Saat gue duduk di bangku Taman kanak-kanak, gue sudah sering kena iseng temen sebelah gue.
Namanya Tom, bocah yang cukup hiperaktif. Bukan cuma gue yang diisengin, hampir semua temen-temen gue dia kerjain dan dibuatnya menangis.
Sejak TK gue bukan anak yang nakal, malahan gue lebih suka menyendiri dan kurang bisa bergaul. Maka dari itu Tom sering bikin ulah karena gue diisenginpun diem aja. Nggak gue balas.
Saat pelajaran mewarnai dan menempel di kelas. Tom kembali berulah. Gue sedang fokus menggunting dan bersiap menempel ke kertas. Tom tiba-tiba mengoleskan lem ke pipi gue. Gue cuma liatin dia terus lanjut menempel dan bersiap mengambil pensil warna.
Tom masih saja iseng. Dia mengambil kertas yang sudah dia gunting lalu menempelkannya ke pipi gue yang tadi kena lem. Gue liatin dia ketawa-ketawa nggak jelas. Disitu gue mulai kesel. Gue maju ke meja guru, kumpulin buku gambar tanpa melepas kertas yang ditempelkan Tom di pipi gue.
"Pipi kamu kenapa?" tanya bu guru.
"Tom,bu." Jawab gue singkat.
Gue balik ke meja, mengambil tas lalu ijin pulang ke guru karena sudah terlalu kesal dengan ulah Tom. Biarin aja Tom dihukum bu guru.
Pulang ke rumah, gue ngurung diri di kamar. Bersihin pipi bekas lem. Gue jadi nggak pingin ke sekolah besok. Gue males ketemu Tom, pasti dia bakalan iseng lagi.
Berhubung ayahanda masih di luar kota sedangkan ibunda tercinta belum pulang kerja. Gue ada ide supaya besok nggak masuk sekolah. Gue ganti baju,lari keluar rumah dan main hujan-hujanan.
Beberapa menit kemudian, ibunda pulang. Dari jauh sudah teriak-teriak, "Pulang ke rumah!! Bandel ya, nanti kalau sakit nggak boleh nangis!"
Karena gue anaknya nurut, takut dimarahin ibu ya udah deh masuklah gue ke rumah. Tak lama kemudian ibu menyusul, menarik tangan gue ke kamar mandi terus diguyur deh dari kepala sampai kaki, dikeramasin terus dimandiin. Tidak lupa sambil diomelin sepanjang rel kereta api.
Gue berharap setelah hujan-hujan gue bakalan sakit terus besok nggak masuk sekolah, ternyata keesokan harinya nggak terjadi apa-apa. Gue baik-baik saja. Lah, nggak ada alasan ijin nggak masuk deh.
Gue dianterin ibunda ke sekolah, gue udah was-was ketemu Tom. Perasaan gue nggak enak. Bener aja Tom marah sama gue, dia diem aja selama pelajaran. Nggak ngobrol tapi juga nggak iseng. Malah tambah kuatir gue. Pingin buru-buru pulang.
Selesai pelajaran tiba-tiba tangan gue ditarik Tom ke taman bermain. "Temenin gue main perosotan," kata dia. Gue iyain aja deh toh rumah gue deket dari sekolah. Tinggal jalan aja.
Kita main perosotan bergiliran. Saking semangatnya waktu gue naik tangga perosotan, Tom udah ngikutin di belakang. Giliran gue meluncur lalu disusul Tom.
Namun yang terjadi, saat gue belum sempat berdiri Tom sudah meluncur dan nubruk gue dari belakang. Tersungkurlah gue di tanah dengan lutut dan tangan lecet-lecet.
Gue nggak marah disitu karena Tom langsung minta maaf dengan wajah pucat. Gue rasa Tom juga nggak sengaja. Gue lalu pulang jalan kaki dengan kaki tangan lecet. Gue berusaha nggak nangis disitu meski agak perih juga.
Beberapa minggu kemudian, guru mengumumkan bahwa Tom akan pindah keluar kota jadi semua teman-temannya akan diundang ke rumahnya untuk perpisahan. Termasuk gue juga diundang.
Sampai di rumah Tom kami disuguhi makanan dan cemilan serta menyaksikan panggung boneka yang sangat menghibur. Selesai acara Tom datang nemuin gue. Dia mengulurkan tangan dan kita berjabat tangan. Tom mengucap kata perpisahan dan minta maaf ke gue atas semua kelakuannya selama ini juga ke teman-teman yang lain.
Dalam hati gue sih merasa lega karena sudah nggak ada lagi yang ngisengin gue. Syukurlah 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex) Boyfriend
HumorKumpulan kisah kegilaanku di masa lalu.... Dalam revisi... Maaf jika nama-nama pemain diganti untuk menjaga privasi. 😊 #3 in humor (02.02.17)