***
Kamu sedang sibuk memindahkan pakaian Niall yang belum sempat terpakai kembali kelemari, sedangkan Niall sibuk memakan tacos dikasur kalian.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering, iapun mengangkatnya.
"Oh, hei, Li."
"....."
"Sudah membaik, Louis bilang aku akan pulih dalam waktu seminggu kedepan."
"....."
"Tak apa, aku mengerti."
"....."
"Baiklah, akan kusampaikan padanya."
"....."
"Okay."
Ia menutup ponselnya.
"Siapa?" Tanyamu.
Ia menatapmu sekilas dan melanjutkan makan tacos, "Liam. Ia bertanya tentang keadaanku dan meminta maaf karena tak bisa datang kemarin. Ia juga menitipkan salam untukmu." Jelasnya.
Kamu hanya mengangguk-angguk dan mengambil handuk untuk bersiap kekamar mandi.
Saat kamu keluar dari kamar mandi, Niall masih saja sibuk memakan tacosnya. Kamupun merebut mangkuk tacos itu dan meletakkannya dimeja.
"Hei, apa-apaan ini?!" Tanya Niall sewot.
"Sudahlah Niall, kau harus istirahat. Jangan terlalu banyak makan tacos, itu tak baik untuk kesehatanmu." Ujarmu.
"Tapikan--" ujarnya terputus.
Kamu memutar bola matamu, "jangan membantah. Kau harus tidur sekarang, Niall. Aku tak ingin kondisimu tambah memburuk." Ujarmu.
Niall terlihat berusaha bangkit dari tempat tidur namun kamu mencegat tangannya, "hei, hei, kau mau kemana?"
"Kau ini bagaimana? Tadi kau menyuruhku tidur, dan sekarang saat aku ingin beranjak kesofa untuk tidur, kau malah mencegat tanganku." Ujar Niall keheranan.
Kamu menggeleng, "tidak, kau tak boleh tidur disofa. Itu akan memperparah kondisi kakimu." Jelasmu.
"Sekarang, lebih baik kau beristirahat. Okay?" Kamupun mendorong tubuh Niall perlahan agar ia bisa tertidur dikasur dan menyelimutinya.
"Dan kau?" Tanyanya.
"Aku bisa tidur disofa, santai saja." Kamu tersenyum dan hendak beranjak menuju sofa namun kini tangan Niall yang mencegatmu.
"Tidak, kau juga tak boleh tidur disofa. Cukup sudah pengorbananmu, kau sudah menjagaku selama tiga hari ini, kau rela tak tidur semalaman, aku tau kau sangat lelah dan sekarang kau ingin tidur disofa?" Tanyanya sarkastik.
Kamu memutar bola matamu, "sudahlah Niall. Ini bukan masalah untukku."
"Tidurlah disampingku.." lirih Niall menatapmu dalam.
Sesaat pipimu menghangat, "tapi--"
"Aku takkan macam-macam." Potongnya.
"Bukan itu, aku tak--" ujarmu terputus saat Niall menatapmu dalam dan memasang wajah puppyfacenya, "ku mohon.." lirihnya dengan suara yang dipelankan.
Apa boleh buat, kamupun memutar arah kesisi kasur yang lain dan mulai menaiki kasur dan tidur disamping Niall.
Niall mematikan saklar lampu utama dan menyalakan lampu tidur yang berada disisi kasur.
Sejenak ia melirikmu yang nyaris terlelap lalu mengubah arah pandangannya kelampu tidur. Bibirnya mengukir sebuah senyuman manis, ia sangat bersyukur karena cahaya diruangan ini cukup redup untuk menyembunyikan rona wajahnya yang mulai memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
FanfictionIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...