24. I'm just too afraid.

2.2K 94 3
                                    

Perasaanku tiba-tiba jadi tidak enak,aku jadi gelagapan dan tak bisa tenang untuk berpikir apa yang sedang terjadi pada Thomas saat ini.

Apakah ini karena aku yang menimpa tubuhnya? Tunggu,apakah berat badanku separah itu? Tidak,bukan itu. Lagipula Thomas tidak selemah itu,karena aku tahu dia rajin berolah raga.

"Thomas,bangun!. Jangan bercanda,ayolah." Kataku sambil masih menggoyang-goyangkan tubuhnya.

Pikiranku benar-benar tak bisa tenang,sampai aku menggoyang tubuh Thomas semakin kasar perlahan. Dan mimpi buruk itu masih terngiang-ngiang dipikiranku saat ini sampai mulai membuat air mataku mulai berjatuhan.

"Ayolah,Thomas. Jangan membuatku takut seperti ini,ini sama sekali tidak lucu." Kataku di sela tangisanku yang mulai sesenggukan.

Sampai tiba-tiba aku berpikir apakah dia masih bernafas? Mungkin saja,aku bisa tahu jawabannya setelah mencobanya. Aku mendekatkan jari telunjukku ke arah lubang hidung Thomas. Hangat,terasa ada angin hangat keluar dari lubang hidungnya. Ternyata dia masih bernafas,syukurlah.

Rasa tak bisa tenangku pun berkurang. Jadi,apa yang harus kulakukan sekarang? Beri nafas buatan? Bodoh,mengapa itu bisa terlintas di pikiranku?. Tapi,untuk mencobanya tidak salah,kan? Lagipula aku melakukannya hanya berniat untuk menolongnya bukan untuk berciu- ah! Sudahlah.

Aku mendekatkan wajahku di depannya,perlahan-lahan semakin mendekat wajahku malah memanas. Hampir dekat.. dan.. tiba-tiba mata Thomas terbuka,dia telah sadar atau mungkin sudah dari awal dia tidak pingsan?. Secara refleks aku menjauh dari Thomas,tetapi masih dalam posisi duduk di sebelahnya.

"Waah! Kau tertipu.. wee.." ledek Thomas menatapku. Jadi dia hanya pura-pura pingsan? Tapi,itu benar-benar tak lucu.

Air mata menetes di pipiku,dia benar-benar tak tahu bagaimana takutnya aku tadi.

"Liona.." Thomas mengubah posisinya menjadi duduk dan menatapku bingung. Wajahnya mudah dibaca bahwa dia berpikir apakah meledekku hanya dengan seperti itu dapat membuatku menangis.

Aku menangis memukul dada kekar Thomas berkali-kali. Saat ini aku merasa kesal dengannya.

"Kau.. kau tidak tahu,Thomas. Tidak tahu seberapa takutnya aku tadi. Kau pikir tadi itu lelucon atau apa? Kenapa kau lakukan itu?." Tangisanku menderas,tanganku masih memukul-mukul Thomas.

Wajah ekspresi Thomas mulai berubah menjadi terlihat merasa bersalah. Dia langsung memelukku erat dengan lembut,membuat aku merasa nyaman di sana.

"Maaf,aku tidak bermaksud. Aku.. aku sungguh minta maaf." Kata Thomas yang masih memelukku di pelukannya.

***

Aku sedang berada di kamar Thomas,kamarnya benar-benar sangat luas,rapi,bersih,dan wangi tentunya. Tidak seperti pria pada umumnya yang biasa memberantaki kamarnya sendiri sehingga terlihat seperti kapal pecah. Dia.. sempurna.

Aku duduk di sebuah kursi di dekat meja yang terdapat beberapa buku-buku dan sebuah bingkai foto berdiri di sana,dengan kursi satu lagi di hadapanku terdapat Thomas duduk di sana.

Suasana kami masih canggung setelah Thomas memelukku. Jadi,beberapa menit tidak ada percakapan keluar dari kami. Sampai Thomas pun berdiri dari kursinya.

"Uhm.. aku akan membuatkan minuman untukmu,kau mau minum apa?" Tanya Thomas menatapku.

"Karena cuacanya agak mulai dingin,aku mau coklat panas saja cukup." Kataku tersenyum menatap Thomas. Rasa canggung pun hilang seketika.

***

Thomas selesai membuatkan dua gelas berisi coklat panas,dia menaruhnya di meja. Kemudian ia pun duduk di satu kursi kosong di hadapanku.

Aku menatap foto yang terpajang dengan bingkai di depannya. Di foto itu terlihat bahwa ada seorang pria kecil tersenyum berumur sekitar 7 tahun,dan di sebelahnya seorang gadis kecil yang terlihat tomboy meringis sambil merangkulnya dengan akrab yang berumur lebih muda.

Mungkin pria kecil itu adalah Thomas,kalau gadis kecil itu siapa?

To be continued.

Thanks for read. Hope you like it.
Don't be a silent reader.
Please vote or comment or both.
And don't forget to read the next.

My First And Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang