***
"Y/n?" Saat kamu berjalan dikoridor rumah sakit sambil berurai air mata, tiba-tiba kamu bertemu Louis yang terlihat baru saja membeli makanan untukmu dan Liam.
"Y/n? K-kau menangis?" Louis menyeka rambut basahmu yang menghalangi wajahmu.
"Niall bilang bahwa tak ada cara lain.. aku tak ingin menikah dengannya.." ujarmu yang sesenggukan.
Louis masih terlihat keheranan, "lalu kenapa kau bisa sampai basah kuyup begini?"
"A-aku berlari meninggalkan Niall di cafètaria.." jelasmu menahan dingin.
Dan tanpa ragu Louis membawamu kedalam dekapannya, "sshh.. sshh.. sudahlah, y/n. Jangan terlalu pikirkan hal itu, Niall hanya mencoba memberi solusi.."
"..dan jika kau tetap tak mau menikahinya, itu adalah hakmu. Tak apa, y/n. Semua akan membaik, percayalah." Louis menenangkan sambil mengusap-usap punggungmu.
***
Keesokan harinya kondisi Maura benar-benar memburuk. Ia sadar hanya ada satu jalan untuk semua ini, dan ia tau harus berbuat apa sekarang.
"Aku ingin bertemu dengan Harry Edward Styles. Apa ia bekerja disini?" Tanya Niall pada seorang karyawan starbucks.
"Apa ada yang memanggil nam--" ucapan Harry terputus saat ia melihat Niall.
"Kau? Untuk apa kau kemari?" Tanya Harry pada Niall, ia tak salah lagi, inilah pria yang akan dijodohkan dengan y/n.
"Aku perlu bicara denganmu." Niall berkata tegas.
"Bicaralah disini. Aku punya pekerjaan yang harus ku selesaikan." Harry berkata acuh tak acuh.
Niall menghela nafas, "ini soal ibu y/n. Ia sakit parah. Aku harus membicarakan semuanya padamu."
Saat mendengar nama ibumu, Harry diam tak berkutik saat Niall memintanya ikut ke salah satu kedai yang berjarak hanya sepuluh kaki dari tempat kerjanya.
***
"Jadi apa yang mau kau bicarakan?" Tanya Harry.
Niall menceritakan semuanya; pembatalan perjodohan yang membuat kondisi ibumu dan ibunya mengkhawatirkan.
"Apa?! Kenapa y/n tak menceritakan apapun padaku?" Harry mengerutkan alisnya.
"Karena ia mencintaimu. Ia tak ingin membuatmu semakin terluka dengan kenyataan ini." Jawab Niall singkat.
"Dan apa inti dari pembicaraanmu barusan?" Harry menatap Niall dengan sinis.
"Izinkan aku menikahi y/n." Ujar Niall singkat.
Mendengar kata-kata Niall, Harry langsung beranjak dan mencengkram kerah kemeja Niall, "kau bilang apa?! Apa kau gila, hah?! Kau meminta izin untuk menikahi seorang wanita didepan kekasihnya sendiri?! Dimana sebenarnya kau letakkan otakmu?!" Nafas Harry memburu.
Niall menatap Harry datar, "lihatlah, betapa kekanak-kanakannya dirimu.."
BUKK!!
Harry menghantam dagu Niall hingga Niall terjatuh kelantai lalu ia menindihnya, "dengar, aku takkan membiarkanmu menyentuh y/n! Apalagi sampai menikahinya. Camkan itu!"
Nafas Niall memburu, ia benar-benar tak bisa menahannya lagi. Dengan satu gerakan, ia menggulingkan Harry yang badannya jauh lebih besar dibanding dirinya. "Apa kau pikir kau sudah sempurna untuk y/n?!" Ia menghantam pelipis Harry hingga membiru.
"Kau tak lebih dari seorang anak kecil yang sangat egois. Kau bilang kau mencintai y/n? Cih, omong kosong! Jika kau benar-benar mencintainya, kau takkan tega membiarkannya menangis setiap malam karena memikirkan kesehatan ibunya yang semakin hari semakin memburuk karena hubungan kalian!" Nafas Niall tak kalah memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
FanficIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...