"INFINITY" | PART 5

1.3K 139 5
                                    

***

"Kami ingin sekali menjadi sebuah keluarga yang utuh. Kami ingin anak kami saling menikah dan membina sebuah keluarga. Kami ingin y/n dan Niall.." ujar Mom terpotong.

"Kami ingin kalian menikah." Bob melanjutkan.

Jantungmu memompa darah dua kali lebih cepat, dadamu mendadak terasa sesak, "A.. APA?"

Niall yang duduk berhadapan denganmu juga terlihat tak kalah terkejut, ia sampai tersedak wine yang diminumnya sendiri.

Mom dan Dad tersenyum, "kami sudah lama merencanakannya, dan ini sebuah kejutan untuk kalian." Ujar Mom berbinar.

Bayangan Harry tiba-tiba melintas dipikiranmu, "TIDAK! PERJODOHAN INI TAKKAN TERJADI." ucapmu gemetar karena menahan tangis.

Liam yang duduk disampingmu juga tak kalah terkejut, ia langsung menggenggam tanganmu dan menenangkanmu, "hunny, calm down." Lirihnya menatapmu prihatin.

"Sayang, apa yang kau katakan, nak?" Dad menatapmu tak percaya.

Kamu tak bisa menahannya lagi, air matamu menetes dengan deras, "maaf, aku.. aku tak bisa.." ucapmu bergetar sebelum memilih untuk beranjak dan berlari kecil untuk pergi.

"Y/n, tunggu.." Liam mengejarmu, namun ia kalah cepat. Kamu sudah menemukan taksi untuk pulang.

***

"Astaga, mengapa bisa jadi begini?" Mom terlihat kecewa dan shock.

Niall hanya menatap mereka dengan datar, "maaf jika aku tak sopan. Tapi, apa yang kalian pikirkan sebenarnya? Menjodohkan sepasang orang yang baru bertemu tiga hari setelah 17 tahun berpisah? Apa kalian bisa memikirkan perasaanku dan y/n? Bagaimana jika kami telah memiliki pasangan? Apa kalian pikir ini adalah sebuah lelucon? Ini tentang masa depanku dan y/n. Ini tentang masa depan anak kalian." Ujarnya yang berusaha menekan nada bicaranya mati-matian.

Niall tak marah dengan perjodohan ini. Tapi entah mengapa melihatmu menangis dan terlihat terluka karena perjodohan ini membuat hatinya.. entahlah, mungkin merasa sedikit kasihan.

Maura dan Bob juga terlihat terkejut akan reaksi putera bungsunya itu, "Ni.. Niall?" Lirih Maura.

Niall meletakkan serbet dan gelas winenya kemeja dan beranjak, "aku sudah selesai." Ujarnya sebelum menaiki tangga dan pergi kekamarnya.

"Hei, Niall. Tunggu.." Greg yang sedaritadi diam tak berkutik kini angkat bicara dan menyusul Niall.

Dad dan Bob terlihat kecewa, namun Maura dan Mom.. mereka sangat terlihat kacau, merekalah yang sangat menginginkan ini terjadi; mereka sangat kecewa sekarang.

"Ini salahku.." lirih Maura sambil menangis.

Mom memegang bahu Maura, "tidak, ini salah kita semua." Ujarnya berkaca-kaca.

"A.. aku-"

"Mauraa!" Semuanya seketika berteriak saat Maura tiba-tiba pingsan.

***

Kamu membanting pintu kamar dan menangis sejadi-jadinya.

"Apa lagi yang terjadi? Aku tak mungkin menyakiti Harry lagi, aku sudah membuatnya banyak berkorban. Astaga, aku mencintainya, Tuhan. Apa itu belum cukup? Apa Kau masih tega membuat Harry berkorban lebih banyak lagi?" Kamu menangis.

Cklek~

Liam membuka pintu kamarmu, nafasnya terengah-engah saat berlarian tadi. Ia mendapati adik tersayangnya menangis.

Liam langsung mengambil langkah besar dan memelukmu yang sedang duduk diatas sofa kamar berwarna merah. Kamupun langsung memeluk Liam dan menangis sejadinya didada pria itu.

"INFINITY" [N.H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang