***
Niall terbangun dari tidurnya dalam keadaan setengah mengigil. Semalam ia hanya tertidur dengan boxer dan tanpa pakaian apapun, ditambah lagi suhu AC dikamar kalian menunjukkan angka 20°C.
"Astaga, dingin sekalii.." lirihnya gemetaran sambil berusaha mencari remote AC disekitar tempat tidur.
Tiba-tiba saja ia menyadari sesuatu, "y/n?" Alisnya berkerut saat menyadari bahwa kamu tak lagi dalam dekapannya, iapun membuka matanya.
Dan benar saja, tak ada orang lain dikamar ini kecuali dirinya.
Niall berusaha bangkit dari rasa kantuk dengan susah payah.
Ia menyalakan lampu kamar dan memadamkan lampu tidur kalian. "Y/n? Kau dimana?" Tanyanya sambil melihat arah jarum jam dinding, "astaga, ini masih jam 6 pagi dan dia sudah tak ada disini. Bagaimana mungkin seorang ibu hamil hanya mempunyai waktu tidur selama 2 jam? Ia bisa dalam masalah nantinya." Batin Niall tak tenang.
Iapun beranjak dari tempat tidur dan mengambil celana piyama berwarna biru dari dalam lemari sebelum memutuskan untuk keluar kamar mencarimu.
"Hei, tumben sekali kau bangun sepagi ini. Ada apa?" Tanya Maura yang berpapasan dengan Niall diruang keluarga.
"Apa kau melihat y/n?" Tanya Niall.
Maura mengangguk, "ia sedang membuatkan sarapan untukmu didapur." Jawabnya.
"Apa? Membuat sarapan?" Tanya Niall tak percaya.
Maura mendekat kearah putra bungsunya itu, "iya, sarapan. Kan memang sudah kebiasaannya membuat sarapan untukmu. Kenapa kau heran?" Tanya Maura.
"Eum.. begini.. tadi malam aku dan y/n baru pulang sekitar jam 4 pagi. Dan tadi saat aku terbangun, ia sudah tak ada ditempat tidur dan malah memasakkan sarapan. Ia baru tertidur sekitar 2 jam, Mom. Itu membuatku khawatir." Jelas Niall.
"Jam 4 pagi, katamu? Kau bawa kemana saja istrimu, Niall? Kau taukan ia sedang hamil? Bagaimana jika sesuatu terjadi pada dirinya dan bayinya?" Tanya Maura geram.
Niall menggaruk-garukkan kepalanya. Sial! Ia seharusnya tak berbicara apapun tadi. Sekarang apa yang harus ia lakukan agar Maura tak membesarkan persoalan yang sudah rumit ini?
"Jawab aku, Niall!" Hardik Maura meninggikan nada bicaranya.
"Jadi.. begini.." Niall tampak berpikir keras.
Dan tiba-tiba saja kamu datang dari arah dapur dan mendengar semua pembicaraan Niall dan Maura tanpa sengaja.
"Aku yang salah, Maam. Semalam Niall sudah mengingatkanku untuk pulang tapi aku bersikeras untuk tetap--" ujarmu terputus.
"Ah, begini, Mom. Sebenarnya semalam, aku menemani y/n memeriksakan kandungannya dan Louis bilang bahwa kandungan y/n baik-baik saja.."
"..dan karena aku sangat senang jadi aku membawa y/n jalan-jalan sebentar, namun aku lupa waktu hingga memaksanya tetap terjaga hingga jam 4 pagi." Jelasnya berbohong.
Maura menatap Niall, "kau tau itu bisa membahayakan kandungan y/n? Ia bisa kelelahan." Ujar Maura.
"Ma.. maafkan aku, Mom." Lirih Niall.
Maura beralih menatapmu, "kau baik-baik saja, sayang? Kau terlihat sangat kelelahan." Ujarnya menyentuh pipimu.
Kamu menggeleng, "tidak, Maam. Aku baik-baik saja."
"Sekarang kembalilah keatas dan beristirahatlah. Biar aku yang memasak sarapan untuk Greg dan Bob." Ujarnya.
Kamu hanya mengangguk patuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
FanfictionIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...