30. Basket Ball.

1.8K 91 0
                                    

Berhari-hari aku selalu datang ke rumah Thomas di setiap sore hari untuk mengajari Thomas. Semakin hari ke hari, aku jadi merasa sangat dekat dengan keluarga Harries. Tinggal tunggu saja,aku akan menjadi salah satu bagian keluarga,sebagai istri Thomas,itulah yang kuimpikan.

***

Seperti biasa, di saat jam istirahat di sekolah. Aku memandangi Thomas yang sedang bermain bola basket di lapangan sekolah. Beberapa menit pun berlalu, Thomas telah selesai bermain bola basket. Dia berjalan mendekatiku dengan senyuman manisnya walaupun keringatnya membanjirinya.

"Liona, kau dari tadi sedang memandangiku kan?" tanyanya sambil mengedipkan satu matanya kepadaku.

Sial,dia membuat pipiku memerah. Aku pun menundukkan wajahku karena tidak ingin Thomas mengetahuinya.

"Ugh.. ,tidak. Aku tidak berniat seperti itu." kataku berbohong.

Tangan Thomas menyentuh daguku,membenarkan posisi kepalaku yang menunduk menjadi lurus tepat di dekat wajah Thomas yang berada di depanku.

"Lalu,apa alasan kau berada di sini?" tanya Thomas yang masih tersenyum dengan senyuman manisnya itu.

"A-ak-aku.. aku hanya.. aku senang melihat bola basket karena sepertinya terlihat menyenangkan melihat cara memantulkannya dan memasukkannya ke ring." jawabku dengan senyuman palsu karena merasa sangat malu jika Thomas tahu kenyataannya,ya benar.. aku berbohong.

Aku benar-benar bodoh. Lagipula siapa yang tertarik dengan bola basket? bola basket menyenangkan? Tidak,aku hanya tertarik pada pemainnya, Thomas.

"Benarkah? Apakah kau bisa bermain bola basket?" tanya Thomas.

"Uhmm.. tidak. Aku belum pernah mencobanya." jawabku.

"Kalau begitu,mau kuajari?" tawar Thomas kepadaku, dan aku hanya menjawabnya dengan anggukan kecil,

Thomas pun menggandengku menuju ke tengah-tengah lapangan,mengajariku dengan sangat baik. Dan tak lama,dalam hitungan beberapa menit Thomas mengajariku bermain bola basket,aku cepat menanggapinya. Menurutku ini tidak terlalu sulit,lumayan mudah.

"Bagaimana? sudah bisa?" tanya Thomas.

"Sudah. Terimakasih,Thomas." jawabku tersenyum.

"Kalau begitu,bagaimana kalau kita bertanding?" ajak Thomas juga tersenyum.

...

Aku pun bertanding dengan Thomas.

Skor kami sama,dan salah satu dari kami harus mencetak satu skor lagi untuk menjadi pemenangnya. Dan keberuntungan sedang berpihak kepadaku,aku mendapatkan bolanya. Aku pun segera memposisikan tubuhku,melakukan kuda-kuda untuk memasukan bolanya. Tapi.. tep! Thomas memelukku dari belakang.

"Tolong,jangan lakukan itu. Aku mengaku kalah." kata Thomas sambil tersenyum.

Aku tidak bisa bergerak karena Thomas memelukku seperti ini,rasanya tubuhku telah terkunci.

"Hey,Thomas. Sedang apa kau? sudah berani berpacaran di tempat umum?" kata seorang pria yang berjalan mendekatiku dan Thomas.

Dilihat dari tatapannya,gayanya. Mudah dibaca bahwa pria ini adalah seorang bad boy. Dia bernama Albert Giovani,sahabatnya Thomas. Dia digemari banyak gadis, termasuk Reyna. Tapi aku tak begitu tertarik dengannya.

To be continued.

Thanks for read. Hope you like it.

Please vote or comment or both.

And don't forget to read the next.

My First And Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang