Mantan atau disebut (Ex) emang udah expired nggak perlu diungkit-ungkit lagi kaya makanan yang udah kadaluarsa, kalau dimakan pasti bakalan keracunan.
Aneh memang, disatu sisi gue nggak pingin bahas tentang mantan, pingin lupain dia dan buang jauh-jauh semua kenangan ke tong sampah.
Tapi nggak bisa!!
Oke, gue udah mulai keracunan...
Keracunan dengan semua janji palsunya, keracunan dengan gombalan-gombalan manisnya dulu dan keracunan dengan senyumannya yang memabukkan.Sakit....
Selalu sakit kalau mengingat dia, seseorang yang sudah memberi lu harapan setingi-tingginya tetapi setelah itu menghempaskannya begitu dalam sampai ke dasar jurang.
Pertemuan kita berawal dari saling pandang di suatu perkumpulan. Bisa di bilang itu adalah perkumpulan para jones yang butuh perhatian dan kurang kerjaan.
Gue liat dari ujung rambut sampai ujung kaki balik lagi ujung kaki sampai ujung rambut, dalam hati gue meraung, 'Setdah! Nih cowok cakep bener deketin ah...' tapi gue sebagai cewek yang masih punya harga diri nggak mungkin lah langsung nemplok ke dia, gini-gini gue masih sedikit punya gengsi.
Gue tanya sama temen gue yang duduk disamping gue, "Ndil, cowok dipojokan lu tau nggak namanya siapa?"
Mbendil nunjuk tuh cowok langsung aja gue gibeng, "Lu jangan nunjuk-nunjuk! Kedip-kedip aja.."
"Hei dasar Glendoh! Jangan kasar-kasar napa jadi cewek? Pantes aja jomblo abadi!" bisik si Mbendil di telinga gue.
Oh iya, sebenarnya nama gue tuh cakep Katherine Ryan tapi temen-temen deket gue manggil gue Glendoh, ntah atas dasar teori apa mereka menyebut gue dengan nama freak macam itu. Mbendil itu juga julukan buat temen gue yang nggak akan gue sebut nama sebenarnya.
"Dia tuh Marco. Lu mau gue kenalin ke dia? Orangnya asyik kok," bisik Mbendil yang bikin telinga gue sedikit geli karena dia bisik-bisik sambil niup-niup telinga gue.
"Iya, kenalin dong. Mumpung gue juga masih free nih," jawab gue dengan mata berbinar.
"Gue kenalin tapi lu janji dulu." Mbendil mengulurkan jari kelingkingnya.
"Janji apa dulu nih? Gue nggak mau kalau ujung-ujungnya nggak enak."
"Udah percaya aja sama gue, gue nggak bakalan kok masukin lu ke kandang buaya." Dengan terpaksa gue mengaitkan jari kelingking gue ke tangan Mbendil.
Selesai perkumpulan Mbendil mendatangi Marco, "Co, ada yang mau kenalan ma lu," ucap Mbendil tanpa ancang-ancang. Gue cuma bisa ngelirik setan ke arah si Mbendil.
"O iya siapa?" tanya Marco dengan senyum manisnya yang sukses buat gue klepek-klepek. Kalau lu tau Mario Maurer nah wajah si Marco ini 11-21 lah sama aktor ganteng Thailand itu.
"Ndoh! Sini katanya mau kenalan!" seru Mbendil sambil melambai-lambaikan tangannya. Kalau gue amnesia dan nggak nganggep dia temen udah gue tendang sampai mental tuh si Mbendil, sumpah itu anak nggak cocok jadi mak comblang.
"Lu jangan panggil Glendoh kenapa sih? Nama yang lain gitu kek, yang lebih cakep," omel gue tanpa henti dan gue nggak sadar kalau Marco dari tadi mengamati kelakuan gue dan Mbendil.
"Glendoh? Hahah" Kata-kata itu terucap dari mulut manis Marco dan dia ketawa puas banget.
'Aduh demi apapun juga yang ada di Mars, cowok ini bikin gue gemes pengen nabok,' batin gue, tapi niat itu gue urungkan gue sebagai cewek lemah lembut nggak mungkin kan sekasar itu sama cowok yang gue taksir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex) Boyfriend
HumorKumpulan kisah kegilaanku di masa lalu.... Dalam revisi... Maaf jika nama-nama pemain diganti untuk menjaga privasi. 😊 #3 in humor (02.02.17)