#36

4.1K 450 43
                                    

"CHANWOO-ya, kau sudah menyiapkan barang-barangmu?" Yeri menyahut, berjalan kearahnya–sambil membawa nampan berisi segelas teh hangat.

Chanwoo mendongak, tersenyum tipis. "Sudah, chagiya. Kau tak perlu khawatir. Aku sudah membereskan sejak semalam," ujarnya santai. "Ah ya, maaf–kalau aku harus meninggalkanmu sendirian disini."

"Tidak apa-apa." Yeri tersenyum simpul ke arah kekasihnya. "Ah, kau berangkat jam berapa?"

"Sekarang juga aku berangkat," ujar Chanwoo, kemudian beranjak dari sofanya. "Kim Yeri, aku benar-benar minta maaf harus meninggalkanmu selama satu minggu. Kau jangan marah ya? Ini hanya sebatas pekerjaan saja. Kalau bukan karena pekerjaan, aku juga enggan melakukannya."

"Kau ini," Yeri menepuk bahu lelaki itu pelan. "Aku sudah bilang padamu kalau aku tidak apa-apa. Sudah berangkat sana. Kau mau ketinggalan kereta hanya karena terlambat datang?"

"Tentu saja tidak." Chanwoo hanya menampakkan cengirannya. Setelah itu, ia mengenakan mantelnya, kemudian menatap Yeri dengan lamat. "Yeri-ah, aku pergi dulu, ya. Kau–jangan lupa hubungi aku terus. Jika sewaktu-waktu kau membutuhkanku, jangan ragu untuk meneleponku, mengerti?"

Gadis itu mengangguk kecil, kemudian tersenyum simpul. "Aku mengerti, Tuan Muda." Di detik selanjutnya, ia tertawa. "Hati-hati, Chanwoo-ya. Aku pasti akan merindukanmu."

Tanpa respon apapun, Chanwoo segera menarik kekasihnya ke dalam pelukan hangat. Awalnya, Yeri cukup kaget. Tapi sedetik kemudian, ia membalas pelukan itu. "Aku mencintaimu, Yeri."

Yeri diam. Tak menjawab.

Lidahnya seketika terasa kelu. Entah kenapa. Sulit sekali rasanya untuk membalas ucapan Chanwoo barusan. Seperti ada yang mengganjal di hatinya. Tapi ia tidak tahu itu apa.

Setelah Chanwoo benar-benar pergi dari hadapannya, Yeri menghempaskan tubuhnya di atas kasur–berusaha menenangkan pikiran. Sekarang, pikirannya terfokus pada seseorang.

Tetaangga apartemennya itu.

Jeon Jungkook.

"Ayolah Kim Yeri. Jangan karena dia menolongmu saat malam itu, perasaan itu hadir kembali!" rutuknya, mengerang frustasi.

"Aku ... aku ingin membencimu Jeon Jungkook," lirihnya. Tanpa sadar, air matanya mulai mengalir. "Tapi ... tapi aku terlalu jatuh padamu. Aku tidak bisa. Aku masih menyimpan perasaan itu. Bagaimana bisa aku melupakanmu?"

Ya.

Yeri masih menyimpan perasaan lama itu.

Bahkan sampai saat ini pun. Dia belum bisa melupakan seorang Jeon Jungkook. Karena menurutnya, melupakan seseorang di masa lalu bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi, orang itu kembali muncul–membuat dirinya semakin terpuruk dengan situasi ini.

[ - ]

"Ya, Jungkook! Kenapa kau diam saja? Tidak mau mencoba minuman ini?" Jimin–yang sudah di bawah alam sadar–terus meneguk alkohol di tangannya. "Cobalah! Ini ... benar-benar enak. Kau akan menyesal jika tidak mencoba."

Jungkook tidak tahu apa alasan yang membuatnya datang ke tempat ini.

Club malam.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang