"INFINITY" | PART 37

1.2K 141 96
                                    


***

"Dimana y/n?" Tanya Maura yang melihat Niall datang ke meja makan sendirian.

Niall terlihat menarik bangku yang akan didudukinya, memberi sedikit space untuknya agar bisa duduk, "ia masih bersiap. Mungkin sebentar lagi akan turun."

Mendengar jawaban anaknya yang sudah cukup memuaskan, Maura hanya mengangguk. Tangannya kembali cekatan menata semangkuk kentang rebus dan bacon diatas meja.

Dan setelah semuanya siap, ia kembali kedapur untuk membereskan beberapa peralatan yang masih tertinggal.

"Kau baik-baik saja?"

Niall menoleh kearah Bob yang sedari tadi sudah menatapnya lamat-lamat.

"Aku?" Tanya Niall memastikan.

Ayahnya mengangguk.

Niall mengangguk mantap, mencoba terlihat bersemangat. "Ya, tentu. Aku sangat baik."

Tidak, Niall tidak baik-baik saja. Dan Bob tau semua itu, ia tau betul bahwa putra bungsunya yang satu ini sangat kelelahan. Diam-diam Bob memperhatikan Niall yang menemanimu agar bisa terlelap dan saat kamu terlelap ia akan melanjutkan pekerjaan dikantor, berkutat dengan laptop dan berkas-berkasnya hingga pukul 4 pagi.

"Aku tau belakangan ini y/n memang sangat membutuhkanmu. Dan aku tau bahwa kau sudah mengeluarkan seluruh usahamu untuk menghiburnya. Aku pikir itu sudah cukup, Niall. Sekarang mulailah pikirkan dirimu dan beristirahatlah."

Bob memang bukan tipe ayah yang biasa menampakkan kasih sayangnya secara terang-terangan terhadap anak-anaknya. Namun kali ini situasinya berbeda, ia tak bisa lagi menyembunyikan kekhawatirannya terhadap kesehatan Niall.

Sebuah senyuman terukir diwajah Niall, "aku akan beristirahat nanti malam. Thanks, Dad."

Mendengar suara langkah kaki dari arah tangga, dengan refleks Niall memutar pandangannya menuju asal suara, "hei." Sapanya sambil tersenyum manis.

Kamu hanya balas tersenyum dan melanjutkan langkah sampai akhirnya duduk berhadapan dengan Niall dan Bob.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Bob yang mulai menyendok mash potato keatas piringnya.

"Sudah jauh lebih baik." Jawabmu tersenyum.

Dan bertepatan dengan jawabanmu, Maura datang dari arah dapur dan membawa beberapa potong buah kiwi dan berries untuk dessert.

"Kau seharusnya tak perlu datang kemeja makan, biarkan Niall yang membawakanmu sarapan kedalam kamar." Maura berkata ramah.

Kamu menggeleng sungkan, "tak perlu, Maam. Aku sudah jauh lebih baik. Lagi pula aku lebih senang sarapan bersama kalian dibanding hanya sendiri diatas kasur, itu sangat membosankan."

Maura hanya manggut-manggut sambil tersenyum memaklumi, "makanlah yang banyak sayang, kau harus cepat pulih."

***

Saat sampai dikamar, kamu menutup pintu dan memilih duduk dipinggiran bed berukuran king size milik kalian.

Sementara Niall langsung beranjak menuju lemari dan terlihat mengambil sebuah handuk putih didalamnya.

"Ada apa?" Tanya Niall membuyarkan lamunanmu, sepertinya ia menyadari bahwa sedaritadi tatapanmu mengikutinya secara tidak sengaja.

Kamu menggeleng dan mengalihkan tatapanmu kearah jendela, "bukan apa-apa."

Bukannya malah pergi kearah kamar mandi, Niall malah mendekat dan duduk disampingmu.

"Jika kau punya sesuatu untuk diungkapkan, katakan saja, y/n." Ia menatapmu lamat.

"INFINITY" [N.H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang