Lagi-lagi gue dihadapin pada pilihan sulit. Haruskah gue kembali berhenti kerja dan memilih untuk mengadu nasib di Jakarta?
Jika gue tidak menyusul Adi ke Jakarta. Gue akan dijodohkan dengan pria pilihan ayahanda. Mau tidak mau gue harus terima lamaran Rangga. Ya, Rangga yang sudah berusaha nembak gue 2x tapi gue tetap memilih Adi.
Disitu pikiran gue kalut. Bingung harus bagaimana dan dengan modal kenekatan, gue memutuskan berhenti bekerja. Gue pergi ke Jakarta tanpa tahu mau kerja apa.
Pertama kalinya gue ke Jakarta tanpa tahu apa-apa, tanpa tahu tujuan kemana dan tanpa sanak saudara. Hanya Adi alasan gue berani ke Jakarta.
Gue lamar beberapa tempat yang sekiranya butuh karyawan dan ada lowongan. Guepun kembali di panggil di salah satu perusahaan farmasi yang ada di Tangerang.
Gue nggak tahu jalan dan gue takut nyasar. Waktu itu ojek online tidak sebanyak sekarang. Dan dengan duit yang tipis, gue nggak tahu juga mau nginep tempat siapa. Keberuntungan datang menghampiri gue. Gue dapet tiket gratis nginep di hotel semalam dari salah satu aplikasi.
Gue cari hotel terdekat dari tempat tes wawancara kerja. Gue cari hotel dengan memakai transportasi umum, angkot.
Gue merasa dipermainkan oleh sopir angkot hingga 3x gue harus gonta-ganti angkot. Gue capek, gue frustasi akhirnya gue beli air mineral di pinggir jalan dan duduk di trotoar.
"Katherine!" Gue cari asal sumber suara yang memanggil nama gue.
Betapa terkejutnya gue saat gue lihat sosok yang sudah lama nggak komunikasi, nggak jumpa bahkan gue nggak tau nomor wa nya datang menghampiri gue.
"Tama!" Gue nggak mengira bakalan ketemu Tama di kondisi seperti ini.
Gue ceritain detail gimana gue bisa sampai ke Tangerang serta alasan gue keluar dari tempat kerja gue. Tamapun mengantar gue ke tempat tujuan. Dia sudah sedikit hafal jalanan Tangerang, karena hampir 5 tahun dia bekerja disana.
Lalu gue dan Tama bertukar nomor wa. Bagaimanapun juga kita harus tetap menjaga tali silaturahmi.
Beberapa minggu kemudian gue dapat email dari perusahaan yang melakukan tes wawancara bahwa ternyata gue nggak lolos seleksi. Sedih? Pastinya tapi gue masih akan terus mencoba.
Tiga bulan menjadi pengangguran bukanlah waktu yang singkat, hampir gue frustasi namun akhirnya gue diterima bekerja di pabrik kosmetik yang ada di Tangerang. Gue sangat bersyukur.
Senengnya lagi tempat kerja gue berdekatan dengan tempat kerja Adi. Jadi kita nggak LDR-an lagi.
Gue jadi bisa fokus bekerja dan mempersiapkan pernikahan gue dan Adi.
Kenyataan tak selalu seindah ekspektasi. Mempersiapkan pernikahan tak sesederhana yang ada dalam pikiran gue.
Konflik demi konflikpun kembali terjadi! Menguras air mata dan emosi...
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex) Boyfriend
HumorKumpulan kisah kegilaanku di masa lalu.... Dalam revisi... Maaf jika nama-nama pemain diganti untuk menjaga privasi. 😊 #3 in humor (02.02.17)