31 - Kembali LDR

8.8K 650 30
                                        

"Adi! Kamu ngapain disini?" tanya gue.

"Nggak kebalik? Harusnya aku yang bilang kaya gitu..." jawab Adi dengan muka bete.

"Gue nemenin temen gue--" belum selesai gue berbicara. Adi sudah memotong kata-kata gue.

"Oh, aku paham sekarang kenapa kamu susah banget dihubungi!" Adi pergi meninggalkan gue dan Jacob.

Gue sedih banget, mau ngejar Adi tapi dia nggak mau denger penjelasan gue. Jacob pun mengejar Adi sampai di parkiran.

"Mas-mas cincinnya belum dibayar!" teriak si penjual cincin.

"Mbak! Jangan panggil satpam. Ini saya yang bayar cincinnya." Si penjual emas panik karena Jacob lari dengan membawa cincin emas untuk calon isterinya. Untungnya Jacob menitipkan dompetnya ke gue.

Gue sangat berharap Jacob bisa memberi penjelasan ke Adi sehingga ia nggak marah ke gue. Setelah membayar cincin tersebut. Gue nyusul Jacob dan Adi di parkiran. Sesampai di sana Adi hanya menatap gue sesaat lalu memacu motornya pergi.

"Kak, lo ngomong apa? Dia marah nggak kak ke gue?" tanya gue ke kak Jacob.

"Katt, gue udah coba jelasin ke dia. Bahwa gue minta tolong lo buat milihin cincin untuk calon istri gue. Tapi ya gimana lagi, mending lo temuin dia deh. Lo jelasin sedetail-detailnya apa yang terjadi. Gue minta maaf ya, Katt. Gue nggak maksud ngerusak hubungan lo. Suer!!" Gue lihat mata Jacob sepertinya dia benar-benar menyesal.

"Gue antar lo pulang ya!" Gue hanya mengangguk lemah.

Gue rasa Jacob salah jalan. Dia sepertinya nggak ngantar gue balik ke kos deh tapi ke arah cafe balon udara. Benar saja dia parkir di depan cafe.

"Kan gue mau pulang kak! Ngapain sih kesini? Nambah masalah aja deh!"

Tanpa menjawab apapun, tangan gue ditarik Jacob masuk ke cafe. Gue diajaknya ke lantai atas.

Sesampai di lantai atas, gue merasa seperti diatas balon udara. Tempat yang indah dan romantis. "Maksudnya apa nih kak?" tanya gue yang semakin bingung.

"Lo duduk aja disini, gue ke bawah dulu. Ingat! Jangan kemana-mana," ucap Jacob.

Beberapa menit kemudian, seseorang mencolek bahu gue. Gue menoleh ke belakang ternyata, Adi!

"Sayang, aku bakalan jelasin semuanya tapi tolong dengerin dulu sampai selesai. Ini nggak sesuai pemikiran kamu! Aku juga nggak tau kenapa di bawa kesini, tapi Jacob maksa aku kesini. Tolong percaya sama aku. Nggak ada yang lain selain kamu. Aku cuma cinta sama kamu dan aku nggak mau kehilangan kamu!" Gue bicara panjang lebar tanpa mau dipotong oleh Adi. Gue ungkapin semua isi kepala dan hati gue.

"Udah ngomongnya?" tanya ada sambil tersenyum.

"Kamu nggak marah, sayang?" Gue pegang kedua tangan Adi sambil menatap matanya lekat-lekat.

Adi tersenyum lalu menyuruh gue duduk. Kita duduk saling berhadapan. Adi memegang tangan gue. " Aku udah tahu semuanya kok dari Jacob. Aku yang booking tempat ini. Aku pingin dinner bareng kamu, sayang. Kamu pesan apa aja deh yang kamu mau. Hari ini spesial untuk kamu!" ucapnya begitu manis.

Selesai makan, Adi kembali menggenggam tangan gue, "Kamu sudah yakin belum sama aku?" tanyanya.

"Tentu. Nggak pernah sedikitpun aku nggak yakin sama kamu, sayang!" jawab gue.

Adipun menyematkan cincin di jari manis gue. "Aku harap kamu selalu ingat aku, sayang walaupun jarak kita berjauhan."

"Kamu mau kemana sayang?" tanya gue.

"Aku dapat kerjaan di Batam, sayang."

Makin terpisah jauh jarak gue dan Adi. Tapi nggak apa-apa, jarak bukan menjadi penghalang hubungan kita.

Justru LDR lah yang menguji seberapa besar rasa cinta dan kesetiaan kita.

My (Ex) Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang