28. Dinner.

2K 92 2
                                    

"Tentu,Tante Sharon. Aku tidak akan mengingkari janjiku." kataku tersenyum menatapnya.

"Kalau begitu,tante akan menyiapkan makanannya. Kalian semua belajar yang rajin ya. Bye.." kata Tante Sharon tersenyum kemudian pergi meninggalkan kamar Thomas.

"Liona,apakah jawaban dari soal ini benar?" tanya Thomas menunjukkan sesuatu di lembar kertasnya.

Aku melihat sesuatu yang ditunjuk Thomas. Aku menatap Thomas sambil tersenyum.

"Benar,wah.. Sekarang kau sudah pintar ya. Kalau begitu,ini. Kau kerjakan beberapa soal buatanku yang ini." kataku memberikan selembar kertas kepada Thomas.

Aku berjalan keluar kamar Thomas,tetapi baru sampai pintu, Thomas memanggilku.

"Liona,kau mau kemana? Pulang secepat ini?" tanya Thomas.

"Huh? Tidak,aku mau membantu Ibumu memasak." kataku tersenyum.

"Oh begitu..,kalau kau ingin membantu tolong jangan susahkan dia ya." kata Thomas meledekku.

"Hey.. Thomas aku bisa saja berhenti menjadi gurumu sekarang." kataku dengan cemberut.

"Hahahah.. Maaf,jangan marah,hanya bercanda." tawa Thomas menertawaiku.

***

Beberapa makanan pun siap di meja makan. Aku berdiri di dekat meja makan sambil menata-nata makanannya. Thomas berjalan mendekatiku. Aku menengok ke arahnya,dia sekarang berdiri di depanku dengan sangat dekat,dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mengelus halus pipi kiriku dengan tangan kanannya. Dia membuat jantungku berdetak lebih cepat dan pipiku memerah,sebenarnya apa yang sedang dia lakukan sekarang?.

Hufftt.. Nafasku jadi tidak beraturan. Rasanya jantungku hampir berhenti berdetak,akhirnya Thomas melepaskan tangannya dari pipiku.

"Ternyata kau membantu dengan kerja keras sampai kau tidak menyadari pipimu yang terkena tepung ini." kata Thomas tersenyum.

Tante Sharon berjalan ke sebuah kursi meja makan, duduk di kursi itu.

"Liona,Thomas,ayo kita makan." ajak Tante Sharon.

Aku pun duduk di dekat Tante Sharon,di hadapan Tante Sharon ada Lily,dan di sebelah Lily ada Thomas yang berhadapan denganku. Semuanya mulai memakan makanan yang ada. Aku pun menyendok sebuah bolu berkrim tosca,memasukkannya ke dalam mulutku kemudian mengunyahnya.

"Wah.. Rasanya sangat enak. Tante Sharon memang pintar memasak." kataku memuji makanan Tante Sharon.

"Terimakasih Liona. Apakah kau tahu? Semua makanan yang ada di sini adalah menu-menu makanan yang ada di restoran milikku,semua menu itu buatanku sendiri. Dan makanan yang baru saja kau makan adalah menu baru buatanku,karena kau adalah orang pertama yang memakan dan memuji makanan ini akan kuberinama 'Liona cake'." kata Tante Sharon tersenyum menatapku.

Tak kusangka,ternyata Tante Sharon sangat hebat seperti itu. Dan sekarang dia membuat pipiku memerah karena dia bilang bahwa menu makanan terbaru untuk restorannya bernama 'Liona' ,namaku. Wah.. Senangnya aku.

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari pintu utama,Tante Sharon pun menuju ke sana,dan tak lama dia kembali tetapi sekarang bersama seorang pria paruh baya yang kemudian ikut makan malam bersama.

"Wah.. Ternyata hari ini kita makan malam bersama ya?" kata pria paruh baya tersebut sambil tersenyum.

"Benar,ayah. Menyenangkan,bukan?" kata Thomas tersenyum menatap pria paruh baya itu.

Ternyata pria paruh baya ini adalah ayahnya Thomas. Sepertinya aku belum pernah melihatnya,mungkin karena pekerjaannya padat jadi dia sibuk dan jarang muncul.

"Tunggu,kau pasti Liona,kan?" tanya pria paruh baya itu.

"Kau pasti sudah lupa denganku karena kita bertemu waktu kau masih sangat kecil. Namaku Richard,aku sahabat almarhum Ayahmu." lanjutnya tersenyum menatapku,tetapi tiba-tiba wajahnya menjadi serius.

"Jujur,aku merindukannya sebagai sahabat lamanya. Dia adalah orang yang baik,ramah,dan penyabar. Dia selalu datang membawa ketenangan." kata Paman Richard yang kemudian menceritakan pengalaman-pengalamannya bersama Ayahku.

Terkadang saat dia menceritakan beberapa kejadian bersama Ayahku, yang dimana seharusnya aku tertawa,aku hanya bisa tertawa paksa karena aku tak bisa. Karena saat mereka membicarakan tentang Ayah,aku mengingat kembali saat-saat bersama Ayah,Aku sangat merindukan Ayah.

To be continued.

Thanks for read. Hope you like it.
Don't be a silent reader.
Please vote or comment or both.
And don't forget to read the next.

My First And Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang