23. Silly.

2.3K 87 0
                                    

"Liona!" Suara lembut itu membuat mataku bergerak ke arah sumbernya,Thomas.

"Iya." Kataku tersenyum menatapnya.

Thomas malah tertawa terbahak-bahak sambil menunjukkan jari telunjuknya kepadaku. Tunggu,memang apa ada yang salah denganku?.

"Wah.. uangnya benar-benar banyak,untuk beli apa ya? Uhm.. mungkin untuk beli lipstick baru dan juga bedak,benar! Bedakku sudah hampir habis.." gumam Lily dengan menatap beberapa uang lembar yang dipegangnya.

Thomas berhenti tertawa dan kemudian menatap Lily dengan tatapan bahwa dia tahu Lily telah melakukan kesalahan.

"Lily.." panggil Thonas menatap Lily sehingga membuat Lily cemberut seakan-akan dia sudah tahu apa yang Thomas maksud.

"Kembalikan." Kata Thomas sehingga membuat Lily menuruti kata Thomas,Lily memberikan uang yang baru saja ia rampas dariku ke padaku.

"Sudah kukatakan,jangan suka merampas." Kata Thomas menasehati Lily.

"Aku tidak merampas." Jawab Lily yang berusaha melawan.

"Lalu tadi itu apa?" Tanya Thomas yang berusaha membuat Lily mengakui kesalahannya.

"Aku hanya meminta saja,lagipula dia tidak marah." Tetapi tetap saja Lily tidak mau mengakui kesalahannya.

"Tapi tetap saja,kau ini salah." Kata Thomas yang tak suka melihat Lily masih tidak mau mengakui kesalahannya.

"Sudah,Thomas. Lagipula Lily sudah mengembalikannya kepadaku." Kataku sehingga Thomas pun berhenti bicara.

"Baiklah." Kata Thomas.

Tiba-tiba saja Thomas tertawa terbahak-bahak lagi sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arahku. Sebenarnya apa yang salah denganku?

"Kenapa wajahmu jadi lucu seperti itu?" Tanyanya di sela tawanya.

Oh,benar. Aku baru ingat bahwa aku baru saja memakai kosmetik. Dan ternyata pendapat Thomas sependapat denganku,bahwa wajahku jadi aneh karena aku tidak pandai memakai kosmetik.

Tapi.. dia malah membuatku malu. Aku pun merangkul Lily.

"Tadi,baru saja Lily mengajakku bermain,kemudian dia merias wajahku." Kataku berbohong supaya aku tidak terlihat begitu bodoh di depan Thomas.

"APA?! Riasan wajahku yang sempurna disama-samakan dengan riasan.. " belum selesai celotehan Lily dikatakan,aku meletakkan beberapa lembar uang yang baru saja Lily kembalikan ke tangannya diam-diam.

"Uhm.. bolehkah aku ke toilet?" Kataku dengan tersenyum malu.

***

Aku berdiri di depan westafel,menatap wajahku di cermin sambil membersihkan riasan wajahku. Ugh.. aku benar-benar bodoh,tidak bisa terlihat cantik di depan orang yang kucintai dengan usahaku sendiri. Lagipula kenapa aku susah payah untuk tampil cantik di depan dia?,bukankah dia sudah punya kekasih yang sempurna?

Aku pun selesai membersihkan wajahku. Tanganku bergerak mencari kacamata yang kuletakkan di dekatku. Tapi.. kenapa tidak ada? Padahal sudah kuingat dengan jelas bahwa aku menaruhnya di situ.

"Hey,Liona. Kau mencari ini?" Kata seseorang di belakangku.

Aku menengok ke belakangku. Seorang pria dengan memegang sesuatu ditangannya,terlihat buram karena aku tidak memakai kacamata. Tapi,masih bisa kukenal bahwa pria itu Thomas dengan kacamataku di tangannya.

Aku bergerak mendekati Thomas untuk mengambil kacamataku. Tapi.. Thomas malah berlari menjauh sambil tertawa-tawa. Aku pun mengejar Thomas sampai.. Thomas berhenti di ruang keluarga.

"Thomas! Hentikan,ayo kembalikan padaku." Kataku memohon supaya kacamataku dikembalikan kepadaku.

Aku berjalan mendekati Thomas,tapi Thomas masih diam dan samar-samar kulihat pipinya memerah. Karena kupikir Thomas akan lari tiba-tiba.. jadi hap! Aku berhasil menangkap kacamataku,tapi.. bruk! Aku juga berhasil menabraknya sampai Thomas terjatuh dan aku menimpa tubuhnya.

Aku mencium bau wangi beraroma khas dari tubuh Thomas yang benar-benar membuatku nyaman. Oh,tidak! Pipiku memerah,aku pun menghindar dari tubuh Thomas. Dan berdiri sambil memakai kacamataku.

Pandanganku sudah membaik karena aku telah memakai kacamataku. Aku menatap Thomas yang masih saja diam terbaring dilantai. Aku merasa sesuatu buruk terjadi,aku pun duduk di dekat Thomas.

"Thomas.. Thomas!" Aku memanggil Thomas sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.

Tapi tidak ada respon sama sekali dari Tomas,entah kenapa tiba-tiba aku jadi mengingat mimpi buruk itu.

To be continued.

Thanks for read. Hope you like it.
Don't be a silent reader,so.. please vote or comment or both.
And don't forget to read the next.

My First And Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang