***
Y/N's POV.
"Hei, dimana Niall? Dan kenapa kau membawa barang-barang sebanyak ini?" tanya Mom sambil melepaskan pelukannya.
Belum saja aku sempat menjawab, Dad sudah buru-buru memotong, "kau pasti bertengkar dengan Niall dan ingin minggat kemari, bukan?"
Astaga, Dad memang konyol.
"Niall sedang bertugas ke Russia selama 3 hari dan aku berencana menginap disini selama ia tak ada." Jawabku.
Terjadi keheningan sejenak. Aku melihat mata Dad dan Mom saling beradu dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
Hei, ada apa sebenarnya?
"T-tapi aku dan ibumu akan pergi meninggalkan rumah selama satu minggu." Ujar Dad dengan tatapan cemas.
Aku hanya bisa tersenyum, "aku akan menghabiskan waktu bersama Liam disini. Oh, hei, dimana Liam?" tatapanku menyusuri seluruh bagian ruang tamu, namun sayang, aku tak kunjung menemukan sosoknya disini.
"Mom, dimana Liam?" tanyaku sekali lagi sambil beralih menatap Mom.
Mom terlihat kelabakan, "sayang, kurasa kau tak perlu menginap disini. Eum, maksudku bagaimana dengan keluarga Niall disana?"
Tunggu dulu, apa yang terjadi dengan Mom dan Dad sebenarnya?
Bukankah mereka sendiri yang menelponku dan menyuruhku untuk singgah kemari?
Bukankah mereka bilang bahwa mereka sangat merindukanku? Ugh.
"Keluarga Niall sedang tak ada dirumah.." jawabku dengan malas. "..aku kemari memang sengaja ingin menghabiskan waktu dengan Liam. Kalian pasti sangat tau jika aku sangat merindukannya-dan tolong katakan apa yang terjadi sebenarnya. Ada apa? Kenapa kalian sepertinya benar-benar tak ingin aku berada disini?" tanyaku dengan nada yang tanpa sadar sedikit lebih tinggi dari biasanya.
Uh, entah kenapa akhir-akhir ini aku menjadi sangat sensitif dengan perasaan.
Maura bilang ini memang biasa terjadi kepada wanita yang sedang mengandung.
Namun entahlah, kuakui perasaan ini cukup menggangguku. Aku jadi lebih sering menangis dan seperti biasa itu akan membuat Niall kelabakan; aku memang selalu saja merepotkannya.
Dad beralih merangkulku dan menggiringku kearah sofa lalu duduk disebelahku, "bukan, kami tak bermaksud begitu. Kau juga sangat tau jika aku dan Karen sangat merindukanmu, mana mungkin kami tak ingin kau ada disini?"
"Jadi apa masalahnya? Kenapa aku merasa bahwa kalian menyembunyikan sesuatu dariku?" Ujarku yang mulai tak sabar.
Mom terlihat menhela nafas panjang, "entahlah, aku tak tau apa yang terjadi dengan kakakmu belakangan ini.."
"Ada apa dengan Liam?" tanyaku buru-buru.
"Seminggu belakangan ini, ia sedikit-ugh, maksudku banyak berubah." Tambah Mom.
Aku hanya bisa terdiam sambil mencerna setiap kata dari bibir Mom.
Dad menatap Mom sejenak sebelum mengambil alih pembicaraan, "ia benar-benar berubah, y/n. Aku bahkan tak bisa mengenalinya sekarang. Kau tau? Ia sekarang pasti sedang berada dipub dan minum hingga ia benar-benar tak sadarkan diri, dan setelah jam empat pagi, salah satu temannya akan memboyongnya kerumah.."
Sungguh, aku harap aku benar-benar salah dengar kali ini..
"...ia juga berubah menjadi seseorang yang suka memberontak. Ia benar-benar bukan Liam yang dulu, sayang. Ia benar-benar sudah berubah." Tambah Dad.
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
Fiksi PenggemarIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...