***
Keesokan harinya..
Kamu melihat jam tangan, sudah pukul lima sore. Dimana Harry? Bukannya ia berjanji jam empat?
Sudah sejam lebih kamu menunggu didepan restoran hingga cappuccinomu dingin.
Kamupun berinisiatif membeli cappuccino baru dan masuk kedalam restoran.
Namun, karena sibuk menghubungi Harry, kamupun menabrak seseorang pria dengan tak sengaja.
Makanan dan kopi pria itu jatuh berhamburan, mengotori baju dan sepatunya.
"Kau lagi?!"
Kamu menatap asal suara dan terkejut, "Niall?!"
Ternyata pria yang kau tabrak adalah Niall, "lihatlah, apa yang kau perbuat dengan makanan dan pakaianku." Niall mengusap bajunya yang kotor.
"Ma.. maafkan aku, aku tak sengaja." Ujarmu meminta maaf.
"Hei ada apa ini?" Suara pria mengagetkanmu, kamupun berbalik menghadap asal suara.
"Hh.. harry?" Tanyamu saat melihat Harry tiba-tiba datang.
"Kau belum menjelaskan padaku, apa yang terjadi disini?" Tanya Harry padamu.
Kamu tergagap, "mm.. begini.. jadi--"
"Saat aku hendak keluar restoran, kekasihmu menabrakku dan menjatuhkan semua makanan dan minumanku." Ujar Niall datar, ntah kenapa tiba-tiba tatapannya mendingin.
"Aku mewakilinya untuk minta maaf, aku tau dia tak bermaksud. Aku akan menggantinya." Harry hendak mengeluarkan dompet.
Namun, Niall buru-buru memotong, "tak usah, sungguh. Ini urusanku dengannya, kau tak terlibat sama sekali, kau tak perlu melakukannya. Sudahlah, lupakan saja." Niall menatapmu dan Harry dengan dingin sebelum berlalu begitu saja.
"Sayang, apa yang kau lakukan tadi? Lihatlah, kau menumpahkan semua makanan pria itu." Ujar Harry.
Kamu menunduk, "aku tak sengaja, tadi saat aku ingin menghubungimu, aku tak melihat jalan dan menabraknya. Aku khawatir terjadi sesuatu denganmu. Kau membuatku menunggu tanpa kabar."
Harry menepuk jidatnya, "astaga, aku lupa memberitahumu. Tadi pelanggan mendadak menyerbu ingin membeli cappuccino, jadi aku harus pulang terlambat. Kau pasti telah menungguku bukan? Maafkan aku." Ujarnya terlihat menyesal.
"Tak apa, aku memakluminya. Aku hanya khawatir karena tak mendapat kabar, dan--" Ujarmu terpotong.
"Dan apa, babe?" Tanya Harry.
"Aku masih merasa tak enak pada Niall tentang insiden tadi." Lanjutmu.
"Niall? Maksudmu pria yang tadi? Kau mengenalnya?" Tanya Harry.
Kamu mengangguk, "apa kau ingat kemarin aku makan malam dirumah keluarga Horan? Itu rumahnya. Dan saat aku mendongak, ternyata pria yang kutabrak adalah dia. Astaga, sepertinya ia sangat marah."
Harry tersenyum, "sudahlah jangan dipikirkan lagi. Kau sudah bercerita cukup panjang, y/n. Sekarang ayo kita ke pantai, aku akan meneraktirmu es krim." Harry menggenggam tanganmu dan menarikmu kepantai yang jaraknya hanya sepuluh meter didepan kalian.
***
Setelah kalian sampai dipantai, Harry menepati janjinya untuk meneraktirmu es krim. Kalianpun makan es krim sambil memandangi ombak pantai.
Kamu melihat tatapan Harry yang begitu damai saat melihat ombak sambil memakan es krim. Terbesit sebuah kejahilan dibenakmu, kamupun dengan sengaja mencolek pipi Harry dengan telunjukmu yang sudah berlumuran es krim.
"Hei, apa yang kau lakukan?" Tanya Harry padamu.
Kamu tersenyum lebar, "ups, maafkan aku. Aku tak sengaja." Ujarmu.
Harry tersenyum, "lihatlah, aku akan membalasmu."
"Balaslah jika kau bisa menangkapku." Kamu tertawa jahil dan mulai berlarian diatas pasir.
Harry ikut beranjak dan mulai mengejarmu. Tak butuh waktu lama, kini tanganmu sudah dapat diraih oleh Harry. Harrypun menarikmu agar lebih dekat dengannya.
"Kau.. aku menangkapmu." Harry tersenyum dan menempelkan hidungnya dihidungmu, nafasnya terengah-engah.
Kamu mengelap keringat yang menetes diwajah Harry, "kau payah. Lihatlah, nafasmu bahkan sudah tersengal sekarang." Ujarmu sambil tertawa.
"Apa kau bilang? Dasar anak nakal." Harry memencet hidungmu.
"Awww." Ujarmu kesakitan.
Harry tertawa, perlahan ia menatapmu dalam. "Jangan tinggalkan aku, y/n.."
Kamu menangguk, "tak akan." Ujarmu tersenyum.
Perlahan wajah Harry mulai mendekat dan bibirnya mengecup bibirmu lembut.
***
Niall menendang-nendang dedaunan diatas pasir, entah kenapa ia terlihat sangat gusar.
"Aku tak marah karena dia menjatuhkan semua makananku, sama sekali bukan. Itu bukan masalah. Tapi lihatlah kekasihnya yang tinggi seperti jerapah itu, untuk apa ia tiba-tiba datang dan meminta maaf lalu berniat mengganti makananku? Apa ia pikir dirinya itu Spiderman yang bisa menolong MJ dari maut? Dasar pahlawan kesiangan."
Sedaritadi ia hanya mengomel tak jelas tentang perlakuan Harry yang baginya sudah seperti pahlawan kesiangan.
Ia akhirnya memutuskan duduk dibawah pohon kelapa sambil memandangi ombak pantai.
Namun, ada sepasang kekasih yang menyita perhatiannya, "hei, apakah itu y/n dan si Pahlawan Kesiangan?" Tanyanya sendiri. Iapun mengamati kalian yang sedang berlarian.
"Untuk apa mereka berlarian begitu? Seperti anak kecil saja." Ujar Niall.
Iapun melihat Harry yang menempelkan bibirnya dan mengecupmu lembut ditengah cahaya matahari yang nyaris tenggelam.
"Astaga! Lihatlah, apa-apaan itu?! Kenapa ia seenaknya main kecup sana sini? Dasar lelaki mesum."
Wajah Niall memerah, entah apa yang terjadi pada Niall sekarang, jantungnya memompa darah lebih cepat.
"Hei, apa yang terjadi pada diriku?"
°•°•°•°
Vomment(s)nya jangan dilupa ya, sayang..
Kecup basah,
- Kembarannya Kendall♡
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
FanfictionIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...