***
Louis melepas stethoscope dari kupingnya dan mengaitkannya dileher, ia tersenyum hambar.
"Bagaimana keadaan y/n? Apa yang terjadi padanya?" Tanya Niall yang berusaha bangkit dari kursi rodanya.
Louis mengalihkan pandangannya dari Niall dan menghela nafas panjang.
"Ada apa Lou? Apa yang terjadi? Kau membuat kami khawatir." Ujar Maura.
"Y/n.. dia.. dia ha.. dia hamil.." lirih Louis.
Seketika bibir Niall menganga tak percaya, lututnya lemas, ia yang tadinya berdiri, seketika menghempaskan tubuhnya ke kursi roda. Ia mencoba mengerjap-erjapkan matanya menahan air mata yang sudah nyaris menetes.
Maura, Bob dan Greg tersenyum lebar, "apa?! Astaga! Bob! Kau dengar perkataan Louiss?! Kita akan punya cucu! Dan Greg, kau akan punya keponakan Greg!" Seru Maura bahagia.
Bob dan Greg menghampiri Niall dan memeluknya sambil berseru bahagia, "sepertinya baru saja aku menggendongmu dalam dekapanku dan sekarang kau akan menjadi seorang ayah! Astaga, waktu cepat sekali berlalu!" Ujar Bob.
"Dudeee! Ah, aku benar-benar tak percaya ini! Kau mendahuluikuu!" Ujar Greg sambil tertawa memeluk Niall.
Niall berusaha mati-matian untuk bersikap senormal mungkin, dan usahanya berhasil. Ia tersenyum manis dan menerima pelukan hangat dari kakak dan ayahnya.
"Dan Louis, ngomong-ngomong kenapa y/n bisa pingsan?" Tanya Maura.
"Ia kelelahan dan perlu sedikit istirahat, sebentar lagi ia akan sadar. Aku sudah memeberi beberapa resep vitamin untuknya." Jelas Louis.
Maura mengangguk-angguk, "baiklah Greg, Bob, kita harus keluar dan membiarkan y/n beristirahat sampai ia sadar. Ayo." Maura menggiring suami dan putera sulungnya keluar kamar.
Louis beralih menatap Niall yang masih berusaha menutupi perasaannya, "sudahlah, keluargamu sudah keluar dan y/n masih tertidur. Tak perlu berpura-pura lagi sekarang. Aku sudah tau semuanya, Niall." Ujar Louis.
Niall mengerutkan alisnya, "maksudmu?" Tanyanya pura-pura tak mengerti.
"Y/n sudah menceritakan semuanya padaku.." jawab Louis.
"..awalnya ku kira semua rencana ini berjalan dengan baik, namun saat aku melihat betapa tulusnya kekhawatiran yang tampak dari tatapanmu saat y/n pingsan tadi, semuanya terlihat lebih jelas dimataku. Kau mencintainya.." tambah Louis.
Tenggorokan Niall tercekat, ia tak tau harus berkata apa sekarang. Semua yang dikatakan Louis memang benar dan ia benar-benar tak kuat lagi menahan perasaannya sekarang.
"Dan kau juga tau bahwa anak yang dikandung y/n.." ucap Niall terputus. Ia tak mampu lagi melanjutkan ucapannya, hatinya tak tahan lagi.
Louis mengangguk, "aku tau semua perjanjian itu, termasuk janjimu agar tak menyentuh y/n. Dan aku tau bahwa anak yang dikandungnya bukanlah--"
Ucapan Louis terputus saat kamu mulai sadar dan mengerjap-erjapkan matamu, "Niall?" Lirihmu mencari sosok Niall.
Niall berusaha bangkit dari kursi rodanya dan berjalan tertatih menuju kasur sementara Louis melangkah menjauh keluar kamar, "aku disini." Lirihnya tersenyum, "..jangan banyak bergerak, Louis bilang kau harus istirahat." Ujarnya lagi.
"Ap.. apa yang terjadi padaku?" Tanyamu bingung.
Bibir Niall kembali bergetar, ia menghela nafas panjang sambil mencoba meredam emosinya, "selamat! Kau... kau hh.. hamil.." lirihnya tak kuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
FanfictionIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...