Aku melihat Reyna berjalan mendekatiku. Dia terlihat lebih cantik karena memakai gaun yang anggun dan rambutnya yang diombak. Dia tersenyum dan memberikan kotak berbungkus kertas kado berwarna merah muda kepadaku.
"Terimakasih." kataku yang menerima kotak itu sambil tersenyum.
Reyna duduk di sebelahku,dia mulai membuka mulutnya untuk memulai percakapan.
"Ada apa dengan kakimu?" tanya Reyna menatap luka yang terdapat pada kakiku.
"Tadi aku keseleo karena sepatu bodoh itu." kataku sambil menunjukkan jari telunjukku ke sepatu yang tergeletak di sebelah kakiku.
"Kau bilang bodoh ke sepatu itu? Liona,kau tidak tahu seberapa mahalnya sepatu itu. Bahkan aku tidak bisa membelinya. Kau beruntung punya kakak seperti Kak Kelly karena dia perancang baju dan sepatu terkenal." kata Reyna yang menatap sepatu hak tinggi yang kutunjuk.
"Kakimu terluka,kan? Aku akan mengambilkan barang-barang untuk mengobati lukamu." kata Reyna yang beranjak dari kursi.
"Tidak usah. Thomas sedang mengambilnya." kataku menatap Reyna.
"Oh begitu,bagaimana rencanaku?" tanyanya yang tersenyum menatapku.
"Rencana? Rencana apa maksudmu?" tanyaku yang kebingungan dengan maksud Reyna.
"Ck! Aku kan waktu itu menyuruhmu untuk mengundang dia ke pesta ulang tahunmu. Kau jadi dekat dengannya, kan?" kata Reyna.
"Dia? Maksudmu 'dia' itu Thomas?" tanyaku bisik-bisik supaya tidak ada yang mendengar percakapanku.
"Iya,sekarang kau dekat dengannya kan? Apa saja yang kalian bicarakan? ,pasti kalian sudah banyak mengenal. Kalian terlihat cocok. Apalagi saat dia menggendongmu tadi,kalian sungguh terlihat pasangan yang manis." kata Reyna tersenyum yang mengelus pipiku dengan halus.
"Kau melihatnya?" tanyaku dengan pipi yang mulai memerah.
"Tentu saja,aku melihat semuanya. Saat dia bermain piano untukmu,saat dia berdansa denganmu,saat dia menggendongmu.." kata Reyna yang belum menyelesaikan penjabarannya tentang semua yang dilihatnya,karena aku menutup mulutnya dengan batangan coklat yang masih terbungkus rapi.
Reyna mengambil coklat yang kutempelkan ke mulutnya, wajahnya langsung tersenyum bahagia.
"Wah,coklat ini coklat yang mahal itu,kan? Coklat yang lowfat. Terimakasih,Liona yang cantik. Orang tuaku tidak mengijinkanku untuk menghambur-hamburkan banyak uang,jadi aku tidak pernah membeli." kata Reyna yang tersenyum.
"Iya,jangan katakan lebih banyak lagi tentang kejadian-kejadian yang kau lihat antara aku dan Thomas tadi. Dia menggendongku karena kakiku terluka,Rey." kataku.
"Tapi,intinya dia menggendongmu kan? .Uhm.. sepertinya dia mulai menyukaimu,Liona." kata Reyna yang membuat hatiku berbunga-bunga seketika.
"Apa? Tid-tidak mungkin. Dia kan sudah punya pacar yang lebih cantik dan sempurna dibandingkan denganku. Lagipula kami dekat karena kami berteman." kataku membantah pernyataan dari Reyna dengan pipiku yang sudah memerah.
"Sudahlah,kau tidak usah membantah pernyataan itu. Aku tahu,kau menginginkannya kan?. Pikirkan lagi,dia sepertinya mulai menyukaimu,atau dia sudah menyukaimu. Sudahlah, lelah melihatmu membanding-bandingkan dirimu sendiri dengan si ' evil (Caroline) '. Aku pulang ya,bye.." kata Reyna yang tersenyum dan kemudian pergi berjalan meninggalkanku.
To be continued.
Thanks for read.Hope you like it.
Don't be a silent reader.
Please vote or comment or both.
And please read the next.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First And Last Love
RomanceAku menyukai dia,dia pria tampan dan menakjubkan,tapi aku hanya gadis kutu buku. Aku berharap suatu hari aku akan menjadi kekasih dia,tetapi harapanku hampir pusnah setelah melihat dia dengan kekasihnya. Akankah aku bisa mendapatkannya? Entah,itu ak...