"INFINITY" | PART 36

2.1K 198 173
                                    

***

Author's POV.

Keesokan paginya Niall terbangun dengan posisi badannya yang masih saja didekap erat olehmu. Entah kenapa ia sama sekali tak merasa pegal ataupun lelah walaupun semalaman memangku tubuhmu.

Kepala Niall reflex melihat kearah jam digital berbentuk kubus dinakas samping ranjang kalian. Angka 08.45 tertera jelas dilayar jam.

Niall mengecup keningmu sejenak sebelum memutuskan untuk membangunkanmu, "hei, y/n. Waktunya bangun, ini sudah pagi.."

Namun tak ada satupun respon yang kamu tunjukkan.

Ia menyibak rambut yang menghalangi wajahmu, "y/n.. bangunlah, Tuan Puteri.." pintanya sekali lagi.

Dan lagi-lagi kamu masih setia terlelap dengan wajah yang dibenamkan dileher Niall.

"heiiiiii... ayo bangunnn.." kali ini Niall menyubit pipi kananmu dengan gemas dan usahanya kali ini memberikan hasil, perlahan kamupun terbangun.

Kamu yang sudah setengah sadar perlahan membangkitkan badan, namun masih tetap terduduk dipangkuan Niall.

"Apa?" Tanya Niall sarkastik saat mendapati sorot matamu yang tengah menatapnya datar.

"Kenapa kau membangunkanku sepagi ini, huh?" tanyamu balik dengan nada geram.

Niall hanya memutar bola matanya, "apa kau lupa? Jam sembilan nanti kau harus check up. Dan sekarang sudah jam delapan lewat empat puluh lima."

Kamu hanya bisa terperanjat, "hah? J-jam berapa katamu? Bukannya Louis berkata bahwa aku harus check up jam 3 sore?"

"Memangnya kau tak mendapatkan pesan darinya?"

"Ponsel kumatikan sejak kemarin sore."

Niall balik menatapmu datar, "berarti ini bukan salahku. Louis bilang bahwa jadwal check up dimajukkan karena ia punya beberapa urusan sore nanti."

"Apa? Astaga, kenapa kau tak memberitahuku?" Tanyamu sambil beranjak dengan cept dari pangkuan Niall.

"Louis pasti sedang menunggu dan kita pasti akan terlambat, ugh." Ujarmu frustasi sambil berusaha bangkit dari tempat tidur.

Niall mencoba membantumu untuk bangkit namun tangannya ditepis lembut olehmu, "sudahlah, Niall. Aku sudah jauh lebih baik, tak perlu memakai kursi roda yang merepotkan itu lagi sekarang."

"Tapi—"

"Ohya, dimana handukku?" tanyamu yang segera memotong pernyataaan Niall.

"Eumm, sepertinya digantungan belakang pintu toilet." Jawab Niall sekenanya.

Kamu tak membalas jawaban Niall dan langsung memilih pergi menuju toilet.

"Y/n!" seru Niall yang membuatmu sukses berbalik sejenak.

Kamu hanya bisa membalas dengan tatapan 'astaga-ada-apa-lagi!?'.

"Kau tau, jika kita mandi bergiliran, kita benar-benar akan terlambat." Ujarnya.

"Lalu maumu apa? Jangan bilang bahwa kau takkan mandi pagi ini."

Niall menatapmu dengan senyuman smirk khas miliknya, "bagaimana jika kita mandi ber—"

"A-aduhh!" belum saja Niall menyelesaikan kalimatnya, sebuah bantal sofa berwarna merah keburu menghantam wajahnya.

"Jangan mimpi!" serumu kejam sambil berlalu kearah kamar mandi.

Niall yang masih berada diatas tempat tidur hanya bisa tertawa geli.

***

"Jadi, apa salah satu dari kalian bisa menjelaskan padaku mengapa kalian bisa terlambat hingga satu jam dari waktu perjanjian?" Tanya Louis sambil menggeledah laci kerjanya dan berusaha menemukan pena untuk menulis beberapa resep obat untukmu.

"INFINITY" [N.H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang