2 Bulan Kemudian...
***
Author's POV.
Seperti biasa kamu menaruh segelas susu diatas meja dan berjalan menghampiri Niall yang sedang bersiap dengan kemejanya.
Tanganmu mengambil sebuah dasi abu-abu dan mengaitkannya pada kemeja putih Niall, "kau masih ada pekerjaan bersama client dari Russia itu?" Tanyamu.
Niall mengangguk, "hanya ada beberapa meeting kecil untuk merampungkan semua proyeknya."
"Kau akan pulang tepat waktu?" Tanyamu lagi.
"Aku akan mengusahakannya." Jawab Niall singkat sambil menatapmu lekat.
Sesekali kamu mendongak dan menatap Niall sambil terus membuatkan simpul pada dasinya itu, "kenapa?"
"Kenapa apanya?" Tanya Niall pura-pura tak tahu.
Kini kamu sudah selesai dengan simpul dasi dan tanganmu sibuk membenarkan kerah kemeja Niall, "Kenapa kau menatapku begitu?" Tanyamu balik menatapnya.
"Pipimu terlihat lebih besar sekarang." Lirihnya sambil tersenyum.
Sontak saja kamu langsung memegang kedua pipimu dan menoleh kearah cermin yang tepat berada disamping kalian, "ah, iya. Astaga, pipiku.." lirihmu lemas sambil menatap pipimu yang memang terlihat lebih chubby karena kondisimu yang sedang mengandung.
Niall mengambil langkah yang membuat posisinya tepat dibelakang tubuhmu. Kedua tangannya meraih pipimu dengan lembut dan menariknya sehingga membentuk sebuah senyuman dibibirmu.
"You'll never love yourself half as much as i love you.."
"..you'll never treat yourself right darlin', but i want you to.." lirihnya melantunkan sebuah nada indah tepat disebelah telingamu.
Dan kamu hanya bisa tersenyum manis sambil melihat pantulan wajahmu yang bersemu merah dicermin.
"If i let you know... i'm here for you.." Niall mencubit gemas pipimu dan tertawa kecil.
"And maybe you'll love yourself like i love you.." lanjutnya sambil mendongak kearah samping untuk menatap wajahmu.
Sedetik kemudian ia memandang lurus kearah cermin. Bibir Niall mengukir sebuah senyuman manis, "kau harus belajar mencintai dirimu sendiri, y/n.."
"Lihatlah, kau sangat cantik jika tersenyum begini." Lanjut Niall.
Kamupun mengambil langkah agar menjauh dari Niall.
Semuanya bisa jadi gawat jika dilanjutkan, bukan?
"Ekhm.. baiklah, Niall. Sekarang saatnya berangkat." Tanganmu sibuk memakaikan sebuah jas berwarna hitam kearah tubuh Niall.
Niall mengambil segelas susu diatas meja dan meminumnya sampai habis, "baiklah aku kekantor dulu." Ujarnya hendak melangkah keluar kamar.
Namun, tanganmu dengan cekatan mencegahnya.
"Ada apa?" Tanya Niall yang berbalik menghadap kearahmu.
Tak menjawab pertanyaannya, ibu jarimu malah bergerak halus mengelap bekas susu yang masih tersisa diatas bibir Niall.
"Kau selalu saja ceroboh, Niall. Apa kau tak malu jika karyawan dan kolega bisnismu yang lain melihat penampilanmu yang seperti itu saat meeting nanti?" Tanyamu.
Niall menundukkan badannya sambil berusaha mensejajarkan kepalanya dengan perutmu, "kau lihat? Ibumu selalu saja memarahiku." Ujar Niall sambil mengelus perutmu yang mulai terlihat membesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
FanfictionIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...