Benar saja, hari berikutnya. Gosip tentang gue dan Steve sudah menyebar. Hampir seluruh anak maintenance mengira bahwa gue sudah resmi pacaran dengan Steve. Wah parah!
Gue nggak bisa bungkam mulut mereka satu per satu. Terserah mereka mau mengira bagaimana. Gue lebih baik tutup telinga dan fokus ke kerjaan gue. Lebih baik gue jaga jarak dengan Steve dan lebih tegas dengannya.
Saat istirahat, kembali gue mencoba hubungi Adi namun tetap tak ada balasan. Gue makin kuatir, jangan-jangan dia kenapa-kenapa.
Gue ingat bahwa salah satu sahabat gue, si Gina bekerja juga di Batam. Gue coba hubungi dia siapa tahu tempat kerjanya berdekatan.
Benar saja ternyata tempat Gina bekerja dekat dengan mess Adi. Gina dan Adi sudah saling mengenal. Semenjak berpacaran, gue sudah kenalin semua sahabat dekat gue ke Adi.
Gina bercerita jika kerjaan Adi sangat banyak disana, sehingga susah membagi waktu. Berat badannya pun sempat turun 10 kg karena dia tak menjaga pola makannya.
Jujur saat itu gue berharap agar Adi mencari pekerjaan lain. Setidaknya lebih dekat dengan gue.
Beberapa bulan kemudian gue dihubungin Gina. Dia ajak gue liburan ke Batam - Singapur bersama dengan Adi. Gue seneng banget dan beruntungnya gue pas banget dapat arisan di pabrik. Duit arisan pun gue pakai untuk beli tiket dan uang saku. Gue atur waktu cuti dan disetujui. Gue cus berangkat ke Batam.
Selama di Batam, gue tinggal di tempat Gina. Terhitung sudah 9 bulan gue dan Adi tak bertemu. Gue kaget melihatnya tambah kurus dan menghitam. Suhu di Batam saat itu memang sangat tinggi. Panas luar biasa.
Adipun mengajak gue, gina serta gilbert (pacar gina) ke singapur. Kita berempat naik kapal dari Batam ke Singapur.
Butuh waktu tempuh selama sejam untuk sampai kesana. Gue kan belom pernah ke luar negeri sebelumnya. Baru pertama kali jadi gue katrok banget, bingung gue kalo ditanya-tanya. Jawab yes or no ajalah tiap ditanya.
Disana gue tinggal bareng mama Gina yang memang sudah menjadi warga singapur. Selama 3 hari kami di sana. Mama Gina baik banget, mau menampung musafir macam gue dan Adi.
Sudah pukul 21.00 waktu Singapur, tak perlu takut jalan-jalan malam disana, kotanya aman. Setiap jalan terpasang cctv.
Esok harinya saat di Merlion Park. Gue yang nggak peka ini baru ngeh kalau Adi ternyata sakit. Sejak dari Batam dia batuk-batuk terus.
"Beb, udah kamu obati belum sih?" tanya gue.
"Aku nggak papa kok."
"Masih kuat, beb?" tanya gue.
"Tenang ajalah!" Adi bilang dia baik-baik aja. Tapi gue bingung harus gimana soalnya batuknya makin parah.
Kitapun melanjutkan jalan-jalan keliling singapur bersama tour guide gratis kita, si Gina.
Meski saat itu dalam kondisi badan yang kurang fit, Adi tetap bersemangat melanjutkan perjalanan.
Nggak terasa udah malem aja. Kitapun mencoba makanan timur tengah yang ada di little india. Gue nyoba makan Malabari Paratha, roti bulat berlapis yang disajikan dengan kari. Tapi sepertinya nggak cocok di lidah gue. Aneh rasanya...
Hari kedua, Gina mengajak kita untuk
naik singapore cable car lalu nyeberang ke pulau sentosa. Adi masih belum sehat, sepertinya dia sedikit bete karena gue cuekin waktu dia sakit. Begonya lagi, gue bingung juga harus ngapain. Gue emang cueknya kebangetanSesampai di Pulau Sentosa, mood Adi sedikit lebih baik setelah melihat pemandangan yang begitu indah. Sedangkan gue asyik ngobrol dan poto-poto dengan Gina. Kadang kalau gue jalan bareng temen dan pacar. Gue malah cuekin pacar, ngobrol bareng temen.

KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex) Boyfriend
HumorKumpulan kisah kegilaanku di masa lalu.... Dalam revisi... Maaf jika nama-nama pemain diganti untuk menjaga privasi. 😊 #3 in humor (02.02.17)