***
Matamu terbuka perlahan, dan hal pertama yang kamu sadari adalah kamu masih tetap berada dalam dekapan Niall.
Kamu mendongak mencoba melihat wajah Niall, ia masih terlelap. Sebuah senyum menghiasi bibirmu. Ia benar-benar lelaki yang baik.
"Mmhh..." tiba-tiba saja Niall terbangun. Dengan refleks matamu kembali terpejam dan pura-pura tertidur.
Telapak tangannya yang hangat menyentuh pipimu, "panasnya sudah turun." Lirihnya. Iapun bangun dengan sangat hati-hati dan menaruh kepalamu diatas bantal dengan perlahan. "Istirahatlah." Iapun kemudian beranjak kekamar mandi sebentar lalu terlihat keluar kamar.
"Mmmhhh.." kamu meregangkan tubuhmu.
Ddrrrtttt.. drrrttttt...
Ponselmu bergetar, sebuah panggilan masuk dengan nama "Anne" tertera dilayarnya.
"Halo.." ucapmu.
"....."
"Apa?"
"....."
"Baiklah, aku akan segera kesana."
Kamupun menutup telfonnya. Harry jatuh sakit. Panas badannya meningkat secara drastis, ini pasti karena kalian hujan-hujanan dua hari lalu.
***
Niall membuka pintu kamar dengan perlahan.
"Hei, bangunlah. Aku sudah mem--" ucapannya terpotong saat melihatmu berdiri didepan meja rias sambil menyisir rambutnya.
"Kau mau kemana?" Tanyanya yang melihat pakaianmu telah rapi.
Kamu berbalik sejenak dan mengambil tasmu, "aku harus kerumah Harry. Ia demam tinggi, suhu badannya naik drastis." Ujarmu terburu-buru.
"Bagaimana dengan kondisimu? Kau belum pulih benar." Ucapnya.
"Aku sudah mendingan, tenang saja." Kamu tersenyum sekilas sambil mengenakan sepatu dan hendak pergi keluar kamar.
"Tapi, aku sudah memasakkanmu bub--"
"Maaf, aku harus pergi sekarang. Harry membutuhkanku. Ku mohon, maafkan aku." Kamupun segera beranjak pergi.
"Jangan lupa Mom dan Dad akan pulang jam-ah, sudahlah." Lirihnya putus asa.
Niall duduk disofa. Matanya memandang hampa pada sebuah nampan yang diatasnya terdapat sebuah bubur yang sudah ia masak untukmu.
"Andai saja kau tau, aku memasaknya dengan sepenuh hatiku." Lirihnya.
***
"Anne, dimana Harry?" Tanyamu saat sampai dirumah Harry.
"Ia diatas, dikamarnya. Maaf jika aku merepotkanmu, namun aku benar-benar harus bekerja. Aku tak mau kehilangan pekerjaanku dan membebani Harry lebih banyak lagi. Ku mohon temanilah dia sejenak, sebentar lagi Gemma akan pulang." Ujar Anne padamu.
Kamu tersenyum, "aku akan menjaganya Maam. Tenanglah."
Ia memelukmu hangat, "terimakasih."
***
Kamu membuka pintu kamar Harry dan melihatnya meringkup dibalik selimut tebalnya.
"Hei.." lirihmu. Harry menghadap kearahmu dan tersenyum lemah, "hei." Sapanya dengan suara berat khas miliknya.
Kamu duduk dipinggiran kasurnya, tanganmu mengelus pipinya, "badanmu sangat panas." Lirihmu.
Ia tersenyum, tangannya menggenggam tanganmu yang sedang mengelus pipinya, "semuanya akan membaik jika kau ada disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
"INFINITY" [N.H]
FanfictionIni semua tentang kisahmu, y/n. Seorang anak kedua dari keluarga Payne yang baru saja kembali ke London untuk bertemu dengannya.. Harold, Hazza, Styles, Edward.. Entahlah, kamu memang punya banyak panggilan khusus untuk pria bermata hijau satu ini...