28 - Cemburu

10.9K 761 28
                                    

Tempat kerja gue di daerah pelosok. Bulan itu musim kemarau panjang, sama sekali nggak hujan. Jadi tempat gue krisis air.

Pagi hari jam 05.00 gue siap-siap mau mandi. Gue puter kran air, taunya air sama sekali nggak mau ngalir. Belakang kos gue ada sumur. Akhirnya gue pergi ke sumur terus gue nimba.

Gue dapet seember, gue iseng-iseng nengok ke sumur. Eh, ada ikan emasnya dalam sumur itu, kan gue geli. Gue balikin lagi air seember ke sumur.

Gue pergi ke warung akhirnya gue beli air isi ulang 3 galon. Gue tuang 3 galon air ke ember terus gue mandi aja pake air galon.

Selesai mandi gue ketemu Lilian, "Katt lo mandi pake apa?"

"Gue mandi pake air galon tuh, abis tiga." Gue nunjuk galon yang udah kosong lalu masuk ke dalam kamar.

"Buset! Songong amat lo!" teriak Lilian.

"Bodo amat daripada gue nggak mandi!" seru gue dari dalam kamar.

Kekeringan di daerah gue berlangsung selama sebulan. Stres gue masa tiap mandi harus pake air galon. Kadang gue mandi di tempat kerja gue, kali aja disana ada air. Kalo nggak ada ya gue nggak mandi sorenya.

Tiap weekend gue balik ke rumah. Di rumah gue air melimpah, sama sekali nggak kekeringan. Miris kan! Jadi gue nggak nyuci di kosan. Gue bawa pulang semua pakaian gue ke rumah.

Pulang kerja gue dijemput adik gue. Dalam perjalanan tiba-tiba bannya bocor jadi hilang keseimbangan terus nubruk motor deh di depannya.

Motor yang ditubruk nggak papa tapi gue sama adik gue ngeglasar di jalan, pas depan fakultas kedokteran salah satu Universitas di Solo. Mana banyak cogan yang lagi nongkrong pula.

"Mbak-mbak!" Terdengar ada yang manggil gue. Gue noleh dan langsung berdiri.

"Itu ada yang jatuh!" kata mahasiswa yang manggil gue.

Mampus gila, gue malu banget ternyata barang berharga dan sakral punya gue berserakan di jalan. Gue pungutin satu per satu sambil nahan malu dengan muka merah kaya kepiting rebus.

Sakitnya nggak seberapa tapi malunya luar biasa.

Sampai di rumah gue hubungin Adi. "Bisa dong kita malam mingguan hari ini!"

"Dimarahin ayah nggak kalau pulang malam?"

"Ayah keluar kota. Makanya buruan gih kesini! Biar nggak kemalaman!"

Sekitar pukul 15.00 Adi sampai di rumah gue. Kebetulan ayah tugas di luar kota, kalau bunda nggak masalah gue jalan sama siapa aja asalkan bisa jaga diri.

Senangnya hari ini gue bisa ngerasain malam mingguan. Gue dan Adi pun memutuskan untuk nonton film di bioskop, gue udah lupa judulnya apa.

Sewaktu di bioskop, Adi bercerita bahwa sebentar lagi dirinya akan wisuda. Dia berharap gue bisa hadir di acara wisudanya.

Tentu saja gue persiapkan jauh-jauh hari. Berhubung wisuda Adi dilaksanakan hari Sabtu, gue perlu ijin kerja. Untungnya gue udah bisa ajuin cuti karena gue sudah setahun bekerja.

Tiba saatnya Adi wisuda. Gue persiapkan diri semaksimal mungkin. Gue pun sudah persiapkan hadiah untuknya di rumah.

Ternyata waktu gue datang. Gue udah lihat empat orang cewe ngerumunin Adi. Ada rasa cemburu sebenarnya, namun gue berusaha tetap tenang. Salah satu cewek tersebut memberi bunga dan cipika cipiki dengan Adi.

Gue nggak tahu mereka siapa. Sewaktu gue mendekat, gue dikenalin kepada keempat teman-teman dekat Adi. Gue tetap berpikir positif, mereka hanya teman. Tidak lebih.

Gue nggak nunjukin rasa cemburu karena gue pintar memendam perasaan. Gue mencoba untuk akrab dengan keempat teman dekat Adi. Toh ternyata mereka asik juga diajak ngobrol.

Disitu gue baru sadar ternyata banyak juga cewek yang ada di dekat Adi. Apakah hati Adi bisa berpaling ke yang lain? Padahal di hati dan pikiran gue hanya ada nama dia!

Gue sudah menjalin hubungan 3 tahun dengan Adi. Di tahun ke 3 ini sudah banyak konflik yang terjadi. Kita lihat saja nanti seberapa kuat cinta kami bertahan.







My (Ex) Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang