"KIM ahjumma!" Yeri menyeru tepat saat seorang wanita paruh baya melintas di lorong apartemen. Senyum perempuan itu mengembang. Dengan segera ia menghampiri Kim ahjumma, kemudian menyodorkan sebuah kotak makanan. "Ahjumma, ini untukmu."
Alis Kim ahjumma lantas naik sebelah. "Ige mwoya?"
Yeri terkekeh. "Ini sup kari. Aku baru saja membuatnya tadi pagi. Dan-sepertinya aku buat terlalu banyak. Jadi, tidak salah kan jika aku berbagi ini padamu?"
"Tentu saja tidak." Kim ahjumma tertawa pelan. Kemudian wanita paruh baya itu tersenyum. "Gomawo, Kim Yeri. Kau memang gadis yang baik. Aku yakin, yang menjadi suamimu nanti beruntung mempunyai istri sebaik ini. Pintar masak juga. Hah, andaikan aku lelaki. Mungkin aku sudah melamarmu."
Mendengar itu Yeri terkikik geli. "Leluconmu aneh, Ahjumma."
Kim ahjumma hanya ikut tertawa menanggapinya. Setelah tawanya mereda, ia kembali menatap Yeri. "Ah ya, Yeri. Kau mendapat undangan makan malam. Ah-tidak hanya kau saja, sih. Semua penghuni apartemen ini lebih tepatnya. Kau akan ikut, kan?"
"Makan malam?"
Kim ahjumma mengangguk. "Benar. Acara akan dimulai sore hingga malam hari. Tentu kau harus ikut, Yeri. Lagipula, ini acara yang hanya diadakan pemilik apartemen selama dua tahun sekali. Memang jarang Tuan Park mengadakan acara ini," jelasnya.
Yeri tersenyum tipis. "Akan kuusahakan."
"Baiklah kalau begitu aku pergi." Baru saja Kim ahjumma ingin meninggalkannya, tiba-tiba wanita paruh baya itu menarik lengan Yeri pelan. Gadis itu tampak terkejut. "Yeri Kim! Tunggu sebentar!"
"Mwo? Waeyo, ahjumma?"
"Kau tahu ke mana Jeon Jungkook dan kawan-kawannya pergi?"
Dahi langsung Yeri mengernyit. Kemudian ia menggeleng ragu. "Aku ... tidak tahu. Memangnya kenapa?"
"Aku ingin memberitahu undangan makan malam ini pada mereka. Tetapi, dari tadi aku mengetuk pintu kamarnya sama sekali tak ada yang menyahut. Mungkinkah mereka pergi?"
"Aku tidak tahu," balas Yeri sekenanya.
Wanita paruh baya itu tampak menghela napas berat. Dia menepuk pundak Yeri pelan. "Jika kau bertemu dengan mereka, tolong beritahu. Arraseo? Aku mengharapkan kedatangan kalian nanti malam. Karena aku yakin, acara akan ramai. Lebih-lebih lagi acara itu dilaksanakan di rooftop apartemen."
Yeri langsung terdiam. Dengan ragu-ragu ia mengangguk, mengiyakan perintah Kim ahjumma. Wanita itu kembali tersenyum simpul. "Aku pergi dulu, Yeri-ya. Annyeong."
Tanpa menunggu balasannya, Kim ahjumma sudah melesat pergi meninggalkan Yeri yang masih terdiam di lorong apartemen. Sampai akhirnya Kim ahjumma benar-benar menghilang dari pandangan, mata Yeri beralih menatap pintu kamar Jungkook yang berada di hadapannya. Pintunya tertutup, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana.
Apa benar mereka pergi? Tapi kemana? Pikir Yeri.
Akhirnya-dengan ragu-ia melangkah ke depan pintu kamar lelaki itu, kemudian terdiam untuk beberapa saat. Bahkan dari luar pun tak terdengar suara orang beraktivitas di dalam sana. Tapi mana tahu dia sedang tidur, kan?
Yeri pun mengetuk pintu kamar tersebut dengan pelan.
Beberapa detik ia menunggu, tidak ada yang menyahut.
Ia kembali mengetuk pintu kamar tersebut-berharap ada seseorang yang membukanya.
Tepat beberapa detik kemudian setelah mengetuk, pintu kamar pun terbuka perlahan-menampakkan seorang lelaki bertubuh tinggi, dengan gaya sedikit urak-urakan. Rambutnya pun acak-acakan, persis seperti orang yang baru saja bangun tidur. Tidak salah lagi, itu Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars
FanfictionKehidupan Jeon Jungkook berubah ketika mengenal seorang Kim Yerim. Gadis yang tiba-tiba saja muncul karena sebuah ketidaksengajaan. ( private。)