Musim kemarau panjang selama enam bulan telah berganti dengan musim hujan penuh kegalauan.
Ya, gue galau! Bahkan sangat-sangat galau bukan karena LDR an tetapi karena kos gue yang di pelosok itu tiap musim kemarau krisis air dan tiap musin penghujan banyak binatang melata nan menggelikan tiba-tiba bermunculan.
Gue geli dengan hewan-hewan melata yang berlendir-lendir, misalnya siput, bekicot dan lintah. Huh! Bikin gue merinding itu.
Gue udah siapin perkakas untuk berperang melawan para makhluk melata. Gue siapain karbol, jaga-jaga siapa tau mereka membawa pasukan. Jadi tinggal gue guyur aja pakai karbol. Maklumlah kos gue di deket persawahan jadi masih banyak hewan berkeliaran.
Esoknya saat gue membuka mata. Pemandangan pertama yang gue liat adalah....
SIPUT TELANJANG!
Gue ngejerit padahal gue udah siapin karbol tapi gue nggak tega ngeguyurnya jadi gue buka pintu kamar terus jerit-jerit. "Mas Paiz! Tolong dong usirin siput telanjang!" teriak gue saat ngelihat Mas Paiz ngejemur baju.
"Hah! Kalo telanjang ya disarungin dong, Katt!" godanya.
"Buruan Mas! Gue geli!" Mas Paiz segera menuju ke kamar gue. Dia lihat siput telanjang yang gue maksud.
"Ini tuh lintah bukan siput telanjang, Keket!" seru Mas Paiz.
"Ini tuh siput telanjang, Mas! Dia obesitas makanya rumahnya gak muat!" Gue nggak mau ngalah, gue yakin kalau itu emang beneran siput telanjang. Warnanya saja coklat, lintah kan warnanya hitam.
"Eh! Ini lintah!" Mas Paiz makin nyolot.
"Mas liat deh itu ada sungutnya!" teriak gue. Lilian yang mendengar suara ribut keluar dari kamarnya.
"Apa sih ribut amat! Siapa yang telanjang?" ucap Lilian sembari menuju kamar gue.
"Lili, ini namanya siput telanjang kan?" tanya gue.
"Itu mah bekicot!" teriaknya.
"Hah!" Gue dan Mas Paiz saling pandang. Mengapa tiga orang beda presepsi. Heran gue. Akhirnya gue panggil penghuni kos seberang kamar gue.
"Eh Chelsea, Gita! Sini deh!" Gue menyuruh mereka ke kamar gue.
"Menurut kalian ini apa?" tanya gue sambil nunjuk binatang melata tak tahu diri itu.
"Ini sih pacet kak!" ucap mereka berbarengan. Apa lagi itu makin nggak ngerti gue.
"Ah serah deh ini binatang apa namanya yang jelas menurut gue ini siput telanjang!" teriak gue.
"Ih porno tuh siput!" celetuk Lilian.
"Mas, keluarin dong. Gue geli!" pinta gue ke Mas Paiz.
"Ya udah mana-mana tuh siput biar gue kasih baju. Kasian amat!" Mas Paiz mengambil sapu lalu menyapu si siput telanjang ke luar kamar.
"Thanks ya, Mas!" ucap gue.
"Sama-sama. Gue jadi tahu spesies baru nih!" canda Mas Paiz.
"Kak Ket... Kak Ket ada-ada aja. Pagi-pagi bikin heboh!" ujar Chelsea diikuti senyuman dari Gita.
Pagi gue yang indah ternoda gara-gara si siput telanjang... Bener-bener deh sampai sekarang gue tetep yakin kalo yang masuk kamar gue emang siput tak punya rumah alias siput telanjang!
Coba ada Adi disini pasti gue dibelain. Guepun ceritain kejadian siput telanjang masuk ke kosan gue. Bukannya dibelain malah gue dibegoin sama Adi.
"Ndoh...Ndoh... tetep aja ya kamu tuh tiga tahun nggak berubah. Tetep aja Glendoh!" ucap Adi. Setelah itu dia menutup telponnya.
Gue makin kesel karena nggak ada satupun yang belain gue. Padahal kan di google juga ada. Coba deh cari!
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex) Boyfriend
ComédieKumpulan kisah kegilaanku di masa lalu.... Dalam revisi... Maaf jika nama-nama pemain diganti untuk menjaga privasi. 😊 #3 in humor (02.02.17)