DI SINI mereka termenung. Sepasang kekasih, yang salah satu di antaranya masih bingung dengan perasaannya sendiri. Yeri dan Chanwoo. Keduanya terdiam, menikmati semilir angin yang menghembus dengan kencang, membuat napas mereka mengepul di udara.
Dingin.
Semakin angin berhembus dengan kencang, semakin membuat Yeri merapatkan mantel cokelat yang dikenakannya. Sesekali, matanya terpejam, entah memikirkan apa. Mungkin tentang makhluk yang ada di sana? Mungkin.
"Jadi, bisakah kau jelaskan semuanya?" Suara Chanwoo membuyarkan pikirannya seketika.
Gadis itu terdiam. Takut, gelisah, sekaligus tak tenang, kini menghujam perasaannya. Semua itu bermula karena insiden tadi siang. Lebih tepatnya saat Yeri baru saja keluar dari dalam kamar apartemen Jungkook, lalu Chanwoo–yang saat itu baru pulang–tak sengaja memergokinya. Sebuah kesalahan fatal yang pernah Yeri lakukan seumur hidup. Tapi anehnya, dia tidak menyesal atas itu semua. Entah kenapa.
Yeri menarik napasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya kasar. "Aku hanya memberikan Jungkook makanan. Dia baru pulang dari rumah sakit. Kedua temannya juga sibuk bekerja di kantor. Memangnya salah?"
Alis Chanwoo lantas tertaut sebelah. "Kau bilang hanya?" Lelaki itu mendecak. "Kau ini kekasihku!"
"Status tidak mengharuskan aku untuk tidak melakukan kebaikan pada seseorang," tutur Yeri, kali ini terdengar lebih bijak. "Aku hanya memberinya makanan, Chanwoo-ssi. Kenapa kau semarah ini? Dia itu tetangga kita. Apa salahnya kita saling membantu?"
"Kau membelanya?" Chanwoo menatap Yeri penuh curiga. Mungkin dia sedang mencari sebuah kejanggalan di sana.
Yeri tersenyum miring. "Aku membela orang yang benar."
Seketika, mata Chanwoo membelalak. Wajahnya yang semula muram, kini mendadak memerah. Kedua tangannya sudah mengepal di samping, persis seperti orang yang sedang menahan amarah. "Lelaki sialan," umpatnya tanpa sadar.
"Berhenti mengatai Jungkook!" sungut Yeri, tidak terima.
"Kenapa kau malah membelanya, hah?" teriak Chanwoo, membuat beberapa keduanya sempat menjadi pusat perhatian pengunjung taman. Tapi sayang, Chanwoo tidak memedulikannya. "Kau itu kekasihku, Kim Yeri! Untuk apa kau membela orang yang bahkan baru kau kenal?!"
Baru kenal katamu? Aku bahkan sudah mengenalnya sejak lama dibanding mengenal dirimu, batin Yeri pelan.
"Dan kau pikir, dengan aku mengenal dirimu lebih dulu itu membuatku harus membelamu? Begitu?" ujar Yeri, tampak sinis. Beberapa detik kemudian, gadis itu terkekeh hambar. "Dan, tolong koreksi perkataanmu. Karena apa yang kau katakan barusan, bukanlah fakta yang sebenarnya, Jung Chanwoo."
Chanwoo lantas mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?"
"Kalau tidak paham, tidak usah dimengerti."
"Jelaskan semuanya, Yeri! Aku perlu paham maksud kata-katamu!"
"Jeon Jungkook itu masa laluku," ujar Yeri, membuat Chanwoo langsung diam tak bergeming. "Sekarang kau puas mendengarnya, kan? Dan oh, kau perlu mengoreksi kata-katamu jika sebenarnya Jungkook jauh lebih mengenalku lebih dulu dibanding dirimu. Tapi terkait aku membelanya barusan, hal itu tidak ada hubungannya. Aku benar-benar membela orang yang benar."
Chanwoo terkekeh sinis. "Jadi kau pikir aku salah? Begitu?"
"Menurutmu?"
Kali ini, lelaki itu mengerang frustasi. "Maumu apa, sih? Hah?"
"Mauku?" Yeri tersenyum tipis. "Mauku adalah jangan pernah kau ganggu kehidupanku lagi. Terima kasih telah menemaniku selama hampir satu bulan ini. Jung Chanwoo, maaf. Kurasa kita harus mengakhiri semuanya. Kali ini, aku menghormatimu sebagai teman." Gadis itu membungkuk hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars
FanfictionKehidupan Jeon Jungkook berubah ketika mengenal seorang Kim Yerim. Gadis yang tiba-tiba saja muncul karena sebuah ketidaksengajaan. ( private。)