***
"Astaga, sudah jam 2 siang!" Pekik Niall yang baru saja terbangun dari tidurnya.
Niall menatap sekeliling, "dimana y/n?" Pikirnya saat matanya tak kunjung melihat sosokmu didalam kamar. Sesaat ia menghela nafas panjang sebelum bangkit dari tempat tidur dan bersiap untuk mandi.
Namun, senyumnya mendadak mengembang saat melihat meja kecil disamping sofa. Diatasnya terdapat sepiring nasi goreng dan sebuah pesan kecil.
"Maafkan aku jika hari ini kau punya jadwal kerja. Karena aku tak bisa membangunkanmu. Tidurmu sangat nyenyak semalam. Kau pasti sangat lelah.."
Niall menggigit bibir bawahnya dan berusaha untuk mengendalikan perasaan yang tiba-tiba saja hendak meloncat keluar dari jantungnya.
Astaga, diberikan pesan seperti ini saja bibirnya sudah nyaris sobek karena senyumnya yang terlalu lebar.
***
Keadaan hati Niall yang berbunga-bunga jauh berbeda dengan keadaan hatimu saat ini.
Kamu mengelus lembut perutmu yang belum kelihatan membuncit, "sayang.. maafkan ibu yang selalu membuatmu ikut larut dalam kesedihan. Namun ibu benar-benar tak bisa menahannya, ibu merindukan ayahmu. Kau merindukannya juga, bukan?" Batinmu.
"Hei, kau mau memberi makan ikan?" Tanya Niall.
"Sejak kapan kau duduk disini?" Tanyamu balik saat melihat Niall yang tau-tau sudah duduk disampingmu.
Niall tersenyum, "baru saja."
"Ini, ambilah sedikit dan berikan ikan-ikan itu makanan." Ujar Niall sambil menyodorkan mangkuk kecil berisi pelet ikan.
Kamupun mengambil segenggam kecil pelet ikan dan melemparnya dengan pelan kearah kolam ikan yang berada tepat didepanmu.
Niall tersenyum saat melihat ikan yang berebut mengambil makanan dari permukaan air. Entah kenapa setiap Niall melihat ikan yang selalu berenang lincah saat diberi makanan, hatinya mendadak tentram.
Apalagi jika sekarang ia sedang melihat pemandangan itu bersamamu.. oh, astaga, lihatlah apa yang Niall pikirkan. Ia benar-benar seperti remaja yang sedang kasmaran.
Tanganmu kembali mengambil segenggam kecil pelet ikan dan melemparnya kearah kolam.
Sekali lagi ikan-ikan itu berkumpul dan berebut makanan satu sama lain.
"Ikan-ikan itu pasti sangat lapar." Ucap Niall yang sejenak menoleh kearahmu.
Kamu mengangguk, "kau pasti tak pernah memberi mereka makanan, bukan?"
"Enak saja. Walaupun sering sibuk, begini-begini aku selalu memberi mereka makan dengan teratur." Ucap Niall tak terima.
Kamu hanya tersenyum kecil.
Tangan Niall meletakkan mangkuk yang berisi pelet itu dan memperhatikanmu sejenak.
"Kenapa kau melihatku begitu?" Tanyamu saat mendapati Niall yang sedang menatapmu lekat.
"Aku tau sesuatu sedang terjadi denganmu. Ada apa?" Tanyanya balik.
Kamu menggeleng sambil berusaha tersenyum, "tidak, aku baik-baik saja."
"Jangan membohongiku." Ujar Niall.
Tiba-tiba saja kamu menyenderkan kepalamu dibahu Niall yang bidang dan sejenak kamu menghirup aroma parfum dileher Niall.
"Tidak, Niall. Aku akan berusaha untuk tak menangis dihadapanmu lagi. Sudah cukup rasanya pengorbananmu.." batinmu.
Niall merasakan ada sebuah aliran listrik yang membuat seluruh tubuhnya menegang saat merasakan nafasmu yang menerpa tengkuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
FanfictionIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...