#27

5K 601 89
                                    

- 4 years later. -

# Special Jungkook POV'S.

"Sajangnim, ini berkas-berkas  yang kau minta. Kami sudah mencari semuanya, sesuai permintaan anda."

Aku memutar kursi hitamku, dan menatap manajer Park. Beliau juga merupakan rekan kerja sekaligus sahabatku sejak kelas 1 SMA dulu, Park Jimin. Ada yang masih mengingatnya? Tentu saja kalian masih ingat dengan sahabat karibku ini.

Kalian semua masih mengingatku bukan? Ya, aku adalah Jeon Jungkook, seorang murid yang mungkin terkenal dengan sifat dinginnya di sekolahan dulu. Tenang, sifat itu sudah tidak berlaku lagi sekarang. Aku sudah berubah, benar-benar berubah. Mengenai kabarku? Aku baik-baik saja. Bahkan, aku masih bisa kembali ke Korea dengan selamat, setelah empat tahun meneruskan sekolahku di Amsterdam. Dan kini, aku pun melanjutkan pekerjaanku di suatu perusahaan swasta milik ayahku di Daegu.

Ngomong-ngomong, aku adalah penerus generasi dari perusahaan milik ayahku yang notabene memiliki jabatan presiden direktur. Jadi wajar saja jika Jimin memanggilku dengan sebutan 'sajangnim.'

"Ya, Park Jimin. Jangan bersikap formal seperti itu," gerutuku kesal saat Jimin menyebutku dengan panggilan sajangnim.

Kulihat Jimin mendengus pelan, "Jinjja. Aku benar-benar tidak bisa bersikap formal padamu. Ya Jeon Jungkook, ini untukmu."

Tiba-tiba, Jimin menyodorkan sebuah foto padaku.

Tiba-tiba, Jimin menyodorkan sebuah foto padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

What the–

"Aku menemukannya saat sedang mencari berkas di lemari ruangan pribadimu," katanya.

Astaga.

Kenapa bisa?

Jimin langsung menarik kursi di hadapan mejaku dan melirikku sambil tersenyum, "Kau bahkan masih menyimpannya?"

Aku hanya terdiam, sambil sesekali memperhatikan foto tersebut dengan seksama.

"Kenapa kau–"

"Saat aku sedang membuka lemarimu, tiba-tiba saja foto itu terjatuh disela-sela berkas-berkas pentingmu. Karena penasaran, aku pun mengambilnya dan melihat foto itu. Rupanya Kim Yeri, gadis yang pernah menghiasi masa lalumu."

"Aku mencari foto ini bertahun-tahun. Nihil, aku tidak pernah menemukannya," tuturku dengan jujur.

Jimin menautkan alisnya sebelah, "Benarkah? Kenapa kau masih menyimpannya? Bukankah kau bilang kau sudah berhasil melupakannya waktu itu?"

Skakmat.

Kali ini, aku benar-benar bingung menjawab pertanyaan Jimin.

Aku pun menghembuskan nafas dengan kasar, "Apa yang kukatakan dulu, tidak sepenuhnya benar."

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang