12. I love his smell

2.9K 142 2
                                    

Semua tamu undanganku,kakak,dan mamahku bertepuk tangan untukku. Tapi sepertinya saat ini aku tidak pantas mendapatkan tepuk tangan,karena sepertinya kali ini aku kurang bagus memainkannya. Aku berjalan meninggalkan tempat ini,dan kemudian masuk ke dalam kamarku.

Aku duduk di dekat jendela kamarku. Aku melihat ke luar jendela melihat jendela kamar Thomas,dia benar-benar tidak datang. Aku menundukan wajahku menghadap lantai. Aku menangis ,menangis dengan perasaan perih yang mendalam di hatiku. Aku kembali mengingat kata-kata Thomas bahwa dia akan datang,tapi kenyataannya dia tidak datang. Thomas,kenapa kau membohongiku? Kenapa kau tidak jujur saja bahwa kau tidak mau datang,aku akan berusaha menerima itu.

"Tok tok tok." Tiba-tiba ada ketukan pada pintu kamarku.

"Masuk saja." kataku yang tidak mempedulikan siapa yang berdiri di depan pintu itu.

Orang itu membuka pintu itu,kemudian melangkah berjalan mendekatiku.

"Jangan menangis,nanti riasan wajahmu luntur." kata orang itu yang menghentikan langkahnya menghadapku.

Seketika tangisanku terhenti karena terkejut,suara itu seperti tak asing di telingaku. Apakah pemilik suara itu benar-benar dia? Atau suaranya saja yang sama? . Aku menengok ke arah orang yang menghadapku,dan ternyata jawabannya benar,orang itu adalah Thomas. Ternyata dia benar-benar datang ke pestaku,dia berdiri di depanku saat ini.

"Thomas?" kataku yang sedikit merasa tidak percaya bahwa orang yang berdiri di depanku adalah Thomas.

"Iya,aku Thomas." kata Thomas yang tersenyum.

Aku menangis terharu,kemudian langsung berdiri dan memeluk Thomas. Aku merindukan Thomas,suaranya yang lembut,senyuman manisnya,dan bau badan yang wanginya berkhas. Tiba-tiba pipiku memerah karena menyadari bahwa saat ini aku sedang memeluk Thomas. Aku bergerak melepaskan pelukanku,tapi Thomas malah memelukku. Membuat jantungku berdebar,tapi aku tersenyum karena aku benar-benar merasa nyaman di pelukannya.

"Maaf,aku terlambat. Tapi setidaknya aku datang,kan?" katanya yang kemudian melepaskan pelukannya.

Aku hanya menjawabnya dengan senyuman. Thomas mengambil tisu dari saku jasnya dan memberikannya kepadaku. Aku langsung menerima tisu itu dan langsung mengelap air mataku dengan pelan supaya riasan wajahku tidak luntur.

"Aku tadi datang ke sini tepat di saat kau sedang bermain piano,kau bermain dengan cukup bagus. Tapi sepertinya ada yang kurang,kau tidak menikmati saat memainkannya." kata Thomas menatapku.Ya benar,aku tidak menikmati memainkannya karena tadi suasana hatiku buruk.

"Kau tahu apa? Memangnya kau bisa?" tantangku kepada Thomas.

"Tentu aku bisa,aku akan segera menunjukkannya.Ayo kembali ke pesta,kau kan yang sedang berulang tahun.Jika kau tidak ada di sana,pestanya tidak akan sempurna." kata Thomas tersenyum sambil mengulurkan tangan kanannya kepadaku,aku menerima uluran tangannya sambil tersenyum.

To be continued.
Thanks for read.Hope you like it.
Don't be a silent reader.
Please vote or comment or both.
And please read the next.

My First And Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang