***
Author's POV.
Tangan kanan Niall masih setia berkutat merapikan rambutnya yang sebenarnya sudah terlihat sangat rapi sementara tangan kirinya mengganggam sebuket bunga tulip berwarna biru kesukaanmu.
"Ini akan menjadi kejutan yang istimewa.." pikirnya.
Niall memang sengaja tak memberitahumu bahwa ternyata rencana meeting dimajukan dan ia akan pulang di hari ketiga. Ia ingin memberikan kejutan kecil untukmu.
Datang tiba-tiba dari arah belakang dan memberimu sebuah buket bunga sambil melihat reaksimu yang terkejut dengan wajah yang bersemu merah adalah rencana yang sangat brilliant.
Terlebih Liam berkata bahwa sekarang sedang ada pesta barbeque kecil-kecilan disini, what a perfect moment..
Namun, kenyataannya tak semudah itu. Niall bahkan sudah berkutat didepan kaca mobilnya selama lima belas menit untuk memastikan bahwa penampilannya cukup baik hari ini.
Sebenarnya penampilan Niall sudah lebih dari kata cukup, sebuah setelan tuksedo berwarna hitam legam dengan rambut yang ditata rapi sudah membuatnya terlihat (sangat) menarik.
Tapi entahlah, rasa gugup dihati Niall membuat pikirannya melayang-layang entah kemana.
***
"Hei." Bisik Niall saat mendapati Liam yang sedang memotong beberapa bacon didapur.
Liam mendongak dan terlihat sedikit terkejut melihat Niall yang tiba-tiba sudah berada dihadapannya.
Liam bahkan terdiam selama beberapa detik melihat penampilan adik iparnya ini.
"Hei, Liamm." Niall mengibaskan telapak tangannya untuk membuat Liam sadar dari lamunannya.
"Oh, ugh. Astaga, Niall. Aku sadar betul bahwa aku seratus persen normal, tapi jika melihatmu begini, aku bisa saja berubah menjadi seorang gay."
Mata Niall membulat, "kenapa? Penampilanku aneh ya?" Ia memeriksa tuksedo nya.
Liam menggeleng, "kau tampan sekali, sungguh."
Niall tertawa kecil melihat reaksi konyol dari kakak iparnya itu.
"Jadi dimana y/n?" Tanya Niall.
Liam menunjuk arah taman belakang dengan lirikan matanya, "ia dan Louis sedang mempersiapkan panggangan ditaman belakang."
Niall hanya manggut-manggut.
"Tulip biru?" Liam melihat sebuah buket bunga yang berada digenggaman Niall.
Niall mengangguk, "bunga kesukaan y/n."
Liam hanya tersenyum melihat kelakuan romantis adik iparnya ini, "semoga berhasil.."
***
Niall melangkahkan kakinya kearah taman belakang dengan sangat hati-hati.
Dan begitu sampai, bukannya langsung memberimu bunga, ia malah bersembunyi dibalik pohon bunga kamboja untuk menemukan waktu yang tepat.
Ia melihatmu mendekati Louis yang sedang berkutat dengan speaker dipojok taman.
Alis Niall berkerut saat melihatmu yang menyentuh bahu Louis dan menatap Louis dengan tatapan yang..
"Astaga, Niall. Apa yang kau pikirkan? Mereka itu bersahabat. Jadi sebaiknya jangan berpikir yang tidak-tidak!" Niall merutuki dirinya sendiri.
"KARENA AKU TAU BAHWA KAU TAKKAN MEMBALAS PERASAANKU, Y/N.."
Mata Niall membulat seketika. Ia memang tak terlalu mendengar percakapanmu dan Louis.
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
FanfictionIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...