40. Is it right?

1.8K 72 2
                                    

"Apa? Sepertinya serius sekali." kataku penasaran dengan apa yang akan dibicarakan.

Reyna menatap mata Albert yang juga menatap matanya,kemudian Reyna menatapku sekarang. Wajahnya terlihat serius sekali,aku bisa merasakannya.

"Sebenarnya kami berdua telah membuat renacana,rencana untuk mengetahui apakah Thomas mencintaimu atau tidak. Kau tahu? Aku yang telah menyuruh Albert untuk mendekati Caroline dan mengatakan bahwa dia mencintaimu." kata Reyna menatapku dengan serius.

"Untuk apa kau melakukan itu? Apa hubungannya dengan bisa mengetahui Thomas mencintaiku atau tidak?" tanyaku kebingungan.

"Kenapa aku menyuruh Albert untuk mendekati Caroline adalah untuk mengetahui hubungan Caroline dan Thomas itu seperti apa,karena Albert tidak bisa mengetahui itu dari Thomas yang selalu tak mau menjawab jika ditanya bagaimana hubungannya dengan Caroline. Dan kau tahu? Jawabannya biar Albert yang menjelaskannya." kata Reyna yang kemudian mengarahkan pandangannya ke arah Albert yang di sebelahnya.

"Caroline bilang dia sedih karena hubungannya dengan Thomas tak seindah yang dia bayangkan,karena hubungan itu hanyalah palsu. Karena dia bilang dia hanya ingin membuat mantannya berhenti mengganggunya." kata Albert menatapku.

Aku yang tadi menatap Albert yang sedang menjelaskan,kembali menatap Reyna.

"Lalu? Untuk apa kau menyuruh pria ini untuk mengatakan bahwa dia mencintaiku? Jangan bilang bahwa kau ingin menguji jiwa persahabatanku." kataku kepada Reyna,tapi Reyna malah tertawa.

"Hahaha.. Kau ini polos sekali, Liona. Aku tak bermaksud seperti itu,sungguh. Apa kau tak ingat apa yang terjadi setelahnya?" tanya Reyna yang membuatku mengingat kembali ke saat dimana Albert mengatakan bahwa dia mencintaiku.

Saat diingat-ingat kembali..,kejadian setelahnya adalah Thomas memukul Albert dan marah-marah. Lalu memang kenapa?

"Ingat,Thomas marah-marah karena dia khawatir padaku jika aku nantinya dipermainkan bad boy seperti dia." kataku.

"Itu bertanda Thomas mencintaimu,Liona. Dia sebenarnya cemburu besar saat itu,apa kau tidak menyadarinya?" kata Reyna.

"Tidak,aku tak begitu yakin jika itu benar. Yang aku tahu,Thomas khawatir hanya karena aku temannya." kataku menundukkan wajahku.

"Rey,kau tak khawatir jika waktu itu aku mengatakan ya pada Albert?" tanyaku kepada Reyna yang menjawab pertanyaan ini dengan gelengannya.

"Tidak,aku sangat tahu kau. Kita sudah bersahabat selama 6 tahun,kau ingat? Aku tahu kau takkan melakukannya." kata Reyna tersenyum menatapku.

"Rey,aku khawatir padamu. Apa benar kau tidak apa-apa jika menjalin hubungan dengan pria ini? Aku takut jika kau dipermainkan olehnya." kataku kepada Reyna.

"Hey,apakah aku seburuk itu di matamu? Aku telah berhenti menjadi seorang bad boy ,seharusnya kau mendukungku." kata Albert menatapku dengan cemberut karena dia tersingung dengan ucapanku.

"Baiklah,aku akan mengijinkanmu bersama sahabat tersayangku ini. Tapi kau harus janji untuk tidak menyakitinya." kataku yang akhirnya merelakan sahabatku bersama bad boy yang katanya sudah berhenti menjadi bad boy.

"Iya.. Aku janji." jawab Albert.

"Tapi,entah kenapa aku masih belum percaya denganmu,kau ini sudah terbiasa mengingkari janji." kataku yang ternyata belum merelakan sahabatku jika nantinya dipermainkan oleh pria ini.

"Sudah,Liona. Aku ini bukan gadis yang ceroboh,jadi tenang saja. Dia sebenarnya dari awal sudah berkali-kali kutolak,tapi dia tak menyerah untuk mendapatkanku. Sepertinya dia benar-benar mencintaiku,jadi aku menerimanya." kata-kata Reyna membuatku percaya begitu saja.

"Reyna,jangan ceritakan itu,membuatku malu saja. Ayo,kita pesan makanan. Aku yang akan traktir." kata Albert tersenyum sambil merangkul mesra Reyna yang hanya bisa tertawa kecil.

Malam itu,menjadi malam yang menyenagkan. Kami makan malam bersama sambil bercanda tawa.

***

Pagi ini sangat cerah, ku lihat ponselku. Seperti biasa,Thomas mengirimku sebuah pesan,kali ini dengan bertuliskan..

Selamat Pagi,Liona. Kau tahu? Aku benar-benar merindukan seorang gadis polos berkacamata,apakah dia merindukanku juga? Aku ingin kami seperti yang dulu,tertawa bercanda bersama. Bukankah hari ini adalah hari minggu? Apa yang sedang dia lakukan,ya? Apa dia punya waktu untuk bertemu denganku hari ini?

Aku hanya tersenyum menatap pesan itu. Aku mengingat kembali apa yang Reyna katakan padaku bahwa Thomas mencintaiku,dan hey,apakah itu lelucon? atau itu memang benar? Aku pun membalas pesannya..

Aku juga merindukan seorang pria yang mempunyai hobby bermain bola basket. Aku ingin bertemu dengannya di Taman Bermain dekat rumahku pada jam 8 pagi.

Setelah aku mengirim pesan itu,aku langsung bergerak untuk mempersiapkan diri. Hari ini kami akan bertemu.

...

Aku telah sampai di Taman Bermain,aku menengok ke segala arah untuk mencari Thomas,tapi hasilnya nihil. Aku pun menatap layar ponselku,menatap jam yang saat ini menunjukkan pukul 8 pagi. Bukankah seharusnya dia sudah datang?

Mungkin aku kurang teliti melihatnya,aku pun kembali menengok ke segala arah,dan.. Yap! Aku melihat Thomas ada di sana,tapi.. Kulihat seseorang gadis dengan dress feminim memeluk Thomas dengan erat.

Aku penasaran siapa gadis yang memeluknya itu,aku mencoba mendekatinya.. Dan kau tahu? Kau tak perlu terkejut,gadis yang memeluknya itu adalah Caroline. Dia terlihat sedang menangis,dan samar-samar kudengar dia bilang 'Aku mencintaimu,Thomas'.

Caroline menyadari keberadaanku,dia hanya tersenyum licik menatapku. Air mataku berlinang di kedua mataku,aku hanya mundur dan berjalan pergi meninggalkan mereka.

Aku memasuki toilet umum,menuju sebuah westafel. Aku berdiri di depan cermin,menatap mataku yang telah memerah. Segera kubasuh wajahku supaya samar-samar tak terlihat bahwa aku baru saja hampir menangis.

"Hey,Liona." suara serak seorang gadis memanggilku,aku segera menengok ke arahnya.

To be continued.

Thanks for read. Hope you like it.
Please vote or comment or both.
And don't forget to read the next.

My First And Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang