"INFINITY" | PART 18

1.3K 128 21
                                    

***

Tak lama kemudian ambulance pun datang dan membawa Harry.

"Kau mau apa?" Tanya Niall saat kamu menghampiri Niall dikursi rodanya.

"Ayo, akan kuantarkan kau pulang dulu." Jawabmu hendak mengambil alih pegangan kursi roda namun Niall mencegatnya.

Ia memutar posisi kursi rodanya agar menghadap kearahmu, "tidak, aku akan pulang bersama supir."

"Tapi--" ujarmu terputus.

Niall menatapmu hangat, "pergilah, Harry membutuhkanmu."

Setetes air mata jatuh dipipimu, "terimakasih.." lirihmu sambil memeluk Niall sebelum pergi menuju ambulance.

Dari balik kursi rodanya, Niall menatap ambulance yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya. Ia menghela nafas, "Tuhan, kumohon selamatkan Harry.. demi y/n.."

Dalam keheningan, Niall menyelipkan doa seorang suami yang rela mendoakan pria lain demi kebahagiaan istrinya.

Niall terdiam, ia benar-benar khawatir tentang kondisi Harry. Bukan, bukan karena Harry adalah temannya, tapi karena Harry adalah sumber kebahagiaanmu.

Mana mungkin ia mampu melihatmu menangis jika ada sesuatu yang terjadi dengan Harry? Niall terus berpikir dan memandang sendu, dipikirannya memang hanya ada namamu hingga ia lupa bahwa jauh didalam sana, hatinya benar-benar pilu..

Siapa yang rela melihat orang yang kamu cintai khawatir dan memberi perhatiannya pada orang lain?

***

"Bagaimana keadaannya, Louis?" Tanyamu saat Louis keluar dari ruang rawat Harry.

Louis berusaha tersenyum, "ia.. ia hanya kelelahan. Aku sudah memberinya infus vitamin, kau bisa menemaninya sekarang."

Kamupun segera bergegas dan masuk kedalam ruang rawat Harry.

"Maafkan aku y/n.. aku tak bisa memberitahu semuanya.." lirih Louis tak berdaya.

"Dimana Harry? Bagaimana keadaannya?" Tanya Anne yang tiba-tiba datang sambil berlinang air mata.

"Harry didalam, y/n sedang menemaninya. Kemarilah Nyonya, aku akan menjelaskan semuanya.." Louis menggiring Anne kedalam ruangannya.

***

Tatapan sendu Harry menyambutmu dari balik gagang pintu, kamupun beranjak dan duduk dikasur rawat Harry.

"Bagaimana keadaanmu? Apa masih ada yang sakit?" Tanyamu sambil mengelus pipi Harry perlahan.

Harry hanya tersenyum, seperti biasa tangannya meraih tanganmu yang sedang menempel dipipinya dan mencium telapak tanganmu lembut.

"Kau belum menjawabku, Harold." Ujarmu.

"Kau dengar apa yang tadi Louis katakan bukan? Aku hanya kelelahan, sebentar lagi akan membaik." Lirih Harry tersenyum lemah.

Kamu mencoba menatap mata Harry dengan dalam, namun Harry mengalihkan tatapannya. "Kau menyembunyikan sesuatu.." lirihmu.

"Menyembunyikan sesuatu? Kau tau aku tak pernah berbohong padamu bukan?" Tanyanya.

"Ini memang pertamakalinya kau berbohong, Harold." Ujarmu, "katakan padaku, apa yang terjadi." Tambahmu.

"Dan ini pertamakalinya kau tak mempercayaiku." Lirih Harry.

"Bukan begitu, aku hanya--"

Harry menatapmu lekat, "tak ada yang ku sembunyikan." Ujarnya, "ku mohon percayalah padaku kali ini.."

"INFINITY" [N.H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang