperti itu. Aku yakin, kedua orang tuamu juga merindukanmu disana. Mereka hanya sibuk, sibuk karena mencari nafkah untuk menghidupimu. Percayalah Jungkook. Yang namanya orang tua tidak mungkin tega membiarkan anaknya hidup sendiri." celetuk Yeri, membuat pria itu langsung bungkam.

Jungkook sebenarnya tidak mengerti dengan jalan pikiran gadis di sampingnya ini. Kadang kala, Yeri terlihat menyebalkan sekali sehingga dapat membuatnya pusing seketika. Namun, sisi positif dari gadis yang bisa ia ambil adalah ketika ia dapat menjadi orang yang tegar di hadapan Jungkook--terlebih lagi kalau sudah menyangkut tentang keluarga. Bisa Jungkook akui, Yeri bukanlah gadis biasa pada umumnya. Menurut Jungkook, Yeri adalah tipikal orang yang cerewet, namun bisa menjadi orang yang bijak jika melihat orang yang rapuh seperti dirinya.

Yeri melihat Jungkook yang menggenggam kedua tangan di depan wajahnya. Gadis itu bisa menyimpulkan bahwa Jungkook sedang berdoa untuk almarhum sang nenek.

Jungkook.

Aku berharap kau--

"Kau melamun lagi?" tanya Jungkook--memecah keheningan diantara mereka berdua.

Yeri yang sadar langsung membuyarkan pikiran kosongannya itu. Ia melirik Jungkook sambil tersenyum kikuk.

"Ayo kita pulang." sahut Jungkook datar,yang kemudian berjalan meninggalkan Yeri yang masih terdiam di tempatnya.

"Eh? Tunggu aku, Jungkook!"

× × × ×

Jungkook memasuki sebuah gedung tua--yang sepertinya sudah tidak dipakai lagi--dan berjalan kearah tangga kemudian menaiki tangga tersebut satu persatu. Yeri mengernyit bingung. Sebenarnya, Jungkook mau mengajak Yeri kemana?

"Ya, Jungkook. Kau mau mengajakku kemana? Dan ini tempat apa? Kenapa begitu menyeramkan?" gerutu Yeri agak kesal karena gedung itu hanya diterangi beberapa lampu yang cahayanya juga sudah mulai meredup.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang